Kita tetap bangsa yang penuh dengan solidaritas dan kasih terhadap sesama. Korban musibah dan bencana tidak sendirian. Mereka mendapatkan uluran tangan dari saudara sebangsa.
Oleh
Redaksi
·3 menit baca
Luar biasa apa yang kita hadapi hari-hari ini, berlawanan dengan yang kita doakan menjelang Tahun Baru. Alih-alih keadaan lebih baik, justru kita menghadapi aneka bencana.
Ada pesawat jatuh, banjir, tanah longsor, dan bencana hidrometeorologis lain, serta erupsi gunung berapi. Semua terjadi justru saat kita sedang berjuang menanggulangi wabah virus korona. Terkait keadaan sulit ini, kita mohonkan kekuatan dan ketabahan kepada Yang Mahakuasa agar kita mampu menghadapi semua musibah dan bencana itu. Tentu saja sambil kita berpikir dan merenungkan apa pesan yang dikandung dalam setiap bencana dan musibah yang terjadi.
Hal lain yang membesarkan hati dan amat kita hargai adalah solidaritas sesama warga dan elemen bangsa dalam menghadapi saat berat ini. Sukarelawan sigap mengorganisasi bantuan, TNI dan Polri turun tangan mengerahkan aset dan personel, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta badan lain, seperti Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), sigap memberikan pertolongan. Semua itu mengharukan dan membesarkan hati.
Kita tetap bangsa yang penuh dengan solidaritas dan kasih terhadap sesama. Korban musibah dan bencana tidak sendirian. Mereka mendapatkan uluran tangan dari saudara sebangsa dan otoritas yang bertanggung jawab meski kita tak bisa menggantikan derita mereka saat musibah terjadi. Semoga korban tanah longsor dan banjir di Sumedang, Manado, serta sejumlah kota dan kabupaten di Kalimantan Selatan; korban gempa di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat; korban erupsi Gunung Merapi, Sinabung, dan Semeru; serta korban musibah pesawat Sriwijaya Air SJ-182 terus berbesar hati.
Kita ingin memetik hikmah serta pesan dari musibah dan bencana yang terjadi agar masa sulit ini dapat kita lalui dengan baik. Dampak bencana di masa depan bisa kita minimalkan.
Tentang transportasi penerbangan, ataupun darat dan laut, kita perlu cek perawatan aset lebih saksama setelah pesawat serta sarana/prasarana lain menurun operasionalnya selama pandemi. Kita mendapat pesan, produk mekanik membutuhkan inspeksi lebih saksama manakala lama tak dipakai.
Untuk potensi bencana hidrometeorologis, sebagai bangsa pembelajar, kita semestinya paham akan karakteristik cuaca di masa akhir dan awal tahun. Cuaca buruk dan bahaya. Berbagai langkah proaktif perlu diambil, termasuk mitigasi bencana, agar dampaknya minimal. Demikian pula untuk mengantisipasi gempa bumi dan juga erupsi gunung berapi.
Kita mengetahui ada bencana yang potensi dampaknya bisa kita kendalikan, tetapi ada juga bencana yang memang dahsyat di luar kendali kita. Seburuk apa pun, kesiagaan dan antisipasi, serta aksi mitigasi yang tepat, akan lebih mengurangi potensi dampak. Tidak kalah penting, terus menjaga relasi harmonis dengan alam diyakini bisa mengurangi risiko. Kita sering mendengar banjir dan tanah longsor makin parah ketika kita merusak wilayah hulu di kawasan pegunungan.
Semoga di tengah pandemi yang belum bisa ditanggulangi kita terus diberkati dengan ketabahan, pikiran terang, dan persatuan untuk menghadapi semua bencana yang terjadi.