Kenaikan penularan Covid-19 varian Omicron diprediksi lebih tinggi daripada varian Delta. Selain penguatan layanan kesehatan, anggaran penanganan dampak Omicron disiapkan.
Oleh
TIM KOMPAS
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kenaikan transmisi Covid-19 varian Omicron diprediksi jauh lebih tinggi daripada varian Delta. Kasus Omicron di Indonesia terus bertambah jadi 414 kasus, terutama dari pelaku perjalanan luar negeri. Karena itu, selain langkah antisipasi melalui penguatan kapasitas layanan kesehatan, masyarakat diimbau tak bepergian ke luar negeri.
”Tak terlalu berbahaya tapi kalau kena ramai-ramai berbahaya. Mohon menahan diri tidak keluar negeri. Kalau sampai ke luar negeri, patuhi protokol kesehatan, tujuh hari karantina, jangan minta dispensasi,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam jumpa pers seusai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo, di Jakarta, Senin (10/1/2022).
Omicron menyebar ke 150 negara dan sebagian besar merupakan negara maju. ”Hingga mencapai puncaknya dan lebih tinggi dari gelombang sebelumnya yang disebabkan varian Delta. Itu meningkatkan perawatan di rumah sakit di Amerika Serikat, Australia, dan Eropa,” tambah Luhut.
Tren peningkatan kasus Covid-19 galur Omicron juga terjadi di India, Filipina, dan Jepang. Di Indonesia, tren peningkatan kasus Covid-19 disebabkan pelaku perjalanan luar negeri. Karena itu, pengetatan pintu masuk Indonesia akan dipertahankan demi mencegah penyebaran Omicron.
Di Batam, Kepulauan Riau, ratusan pekerja migran positif Covid-19 dan menjalani isolasi. Di Kalimantan Barat, pekerja migran Indonesia wajib menjalani karantina dan tes usap. Sementara Satuan Tugas Covid-19 Jawa Timur menyiapkan lokasi karantina terpusat bagi pekerja migran dan pelaku perjalanan luar negeri yang masuk melalui Bandara Juanda.
Strategi layanan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memaparkan, kenaikan transmisi Omicron diperkirakan akan jauh lebih tinggi dari galur Delta, tetapi pasien yang dirawat di rumah sakit jauh lebih sedikit. Strategi layanan dari Kementerian Kesehatan akan digeser dari sebelumnya fokus ke rumah sakit menjadi fokus ke perawatan di rumah. ”Karena akan banyak orang terkena dan tak perlu rumah sakit,” ujarnya.
Dari 414 kasus Omicron di Indonesia, hanya dua orang yang masuk kategori sedang dan butuh perawatan dengan bantuan oksigen. Sebanyak 114 orang di antaranya atau 26 persen sudah sembuh. Di Kota Depok, Jawa Barat, misalnya, empat warga terkonfirmasi terinfeksi Omicron. ”Jadi meski Omicron ini cepat transmisinya tapi lebih ringan dari keparahannya,” kata Budi.
Jadi meski Omicron ini cepat transmisinya tapi lebih ringan dari keparahannya.
Kementerian Kesehatan juga bekerja sama dengan 17 platform telemedik agar pasien Covid-19 yang dirawat di rumah bisa mengakses konsultasi dokter dan layanan obat. Pemerintah juga bekerja sama dengan satu usaha rintisan bidang logistik dan PT Kimia Farma untuk memastikan obat sampai ke pasien di rumah.
Sekitar 400.000 tablet molnupiravir atau obat antivirus baru tiba di Tanah Air dan siap digunakan. ”Kita akan menghadapi gelombang Omicron, tak usah panik. Kita menyiapkan diri dengan baik dan pengalaman menunjukkan meski naik cepat, gelombang Omicron turun cepat,” tambah Budi.
Adapun cakupan vaksinasi, Indonesia naik ke urutan keempat dunia. Ada 169 juta penduduk Indonesia sudah divaksin dosis pertama. ”Meski antibodi tinggi dari vaksinasi dan infeksi sebelumnya, ada 13,6 juta orang di Jawa dan Bali belum terlindungi,” kata Luhut.
