Kematian Berlebih di Indonesia Selama Pandemi Mencapai 736.000 Jiwa
Kematian karena Covid-19 di Indonesia diperkirakan mencapai 736.000 selama dua tahun pandemi, menjadi yang tertinggi keenam di dunia. Jumlah ini 5,1 lebih banyak dari data kematian Covid-19 resmi akhir Desember 2021.
Oleh
AHMAD ARIF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kematian berlebih karena Covid-19 secara global diperkirakan telah mencapai mencapai 18,2 juta hingga akhir 2021 atau lebih dari tiga kali dari catatan resmi. Kematian karena Covid-19 di Indonesia diperkirakan mencapai 736.000, menjadi yang tertinggi keenam di dunia.
Penghitungan kematian berlebih karena Covid-19 ini dipublikasikan di jurnal The Lancet pada Kamis (10/3/2022). Laporan yang sudah mendapat peninjauan sejawat ini memaparkan jumlah kematian sesungguhnya akibat pandemi secara global di 191 negara dan wilayah antara 1 Januari 2020 hingga 31 Desember 2021.
Penulis utama kajian, Haidong Wang, dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) Amerika Serikat mengatakan, ”Jumlah kematian sebenarnya dari pandemi sangat penting untuk pengambilan keputusan kesehatan masyarakat yang efektif.”
Menurut Wang, kelebihan kematian atau excess death dihitung dari perbedaan antara jumlah kematian yang tercatat dari semua penyebab dan jumlah yang diperkirakan berdasarkan tren masa lalu. Ini merupakan ukuran utama dari jumlah kematian sebenarnya dari pandemi.
Studi ini didasarkan pada pemodelan dan proyeksi. Namun, penghitungan kematian berlebih seperti ini bisa memotret dampak lebih nyata dari pandemi.
Studi baru ini memberikan perkiraan pertama tentang kelebihan kematian akibat pandemi di 191 negara dan 252 lokasi subnasional antara 1 Januari 2020 dan 31 Desember 2021, yang sudah ditinjau sejawat.
Data didapatkan dari laporan mingguan atau bulanan tentang kematian dari semua penyebab pada tahun 2021, 2020, dan 11 tahun sebelumnya dari situs pemerintah, World Mortality Database, Human Mortality Database, dan European Statistical Office. Data tersebut kemudian digunakan untuk membuat model sehingga bisa memperkirakan kelebihan kematian akibat pandemi Covid-19.
Analisis menunjukkan bahwa kelebihan kematian global akibat pandemi mencapai 18,2 juta, tiga kali lebih tinggi daripada angka yang dilaporkan resmi pada 31 Desember 2021. Tingkat kematian berlebih diperkirakan mencapai 120 kematian per 100.000 penduduk secara global, dan 21 negara diperkirakan memiliki tingkat lebih dari 300 kematian berlebih per 100.000 penduduk.
Perkiraan tingkat kematian berlebih tertinggi berada di Amerika Latin Andes, mencapai 512 kematian per 100.000 penduduk, Eropa Timur 345 kematian per 100.000, Eropa Tengah 316 kematian per 100.000, Afrika Sub-Sahara Selatan 309 kematian per 100.000, dan Amerika Latin Tengah 274 kematian per 100.000.
Sebaliknya, beberapa negara diperkirakan memiliki kematian lebih sedikit daripada diperkirakan berdasarkan tren kematian pada tahun-tahun sebelumnya, termasuk Eslandia 48 kematian lebih sedikit per 100.000, Australia 38 kematian lebih sedikit per 100.000, dan Singapura 16 kematian lebih sedikit per 100.000.
Indonesia peringkat keenam
Dengan 5,3 juta kematian berlebih, Asia Selatan memiliki perkiraan jumlah kematian berlebih akibat Covid-19 tertinggi, diikuti oleh Afrika Utara dan Timur Tengah 1,7 juta dan Eropa Timur 1,4 juta. Di tingkat negara, perkiraan jumlah kematian berlebih tertinggi terjadi di India mencapai 4,1 juta, AS 1,1 juta, Rusia 1,1 juta, Meksiko 798.000, Brasil 792.000, Indonesia 736.000, dan Pakistan 664.000.
Ketujuh negara ini telah menyumbang lebih dari setengah kematian global yang disebabkan oleh pandemi selama periode 24 bulan. Di antara negara-negara ini, tingkat kematian berlebih tertinggi di Rusia 375 kematian per 100.000. Namun, karema populasinya yang besar, India saja menyumbang sekitar 22 persen dari total kematian global.
Dalam kajian ini bisa diketahui, dalam hal jumlah kematian berlebih, Indonesia berada di peringkat keenam yang tertinggi di dunia. Jumlah kematian berlebih di Indonesia mencapai 5,1 kali lebih banyak dari kematian karena Covid-19 yang dilaporkan di Indonesia pada akhir Desember 2021.
Iqbal Elyazar, epidemiolog yang menjadi Perwakilan IHME di Indonesia, mengatakan, studi ini didasarkan pada pemodelan dan proyeksi. Namun, penghitungan kematian berlebih seperti ini bisa memotret dampak lebih nyata dari pandemi.
Sebelumnya, Iqbal juga telah menghitung kematian berlebih di Jakarta pada periode 10 bulan pertama pandemi, menggunakan data pemakaman yang dilakukan. Ditemukan, selama 2015-2019, rata-rata 26.342 pemakaman terjadi di Jakarta setiap tahun dari Januari hingga Oktober. Selama periode yang sama tahun 2020, ada 42.460 penguburan, atau lebih banyak dari 61 persen dari rata-rata.
Bukti dari sejumlah studi menunjukkan, proporsi signifikan dari kelebihan kematian adalah akibat langsung dari Covid-19. Namun, kematian bisa juga terjadi secara tidak langsung dari penyebab seperti bunuh diri atau kurangnya akses ke perawatan kesehatan dan layanan penting lainnya selama pandemi.