Sumut siaga pada penyebaran hepatitis akut pada anak. Dinkes Sumut sudah berkoordinasi dengan rumah sakit dan dinas kesehatan di kabupaten/kota untuk meningkatkan kewaspadaan.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Sumatera Utara siaga terhadap penyebaran hepatitis akut pada anak. Dinas Kesehatan Sumut sudah berkoordinasi dengan rumah sakit dan dinas kesehatan di kabupaten/kota agar meningkatkan kewaspadaan pada hepatitis akut. Kendala yang dihadapi adalah pengujian sampel yang memakan waktu lama karena masih harus dikirim ke Jakarta.
”Kami berkoordinasi dengan sejumlah rumah sakit rujukan, dinas kesehatan kabupaten/kota, dan Ikatan Dokter Anak Indonesia agar bisa melakukan penapisan dan penanganan yang tepat pada setiap kasus dugaan hepatitis akut pada anak,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sumut Syarifah Zakia, Kamis (5/5/2022).
Syarifah mengatakan, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi memberikan perhatian khusus untuk meningkatkan kesiapan dalam penanggulangan hepatitis akut pada anak ini. Salah satu yang sedang disiapkan adalah peningkatan upaya penapisan. Saat ini belum ada laboratorium di Sumut yang bisa melakukan uji hepatitis akut ini.
Jika ditemukan dugaan kasus di Sumut, sampel pun masih harus dikirim ke Laboratorium Rumah Sakit Penyakit Infeksi Profesor Dr Sulianti Saroso atau ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Pengujiannya pun bisa memakan waktu sampai 14 hari.
”Meski demikian, penanganan maksimal akan dilakukan setiap ditemukan dugaan kasus hepatitis akut pada anak tanpa harus menunggu hasil laboratorium,” kata Syarifah.
Peringatan tentang hepatitis akut pada anak diumumkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak 15 April 2022. Sejak kasus pertama dilaporkan di Inggris pada 5 April 2022, sudah lebih dari 200 kasus yang dilaporkan oleh 20 negara, termasuk Indonesia.
Tiga anak di Jakarta meninggal dengan dugaan hepatitis akut misterius ini. Disebut misterius karena hepatitis ini tidak terkait dengan virus hepatitis A, B, C, D, dan E (Kompas, 4 Mei 2022).
Syarifah pun meminta masyarakat juga meningkatkan kewaspadaan, tetapi tetap tenang. ”Protokol kesehatan paling utama untuk pencegahan penyebaran hepatitis adalah dengan cuci tangan dengan benar sebelum makan, makanan dan minuman harus betul-betul matang, dan tidak bertukar alat makan,” kata Syarifah.
Gejala hepatitis akut ini, yakni mual, muntah, diare, urine pekat, tinja pucat, serta kulit dan mata berwarna kuning (sakit kuning). Jika mengalami gejala ini, harus segera dibawa ke rumah sakit rujukan.
Rumah sakit siaga
Sejumlah rumah sakit pun juga melakukan upaya khusus untuk menanggulangi hepatitis akut pada anak ini. Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik menyatakan telah menyiapkan fasilitas, dokter spesialis, tenaga kesehatan lainnya, dan laboratorium untuk penanganan hepatitis akut ini.
”Secara umum kami siap menangani pasien hepatitis akut pada anak. Kami siap melakukan diagnosis hingga terapinya. Penanganannya sama seperti hepatitis biasa,” kata Kepala Subbagian Hukum, Organisasi, dan Humas RSUP H Adam Malik Rosario Dorothy Simanjuntak.
Rosario mengatakan, rumah sakit akan melakukan pemeriksaan semua jenis hepatitis jika menangani pasien dengan dugaan hepatitis. Jika hasil pemeriksaan semua negatif, tetapi mengalami peradangan hati dan gejala hepatitis lainnya, akan dikategorikan sebagai hepatitis akut ini.
Secara umum kami siap menangani pasien hepatitis akut pada anak. Kami siap melakukan diagnosis hingga terapinya. Penanganannya sama seperti hepatitis biasa. (Rosario Dorothy Simanjuntak)
Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara Gema Nazri Yanni mengatakan, mereka menyiapkan tenaga kesehatan mulai dari instalasi gawat darurat, ruang isolasi, dan laboratorium terpadu untuk menangani kemungkinan penyebaran hepatitis akut anak di Sumut.
”Kami pun tetap berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Sumut dan Dinas Kesehatan Medan jika ditemukan dugaan kasus hepatitis akut pada anak,” kata Gema.
Gema pun meminta orangtua meningkatkan kewaspadaan jika menemukan gejala hepatitis. Jika menemukan gejala tersebut harus langsung dibawa ke fasilitas layanan kesehatan sejak dini agar bisa langsung mendapat penanganan.