Satu warga Palembang, Sumatera Selatan, terdeteksi terjangkit Covid-19 varian Omicron. Hal ini bersamaan dengan meningkatnya kasus Covid-19 dalam 15 hari terakhir.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Satu warga Palembang, Sumatera Selatan, terdeteksi terjangkit Covid-19 varian Omicron. Hal ini bersamaan dengan meningkatnya kasus Covid-19 dalam 15 hari terakhir. Beragam langkah antisipasi terus dilakukan, termasuk menambah ketersediaan tempat tidur.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy, Sabtu (5/2/2022). Dia menyatakan, laporan mengenai kasus positif varian Omicron di Sumsel diketahui pada Jumat (4/2/2022) malam. Namun, warga Palembang tersebut terjangkit pada Selasa (11/1/2022). ”Dia yang terjangkit adalah pelaku perjalanan yang baru saja pulang dari Jakarta,” ujarnya.
Membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk mengetahui pasien tersebut terjangkit Omicron atau tidak lantaran ada sejumlah tahapan yang perlu dijalani. ”Saat ini, kondisi orang tersebut telah sembuh,” kata Lesty.
Untuk mencegah penularan lebih luas, pemeriksaan terhadap orang yang berkontak erat pun sudah dilakukan. Dari tujuh orang yang diperiksa, semuanya negatif Covid-19.
Walau Omicron sudah masuk di Sumatera Selatan, Lesty berharap warga tetap tenang dan patuh menjalani protokol kesehatan. Sejak 15 hari terakhir, memang ada tren peningkatan kasus Covid-19 di Sumsel.
Lonjakan kasus
Dari data pada Senin (24/1/2022), jumlah kasus positif Covid-19 di Sumsel sebanyak enam kasus. Per Jumat (4/2/2022), jumlah kasus positif mencapai 116 kasus. Lonjakan kasus secara signifikan itu terlihat dalam dua hari terakhir, dengan kasus per Kamis (3/2/2022) jumlahnya mencapai 112 kasus atau meningkat dibandingkan pada hari sebelumnya, yakni 32 kasus.
”Kami belum tahu varian apa yang menjangkiti orang tersebut. Namun, apa pun jenisnya, kita harus tetap waspada,” kata Lesty.
Di sisi lain, vaksinasi terus dilakukan dari total sasaran di Sumsel sebanyak 7,1 juta orang, 5,7 juta di antaranya sudah menjalani vaksinasi dosis pertama dan 3,3 juta orang sudah menjalani vaksinasi dosis kedua.
”Memang masih timpang, karena itu kami berupaya mempercepat proses vaksinasi,” ujar Lesty. Saat ini, pihaknya tengah fokus untuk memvaksinasi warga lansia dan anak-anak, termasuk memenuhi vaksinasi primer.
Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya menyatakan akan menyiapkan tempat-tempat isolasi untuk mengantisipasi lonjakan kasus. Dari 432 kasus positif Covid-19 yang terjadi dalam 15 hari terakhir, 33 pasien dirawat di rumah sakit, sedangkan empat orang dirawat di Wisma Atlet. ”Sisanya menjalani isolasi mandiri,” katanya.
Menurut dia, varian ini perlu diwaspadai karena lebih mudah menular, hanya saja tingkat kematian dan jumlah kesakitannya lebih rendah dibandingkan varian Delta.
Maka, kalau kasus Covid-19 terus meningkat di provinsi ini, pengaruhnya sangat besar, terutama pada sektor ekonomi. Karena itu, masyarakat diminta mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas. ”Jangan sampai aktivitas terhenti karena kasus yang melonjak,” ujarnya.
Untuk penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), tergantung dari situasi daerah. Saat ini ada empat kabupaten yang menjalani PPKM Level 1, yakni Kabupaten Pali, Empat Lawang, Lubuk Linggau, dan Prabumulih. Sementara 13 daerah menjalani PPKM Level II, yakni Ogan Komering Ulu (OKU), Muara Enim, Lahat, Banyuasin, OKU Timur, Ogan Ilir, Pagar Alam, Musi Rawas Utara, Musi Banyuasin, OKU Selatan, Ogan Komering Ilir, Musi Rawas, dan Palembang.
Jangan sampai aktivitas terhenti karena kasus yang melonjak.
Pakar Mikrobiologi dari RS Pusri Palembang, Yuwono, mengatakan, varian Omicron adalah varian kelima dari Covid-19. Sebelumnya ada varian Beta, Gamma, Alfa, dan Delta. Dari semua varian tersebut, Omicron terbilang yang paling unik karena memiliki titik mutasi lebih dari 30 titik. Berbeda dari Delta yang hanya memiliki tiga titik mutasi.
Dengan demikian, Omicron memiliki karakteristik memiliki daya tular yang lebih tinggi, tetapi dampak yang ditimbulkan tidak separah varian sebelumnya, apalagi Delta. Dia pun memprediksi gelombang Omicron ini tidak akan sepanjang Delta.
Yuwono telah menghitung gelombang Delta yang menyentuh puncaknya pada Agustus 2021, dengan hunian rumah sakit mencapai 100 persen dan baru berakhir pada Desember 2021. Sementara untuk Omicron, yang memang mengalami lonjakan kasus yang besar, tetapi akan lebih cepat turun.
Di sisi lain, Yuwono berharap agar masyarakat segera divaksinasi. Sebab, dengan vaksinasi, warga bisa lebih terlindungi dari dampak yang ditimbulkan sehingga mengurangi risiko kesakitan, bahkan kematian.
”Memang varian Omicron dapat mengurangi efektivitas vaksin, tetapi tidak menghilangkan perlindungan dari vaksin tersebut. Karena itu, vaksinasi masih sangat penting dilakukan saat ini,” katanya.