Arab Saudi Dilanda Cuaca Panas Ekstrem, Jemaah Haji Diingatkan Banyak Minum Air
Cuaca panas di Arab Saudi saat penyelenggaraan ibadah haji pada Juni 2022 diprediksi di atas 50 derajat celsius. Jemaah diingatkan banyak minum air untuk mencegah dehidrasi akibat cuaca panas ekstrem.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Suhu udara di Arab Saudi pada ibadah haji 2022 diperkirakan lebih tinggi dibanding tahun 2019. Kementerian Kesehatan mengingatkan jemaah haji Indonesia banyak minum air untuk mencegah dehidrasi akibat cuaca panas ekstrem.
Jemaah haji juga diminta mengurangi aktivitas di luar ruangan. Cuaca panas di Arab Saudi saat penyelenggaraan ibadah haji pada Juni 2022 diprediksi di atas 50 derajat celsius.
”Saya mengimbau PPIH (petugas penyelenggara ibadah haji) untuk mewaspadai perubahan cuaca ekstrem di Arab Saudi yang diperkirakan terjadi pada Juni-Juli. Suhunya akan lebih panas daripada kondisi biasa. Oleh karena itu, terus edukasi dan mengingatkan jemaah untuk banyak minum agar tidak dehidrasi,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Kunta Wibawa saat melepas PPIH Arab Saudi bidang kesehatan di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (31/5/2022).
Kemenkes akan memberangkatkan 776 PPIH dalam tiga gelombang. PPIH diminta mendampingi, mengedukasi, dan memantau kondisi kesehatan jemaah sehingga dapat mengurangi risiko kematian.
Menurut Kunta, angka kematian jemaah haji Indonesia di Arab Saudi dalam 15 tahun terakhir masih sangat tinggi. Sebanyak 300-400 orang meninggal per tahun dari kuota jemaah sekitar 221.000 orang per tahun.
“Saya berharap, selain memberikan layanan kuratif, PPIH juga terus melakukan upaya preventif dan promotif agar kesehatan jemaah terjaga dengan baik,” ucapnya.
Di tengah pandemi Covid-19, penyelenggaraan ibadah haji wajib menerapkan protokol kesehatan. PPIH diharapkan menjadi pionir dan memberikan contoh kepada jemaah dalam menerapkan prokes.
Kemenkes akan memberangkatkan 776 PPIH dalam tiga gelombang. PPIH diminta mendampingi, mengedukasi, dan memantau kondisi kesehatan jemaah sehingga dapat mengurangi risiko kematian
Kunta berpesan kepada PPIH untuk bertugas secara profesional dan amanah. ”Saudara-saudara adalah petugas, bukan jemaah haji,” katanya.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Budi Sylvana mengatakan, tim PPIH akan bertugas untuk mengisi 296 titik pelayanan kesehatan di Arab Saudi. Petugas yang diberangkatkan terdiri dari dokter, dokter spesialis, dokter bidang gizi, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya.
Dokter spesialis terdiri dari 10 spesialiasi berbeda, yaitu penyakit dalam, jantung dan pembuluh darah, paru, jiwa, dan rehabilitasi medis. Selain itu ada juga spesialis saraf, mikrobiologi klinik, bedah, ortopedi, dan emergency medis.
”Tenaga kesehatan tersebut akan diberangkatkan melalui 13 embarkasi, yaitu Aceh, Medan, Padang, Batam, Palembang, Jakarta, Bekasi, Solo, Surabaya, Makassar, Balikpapan, Banjarmasin, dan Lombok,” katanya.
Budi juga mengingatkan jemaah mewaspadai dampak dehidrasi saat mengikuti ibadah haji. Apalagi, jemaah sering tidak menyadari mengalami dehidrasi karena tidak berkeringat akibat kelembapan udara rendah.
“Cuaca harian di sana (Arab Saudi) 42-45 derajat celsius. Namun, saat musim panas nanti bisa mencapai lebih dari 50 derajat celsius. Aktivitas luar ruangan yang tidak penting harus dikurangi,” ucapnya.