Kabupaten dan Kota yang Sehat Akan Ciptakan Negara dan Bangsa yang Sehat
Semua kepala daerah mesti memiliki visi menciptakan kabupaten dan kota sehat yang akan menyejahterakan warga. Kabupaten dan kota yang sehat tersebut pada akhirnya akan mendorong terciptanya negara dan bangsa yang sehat.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Kabupaten dan kota yang sehat, nyaman, serta aman akan menyejahterakan warganya. Oleh karena itu, visi untuk menciptakan kabupaten dan kota yang sehat adalah sebuah visi besar yang mesti dimiliki dan direalisasikan oleh seluruh pemimpin daerah. Pada gilirannya, kabupaten dan kota yang sehat tersebut akan mendorong terciptanya negara dan bangsa yang sehat.
Secara global, semakin banyak penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan dibandingkan dengan perdesaan karena berbagai kesempatan yang ditawarkan di perkotaan. Di Indonesia, menurut data Badan Pusat Statistik, sebanyak 56,7 persen penduduk tinggal di wilayah perkotaan pada tahun 2020. Angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat menjadi 66,6 persen pada 2035.
Bank Dunia juga memperkirakan sebanyak 220 juta penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan pada 2045. ”Maka membangun kota sehat menjadi keharusan,” kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan secara virtual pada acara Healthy Cities Summit atau Pertemuan Kabupaten/Kota Sehat Indonesia 2022 yang digelar secara hibrida di Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Senin (28/3/2022).
Konsep kota sehat telah diperkenalkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak tahun 1980-an sebagai pendekatan yang komprehensif untuk menciptakan sebuah wilayah dan masyarakat yang sehat serta sejahtera. Hal ini bukan hanya bertumpu pada pembangunan infrastruktur, melainkan juga pada aspek ekonomi, budaya, sosial, dan kemanusiaan.
”Kita pun tidak ingin tertinggal untuk mewujudkan kota sehat melalui Program Kabupaten dan Kota Sehat, yaitu dengan parameter kabupaten dan kota yang bersih, nyaman, aman, dan sehat untuk dihuni warganya. (Hal ini) Sebagaimana pedoman yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri sejak 2005,” kata Wapres Amin.
Kita tidak ingin tertinggal untuk mewujudkan kota sehat melalui Program Kabupaten dan Kota Sehat, yaitu dengan parameter kabupaten dan kota yang bersih, nyaman, aman, dan sehat untuk dihuni warganya.
Namun, menurut Wapres Amin, pihaknya perlu mengingatkan bahwa kota sehat tidak semata-mata didefinisikan oleh status, tapi justru dari kesadaran dan upaya terus-menerus untuk meningkatkan berbagai tatanan kesehatan kota. Hal ini mulai dari kawasan permukiman, sarana dan prasarana umum, tatanan kehidupan masyarakat sehat dan mandiri, ketahanan pangan dan gizi, serta kehidupan sosial yang sehat.
”Artinya, dibutuhkan komitmen dan proses yang berkelanjutan untuk menciptakan dan terus meningkatkan lingkungan fisik dan sosial kota yang memungkinkan warga untuk saling menopang dalam segala aspek kehidupan, serta mengembangkan potensi terbaik mereka. Terlebih saat ini ketika kita sedang menuju pada masa transisi pandemi Covid-19,” kata Wapres Amin.
Menurut Wapres Amin, selama masa pandemi Covid-19 sistem kesehatan diuji dengan beratnya beban penanganan pasien Covid-19. Namun, di sisi lain, semua pihak mendapatkan pelajaran bahwa sistem layanan kesehatan yang kuat dan responsif harus dibangun serta perilaku hidup bersih dan sehat mesti dibiasakan.
Demikian pula dengan konvergensi dan sinergi berbagai program prioritas yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah, di mana kesehatan kota menjadi salah satu faktor penentu. Hal ini seperti percepatan penurunan tengkes; angka kematian ibu, bayi, dan anak; serta prevalensi tuberkulosis. Komitmen dan peranan pemerintah kabupaten dan kota pun menjadi semakin strategis.
Kemitraan pentaheliks
Visi besar pembangunan kabupaten dan kota sehat juga memerlukan dukungan dari multisektor, yaitu kelompok dunia usaha, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, dan media atau yang dikenal dengan kemitraan pentaheliks. Hal ini termasuk sinergi di lingkup internal kabupaten dan kota maupun sinergi antarkabupaten dan kota.
”Saya berharap dengan satu gerakan bersama seluruh target yang terkait dengan pembangunan kesehatan kota dapat dicapai di tingkat wilayah kabupaten dan kota secara mandiri dan berkesinambungan. Saya sangat mengapresiasi pelaksanaan summit kabupaten dan kota sehat Indonesia karena kabupaten dan kota yang sehat, nyaman, dan aman akan menyejahterakan warganya,” kata Wapres Amin.
Wapres Amin berharap para peserta dalam pertemuan dapat saling berbagi pengalaman dan pengetahuan terbaik tentang pembangunan kota sehat. ”Saya menantikan adanya rumusan dan rekomendasi yang dapat diimplementasikan oleh semua pihak, khususnya dalam memasuki tahapan endemi atau pandemi terkendali, yang berorientasi pada pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kota dan kabupaten yang lebih baik dan berkesinambungan,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Bima Arya Sugiarto menuturkan, koordinasi adalah salah satu modal utama dalam menghadapi pandemi Covid-19. ”Modal yang lain adalah kolaborasi. Kita belajar selama dua tahun ini bahwa ternyata kota enggak bisa sendiri, ternyata kabupaten juga enggak bisa sendiri, ternyata kita harus berkolaborasi,” katanya.
Kita belajar selama dua tahun ini bahwa ternyata kota enggak bisa sendiri, ternyata kabupaten juga enggak bisa sendiri, ternyata kita harus berkolaborasi.
Bima Arya menuturkan, pengalaman selama dua tahun ini memberi pelajaran bahwa pemerintah kota dan pemerintah kabupaten ternyata harus membuka diri. Pemerintah kabupaten dan kota harus mendengarkan suara dari kampus, Ikatan Dokter Indonesia, ikatan psikolog, pengusaha, dan sebagainya. ”Saya sangat menikmati, kalau sedang rapat, bagaimana para gubernur kita yang hebat-hebat menyampaikan data-data berdasarkan masukan dari para epidemiolog,” ujarnya.
Summit Kabupaten/Kota Sehat Indonesia 2022 digelar secara hibrida pada 27-30 Maret 2022, di Kota Semarang. Kegiatan ini mengusung tema ”Healthy Cities for All” sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan dan derajat kesehatan masyarakat. Adapun rangkaian kegiatannya berupa seminar, ekspo, acara paralel, serta sesi berbagi. Selain itu juga dilakukan kunjungan ke empat lokus, yaitu Kampung Batik, Semar Cakep, RSUD KRMT Wongsonegoro, dan Kampung Safety Riding yang semuanya berada di wilayah Semarang.
Hadir dalam acara tersebut, antara lain, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Safrizal, Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Anas Ma’ruf, serta 900 lebih perwakilan kementerian dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Adapun Wapres Amin didampingi Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Suprayoga Hadi, dan Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi dan Masykuri Abdillah.