Capaian Vaksinasi Lengkap bagi Warga Lansia Masih Rendah
Setahun berjalan, capaian vaksinasi dosis lengkap pada warga lansia masih 50,53 persen. Cakupan itu perlu diperluas untuk mengurangi risiko keparahan jika terinfeksi Covid-19.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah setahun berjalan, vaksinasi Covid-19 yang menyasar 21,55 juta warga lanjut usia belum tuntas. Di tengah gelombang penularan varian Omicron saat ini, cakupan vaksinasi perlu ditingkatkan untuk mengoptimalkan perlindungan pada kelompok lansia demi menekan risiko keparahan jika terinfeksi SARS-CoV-2.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga Senin (14/6/2022) pukul 18.00, cakupan vaksinasi lansia mencapai 73,94 persen untuk dosis pertama dan 50,53 persen untuk dosis kedua. Cakupan itu lebih rendah dibandingkan vaksinasi primer terhadap tenaga kesehatan dan petugas pelayanan publik yang mencapai 100 persen.
Ketua Umum Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (Pergemi) Prof Siti Setiati mengatakan, warga lansia membutuhkan vaksinasi untuk meningkatkan imunitas tubuh. Apalagi, banyak lansia mempunyai penyakit penyerta atau komorbid sehingga sangat berisiko jika terpapar Covid-19.
”Komorbidnya ada yang dua, tiga, atau lebih, seperti darah tinggi, diabetes, kolesterol, jantung, penyakit paru, dan lainnya. Jadi, warga lansia harus segera divaksin lengkap (dua dosis), termasuk memprioritaskan booster (dosis penguat) untuk mereka,” ujarnya.
Meski telah berjalan selama setahun, vaksinasi terhadap warga lansia belum mencapai target. Salah satu kendalanya adalah persepsi yang meragukan keamanan vaksin. Hal itu menjadi tantangan bagi pemerintah untuk meyakinkan mereka agar mau divaksin.
”Saya yakin semua pihak telah bekerja di lapangan. Ini harus proaktif, didatangi, dan jangan menunggu. Bila perlu pakai sistem door to door,” ucapnya.
Di tengah gelombang Omicron saat ini, kelompok lansia sangat rentan tertular Covid-19. Vaksinasi menjadi faktor penting untuk mencegah timbulnya gejala berat.
”Kalau anak muda terkena Omicron, mungkin banyak yang tidak bergejala atau bergejala ringan. Tetapi, jika mengenai lansia, bisa serius,” ujar Siti, yang juga Ketua Dewan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Cakupan vaksinasi lansia di Tanah Air juga timpang. Capaian dosis lengkap di beberapa provinsi sudah di atas 65 persen, seperti DKI Jakarta 94,78 persen, DI Yogyakarta 74,69 persen, Bali 74,3 persen, dan Kepulauan Riau 68,49 persen. Namun, cakupan di provinsi lainnya, di antaranya Aceh, Sumatera Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua masih di bawah 35 persen.
Percepatan dan pemerataan vaksinasi Covid-19 dibutuhkan untuk memaksimalkan perlindungan menyeluruh terhadap warga lansia. Berdasarkan data Kemenkes pada periode 21 Januari–8 Februari 2022, sekitar 66 persen dari 487 pasien Covid-19 yang meninggal belum divaksin lengkap.
”Pemerintah terus berjuang keras untuk mencegah lebih banyak lagi korban, salah satunya dengan mendorong vaksinasi. Vaksinasi, terutama bagi warga lansia, orang yang memiliki komorbid, dan anak-anak harus dipercepat dan diperluas,” kata Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi melalui keterangan tertulis.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengutarakan, sekitar 60 persen pasien Covid-19 yang masuk unit perawatan intensif (intensive care unit) belum divaksin lengkap. Sementara baru empat provinsi yang vaksinasi lengkap terhadap lansia sudah mencapai 70 persen, yaitu DKI Jakarta, Bali, DI Yogyakarta, dan Kepulauan Riau.
”Mereka amunisinya kuat. Kalau nanti datang Omicron, yang kena (terpapar), insya Allah tidak masuk rumah sakit dan tidak wafat,” katanya di Jakarta, Senin.
Sementara itu, kasus harian Covid-19 yang sempat mencapai 55.209 kasus, Sabtu (12/2/2022), mulai menurun dalam dua hari terakhir. Terdapat penambahan 44.526 kasus dan 36.501 kasus pada Minggu dan Senin.