Data Program Bulan Imunisasi Anak Nasional Terintegrasi dengan Peduli Lindungi
Dalam Program Bulan Imunisasi Anak Nasional 2022, pemerintah menambah jumlah imunisasi wajib dari 11 menjadi 14 vaksin. Data imunisasi juga akan masuk ke aplikasi Peduli Lindungi untuk memudahkan pengarsipan.
Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Kesehatan mulai menggelar Bulan Imunisasi Anak Nasional secara serentak selama satu bulan yang pencanangannya digelar di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Selain menambah jumlah vaksin untuk imunisasi wajib, seluruh data dari program ini juga akan dimasukkan ke dalam aplikasi Peduli Lindungi.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengemukakan, imunisasi sangat penting diberikan kepada anak-anak karena dapat melindungi dan membentuk imunitas saat tumbuh dewasa. Di sisi lain, biaya imunisasi cenderung lebih murah dibandingkan harus merawat atau mengobati saat anak tersebut terserang penyakit.
”Biaya imunisasi untuk dua kali suntik tidak lebih dari Rp 200.000. Sementara apabila terkena penyakit, biaya yang dikeluarkan bisa mencapai jutaan bahkan puluhan juta saat masuk ruang ICU,” ujarnya dalam acara pencanangan bulan imunisasi anak nasional di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau (Kepri), yang diikuti secara daring, Rabu (18/5/2022).
Kemenkes mendapat mandat langsung dari presiden untuk melakukan reformasi di sektor kesehatan. Reformasi ini terutama terkait layanan primer untuk meningkatkan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif). Imunisasi merupakan salah satu program promotif dan preventif ini.
Biaya imunisasi untuk dua kali suntik tidak lebih dari Rp 200.000. Sementara apabila terkena penyakit, biaya yang dikeluarkan bisa mencapai jutaan bahkan puluhan juta saat masuk ruang ICU.
Menurut Budi, terdapat tiga upaya pembaruan terkait imunisasi bagi anak yang dilakukan Kemenkes. Pertama, menambah jumlah vaksin imunisasi wajib dari 11 vaksin menjadi 14 vaksin. Ketiga vaksin baru itu adalah vaksin untuk rotavirus penyebab diare, pneumonia, dan vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks.
Pemberian vaksin antidiare dan pneumonia sangat penting diberikan karena mayoritas anak-anak Indonesia menderita dua penyakit ini. Sementara untuk mencegah kanker serviks pada wanita dewasa, maka perlu memberikan vaksin HPV bagi anak perempuan.
Upaya pembaruan kedua yang dilakukan Kemenkes, yaitu mengelola data imunisasi program ini seperti saat penanganan Covid-19. Jadi, semua data imunisasi akan masuk dan terdata di aplikasi Peduli Lindungi. Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses penyimpanan dan pencarian data vaksin, baik bagi orangtua maupun anak di masa depan.
”Terkadang saat berada di luar negeri akan ditanyakan status kelengkapan vaksin anak. Orangtua yang tidak disiplin menyimpan data akan susah dalam proses pencarian. Jadi, aplikasi ini akan diberikan ke semua puskesmas sehingga data juga akan terangkum dinas kesehatan setempat,” ucapnya.
Sementara upaya pembaruan ketiga adalah mengubah proses vaksinasi dari cara konvensional menjadi lebih modern berbasis teknologi digital. Dengan cara ini, para petugas akan lebih mudah mengetahui target peserta imunisasi beserta cakupannya.
”Ke depan, mungkin bisa juga diintegrasikan ke Google Earth atau maps. Jadi, pemerintah daerah bisa melihat dan mengetahui rumah yang belum melakukan vaksinasi. Pada akhirnya dukungan teknologi akan memudahkan kita memperluas cakupan vaksinasi,” katanya.
Selain itu, Budi menyebut bahwa kesuksesan Program Bulan Imunisasi Anak Nasional ini tetap butuh dukungan dan peran orangtua, baik ibu maupun ayah. Upaya sosialisasi juga bisa dilakukan dengan dukungan dari organisasi, seperti Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
Dua tahap
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah Tahun 2022 diselenggarakan secara serentak selama satu bulan. Diharapkan acara ini dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman seluruh masyarakat terkait pentingnya imunisasi guna mencapai target eliminasi campak rubella, polio, dan penyakit lainnya.
Bulan Imunisasi Anak Nasional diselenggarakan dalam dua tahap. Tahap pertama diselenggarakan pada Mei 2022 meliputi seluruh provinsi di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Sementara tahap kedua dilaksanakan pada Agustus 2022 di Jawa dan Bali.
Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad mengatakan, semua kabupaten/kota di Kepri secara serentak melaksanakan imunisasi dengan sasaran 24.461 anak. Penetapan Kepri sebagai daerah pencanangan Bulan Imunisasi Anak Nasional juga diyakini akan memacu semua pihak untuk mencapai target imunisasi anak yang telah ditetapkan.
”Imunisasi ini menyangkut warna dan masa depan anak-anak Indonesia. Apabila hari ini kesehatan anak-anak baik, ke depan juga akan mendukung kualitas sumber daya manusia kita,” ujarnya.