Menjelang pembukaan pusat perbelanjaan 15 Juni dan temuan kasus positif di pasar tradisional, Perumda Pasar Jaya terapkan aturan ganjil genap operasional kios dan perketat protokol kesehatan mencegah persebaran Covid-19.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan Umum Daerah Pasar Jaya menyampaikan data bahwa dari hasil tes Covid-19 di lingkungan pasar di bawah pengelolaan Pasar Jaya, Mei-Juni 2020, sebanyak 52 pedagang pasar dinyatakan positif Covid-19. BUMD Pemprov DKI Jakarta tersebut menegaskan, segera memberlakukan protokol kesehatan ketat di pasar-pasar, salah satunya aturan ganjil genap di pasar.
Arief Nasrudin, Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Kamis (11/6/2020), dalam konferensi pers daring menjelaskan, pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pasar tradisional khususnya pasar pangan tetap beroperasi sehingga berpotensi menjadi tempat persebaran Covid-19. Untuk itu, sejumlah mitigasi dan penerapan protokol kesehatan ketat diberlakukan di pasar-pasar.
Temuan kasus positif di pasar, lanjut Arief, terjadi pada bulan puasa 2020, saat PSBB kedua, di Pasar Induk Kramat Jati. Ada pedagang dari luar Jakarta yang positif Covid-19. Dari sana tim puskesmas datang ke pasar induk untuk melakukan tes cepat dan tes usap. Ada sekitar 100 orang termasuk di dalamnya karyawan Pasar Jaya yang ikut dites.
”Ada satu pedagang yang positif dan langsung isolasi mandiri,” jelas Arief.
Dari temuan itu, pada 3 Mei sampai 10 Juni 2020, Perumda Pasar Jaya melakukan tes cepat kepada para pedagang di 19 pasar. Dari tes itu, sebanyak 1.418 pedagang menjalani tes. Pedagang yang menjalani tes pada 10 Juni lalu masih menunggu hasil. Dari tes-tes sebelumnya didapati 52 orang positif.
”Dari tes usap di pasar, harapan kita ketika ditemukan, aksi yang kita lakukan pertama adalah mau tidak mau kalau ada yang terindikasi positif, pasar itu ditutup tiga hari untuk dilakukan penyemprotan dan sterilisasi. Kalau satu hari saja ditutupnya, takut virusnya tidak mati, jadi kita sterilisasi tiga hari dengan menutup pasar, setelah itu baru beroperasi lagi,” jelas Arief.
Angka dari Pasar Jaya itu sedikit berbeda dengan angka temuan yang dicatat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi). Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi DPP Ikappi Reynaldi Sarijowan menjelaskan, menurut catatan Ikappi, di pasar-pasar di DKI Jakarta ada 51 pedagang positif.
Di Pasar Perumnas, Klender, 20 pedagang positif; Pasar Mester, Jatinegara, satu orang positif; Pasar Serdang, Kemayoran, 9 orang positif; Pasar Kedip, Kebayoran Lama, 2 orang positif; Pasar Rawa Kerbau, Cempaka Putih, 14 orang positif; dan Pasar Induk Kramat Jati 5 pedagang positif.
Menurut Reynaldi, sejak awal sudah ada penerapan protokol kesehatan kepada para pedagang dan pengunjung. Namun, Ikappi menilai sosialisasi oleh Pasar Jaya kurang. Banyak pedagang juga pengunjung tidak menggunakan masker.
”Supaya pedagang patuh, harusnya ada sosialisasi dan komunikasi secara intensif. Ajak para pedagang berbicara, sampaikan maksud dan aturan yang akan terapkan terkait Covid-19,” jelas Reynaldi.
Sementara Arief menjelaskan, selama PSBB, pihak Pasar Jaya sudah berupaya menekan persebaran dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Protokolnya adalah menyiapkan bilik untuk disinfektan, penyemprotan badan, operasi masker, pembagian masker kepada pedagang-pedagang pasar, melakukan pengetatan pintu untuk mengurangi pintu masuk ke pasar, menyiapkan hand sanitizer, dan pengecekan suhu tubuh.
”Kita juga melakukan penyemprotan di area pasar dua pekan sekali,” jelas Arief.
Ganjil-genap
Dengan temuan 52 orang positif, mulai 15 Juni 2020 Pasar Jaya memberlakukan aturan lebih ketat lagi, yaitu aturan ganjil genap di 150 pasar di bawah pengelolaan Perumda Pasar Jaya.
”Per 15 Juni nanti, pasar-pasar di lingkungan Pasar Jaya beroperasi dengan sistem ganjil genap. Saat kalender ganjil, kios nomor ganjil yang buka. Saat kalender genap, kios dengan nomor genap yang buka,” jelas Arief.
Per 15 Juni nanti, pasar-pasar di lingkungan Pasar Jaya beroperasi dengan sistem ganjil genap. Saat kalender ganjil, kios nomor ganjil yang buka. Saat kalender genap, kios dengan nomor genap yang buka.
Aturan berikutnya yang mesti dipatuhi, ujar Arief, adalah pedagang menggunakan pelindung wajah sehingga saat berinteraksi dengan pembeli dia juga merasa aman dan nyaman. Dipastikan juga pengunjung menggunakan masker. Yang tidak menggunakan masker tidak boleh masuk pasar.
Pasar Jaya juga akan mengatur aliran pengunjung di dalam pasar. Koridor di dalam pasar akan dibuat searah. Untuk koridor yang lebar bisa saja dibuat dua arah. Tanda-tanda dengan stiker dan tanda panah untuk aliran pengunjung akan dibuat di lantai. Selain itu, juga akan ada pengaturan pintu masuk dan pintu keluar pasar.
Lainnya adalah memperbanyak tempat cuci tangan supaya pedagang dan pembeli bisa sering-sering mencuci tangan, serta melakukan pembersihan di titik-titik yang sering menjadi titik kumpul. ”Hal ini kami sosialisasikan kepada para pengunjung pasar dan pedagang pasar, jalankan secara disiplin protokol Covid-19 yang sudah kami buat,” jelas Arief.