JAKARTA, KOMPAS- Persoalan bau di Kali Sentiong, Jakarta semakin serius ditangani. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memaksimalkan fungsi Kali Item yang menghubungkan Kali Sentiong dengan Kali Sunter. Pemerintah berupaya menggerakkan aliran di kali sepanjang tiga kilometer itu dengan sejumlah rekayasa agar bau dan endapan lumpur dapat teratasi.
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan rekayasa pengaturan dilakukan dengan membuka pompa air Kali Item yang berada di titik pertemuan Kali Sentiong. Selama ini aliran air Kali Sentiong mengalir terus melintasi sisi Wisma Atlet, Kemayoran. “Rekayasa dilakukan dengan mengalirkan air Kali Sentiong ke Kali Item dilengkapi sistem penyedotan air,” Teguh Hendarwan, Rabu (25/07/2018).
Adapun pompa dioperasikan untuk menghindari kelebihan volume air di Kali Item dengan lebar rata-rata 15 meter, Data Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta tahun 2012 (sebelum dinas ini mekar menjadi dua lembaga). Sementara penyedotan air Kali Item dilakukan di pintu air Honda 1 untuk mempercepat aliran ke Kali Sunter. Pompa yang dimaksud bersebelahan dengan Jalan Sunter Kemayoran.
Terkait ini, Pemprov DKI mengerahkan empat unit mobil pompa dengan kapasitas masing-masing 200 liter per detik, dimulai pada pukul 13.00 kemarin. Hingga pukul 16.00, pengurangan tinggi Kali Item baru terjadi sekitar tiga sentimeter. “Tahap ini adalah uji coba. Bila hasilnya positif, kami akan lakukan terus sebagai langkah pembersihan air sungai,” ujar Teguh.
Rekayasa ini melengkapi upaya serupa dengan memasang empat aerator dan satu mesin nano bubble di Kali Item. Fungsi kedua mesin ini sebagai penyaring bakteri di dalam kali dengan memasukkan oksigen di dalamnya. Melalui upaya ini, Teguh mengharapkan bakteri penyebab bau dapat terurai. Namun sampai Rabu kemarin, baru tidak sedap menyengat hidung.
Limbah domestik
Meskipun ada peningkatan fungsi Kali Item, sepanjang pengamatan Kompas, kali itu menjadi saluran pembuangan limbah domestik warga setempat. Silvi (37), salah satu warga di sekitar Kali Item mengatakan terbiasa dengan aroma yang ada di kali tersebut. Ia senang dengan langkah pemerintah memaksimalkan fungsi kali itu, namun tidak yakin target mengurangi baru dan sedimen bisa berhasil. Sebab selama ini banyak warga sering membuang limbah rumah tangga ke kali itu. “Kami selama ini sering buang sampah ke sana karena tempat sampah selalu penuh,” kata Silvi.
Tidak hanya limbah domestik, di sepanjang bantaran Kali Item terdapat 150 industri rumah tangga yang juga membuang limbah ke sana. Hal ini disampaikan Mudarisin, Kepala Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Dinas Lingkungan Hidup DKI.
Pusat turun tangan
Tidak hanya Pemprov DKI, pemerintah pusat ikut membantu mengatasi persoalan bau di Kali Sentiong dan Kali Item. Jarot Widyoko, Direktur Sungai dan Pantai, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA), Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjelaskan penanganan air di Kali Sentiong sudah dilakukan sejak satu bulan lalu.
Dirjen SDA menggelontorkan air dari Bendung Katulampa, Bogor, Jawa Barat sebesar lima meter kubik per detik. Namun, per 25 Juli 2018 debit air Bendung Katulampa berkurang menjadi 2 meter kubik per detik. Sehingga volume air tidak cukup untuk menggelontor. "Air tidak cukup," ujar Jarot.