Lima korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 kembali teridentifikasi. Pencarian dan penyelamatan di perairan Kepulauan Seribu juga berlanjut hingga tiga hari ke depan.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim Disaster Victim Identification Polri atau DVI kembali mengidentifikasi lima jenazah korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 pada Senin (18/1/2021). Kelima jenazah korban itu ialah Didik Gunardi (49), Athar Rizki Riawan (8), Gita Lestari (36), Fathima Ashalina (2), dan Rahmania Ekananda (39).
Dengan demikian, sudah ada 34 korban yang teridentifikasi. Dari jumlah itu, 23 jenazah sudah diserahkan kepada keluarga. Kepala Laboratorium DNA Pusat Kedokteran Kesehatan Polri Komisaris Besar Ratna di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, menyampaikan bahwa identifikasi berlangsung dengan membandingkan DNA para korban dengan DNA keluarga.
”Didik teridentifikasi dari DNA anak kandung, Athar teridentifikasi dari DNA ayah kandung, Gita teridentifikasi dari DNA anak kandung, Fathima teridentifikasi dari DNA ayah kandung, dan Rahmania teridentifikasi dari DNA ibu kandung,” kata Ratna.
Hingga Senin malam tim DVI sudah menerima dan memeriksa 308 kantong jenazah dan 168 kantong properti para korban. Pusat Indonesia Automatic Fingerprint Identification System atau Pusinafis akan menggunakan rekaman kamera pemantau atau CCTV bandara untuk identifikasi korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182. Rekaman sebelum penumpang naik pesawat itu diharapkan membantu proses identifikasi korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Rusdi Hartono menambahkan, Tim DVI akan bekerja hingga tiga hari ke depan sesuai perpanjangan pencarian dan penyelamatan Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu. ”Pencarian dan penyelamatan diperpanjang sehingga kegiatan DVI mengikuti hal tersebut,” ujarnya.
Pencarian dan penyelamatan diperpanjang tiga hari hingga 21 Januari. Kepala Basarnas Marsekal Madya (Purn) Bagus Puruhito di Dermaga JICT Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, menuturkan tim SAR fokus menemukan jejak korban sehigga memudahkan proses identifikasi.
”Semakin banyak (temuan itu), akan memudahkan tim DVI mengidentifikasikan korban,” ucap Puruhito. Tim SAR pada pencarian hari ke-10 mengevakuasi dua kantong jenazah dan dua kantong serpihan kecil pesawat. Adapun operasi terkendala cuaca buruk.
Tim penyelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air TNI Angkatan Laut menemukan kepingan kecil diduga bagian pelindung perekam suara kokpit. Kadislambair Armada Satu Kolonel Laut (T) Wahyudin Arif menyebutkan, kepingan kecil itu ditemukan di koordinat yang dekat dengan lokasi penemuan flight data recorder (FDR). ”Tim penyelam telah menandai lokasi temuan guna pencarian lebih lanjut,” katanya.
Sampai saat ini PT Jasa Raharja (Persero) telah menyantuni 25 ahli waris korban yang sudah teridentifikasi. Santunan untuk ahli waris korban lainnya tengah berproses.
Direktur Manajemen Risiko dan Teknologi Informasi Jasa Raharja M Wahyu Wibowo mengatakan, pada prinsipnya ahli waris korban yang tidak teridentifikasi akan mendapatkan santunan.
”Prinsipnya dapat. Nanti kami mencari cara agar korban mendapatkan dokumen, misalnya manifes penumpang ketika nanti dinyatakan tidak ketemu, tidak teridentifikasi, atau dinyatakan hilang,” katanya.