Secara terpisah, Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia Bambang Wibowo mengatakan, tiap rumah sakit bersiap menghadapi lonjakan kasus akibat penyebaran Omicron. Kini RS jauh lebih siap mengendalikan Covid-19 terkait sarana, logistik, dan sumber daya manusia.
Selain rujukan pasien, rumah sakit mengantisipasi peningkatan kasus melalui beberapa respons. Penambahan tempat tidur akan dilakukan melalui konversi tempat tidur bagi pasien Covid-19, termasuk penambahan alat kesehatan.
Kementerian Kesehatan mencatat, 1.011 RS rujukan Covid-19 dengan 83.609 tempat tidur bagi pasien Covid-19 dan bisa ditingkatkan 50 persen melalui konversi tempat tidur. Kini tingkat keterisian tempat tidur (BOR) 2,69 persen.
Fleksibilitas fiskal
Untuk memitigasi dampak Omicron yang bisa mengganggu pemulihan ekonomi pada 2022, pemerintah akan memanfaatkan fleksibilitas fiskal. Fleksibilitas anggaran belanja negara untuk memperkuat jaring pengaman sosial hingga belanja vaksin Covid-19.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, beberapa waktu lalu mengutarakan, pemerintah menyiapkan pos anggaran untuk mengantisipasi dampak Omicron. Salah satu sumber anggaran untuk menambah pagu pos perlindungan sosial tahun 2022 yakni sisa anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 Rp 74 triliun di luar pagu anggaran PEN 2022.
Pemerintah menetapkan pagu anggaran program PEN 2022 sebesar Rp 414 triliun. Anggaran ini ke depannya masih bisa berubah sesuai kebutuhan untuk program-program di bidang kesehatan, perlindungan sosial, dan penguatan pemulihan ekonomi.
Airlangga menyampaikan, fleksibilitas pada kebijakan fiskal atau anggaran negara untuk penanganan pandemi Covid-19 dan dampaknya akan berlangsung hanya sampai tahun 2023. Karena di tahun tersebut defisit APBN sudah harus bisa kembali ke level 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Penggunaan anggaran untuk bidang kesehatan di antaranya akan ditujukan untuk optimalisasi pengujian, penelusuran, dan perawatan pasien Covid-19; pembelian obat-obatan; insentif tenaga kesehatan; vaksinasi dan pengadaan vaksin; serta insentif perpajakan vaksin.
Pada bidang perlindungan sosial, pemanfaatan anggaran PEN 2022 diperkirakan akan digunakan untuk Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, Kartu Prakerja, dukungan program jaminan kehilangan pekerjaan, serta bantuan langsung tunai atau BLT Desa.
Berdasarkan laporan Google tentang Mobilitas Masyarakat Selama Pandemi Covid-19, tren pergerakan masyarakat semakin meningkat. Per 2 Januari 2022, tren mobilitas masyarakat di tempat-tempat seperti restoran, kafe, pusat perbelanjaan, taman hiburan, museum, perpustakaan, dan bioskop, meningkat 11 persen dari dasar pengukuran.
Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri, Kamis (6/1/2022), mengatakan, peningkatan mobilitas ini sebenarnya sudah mulai sejak awal triwulan I-2021. Hal ini turut memicu peningkatan aktivitas ekonomi, mulai dari industri, ritel, transportasi, dan pariwisata.
“ Ini menunjukkan ekonomi mulai menggeliat dan bakal berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2021. Kontribusi pertumbuhan ekonomi itu pada periode tersebut tidak hanya ditopang oleh ekspor, tetapi juga konsumsi rumah tangga yang merupakan komponen terbesar pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya.
CSIS memperkirakan, ekonomi Indonesia pada triwulan I-2021 dapat tumbuh di kisaran 5 persen hingga 5,5 persen di bandingkan periode yang sama 2020. Sepanjang 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan bisa mencapai 4 persen hingga 4,5 persen.
Di sisi lain, lanjut Yose, peningkatan mobilitas masyarakat ini berpotensi menyebabkan penyebaran virus korona. Saat ini, kasus Covid-19 perlahan mulai meningkat, begitu juga kasus yang disebabkan virus korona varian Omicron.
“Antisipasi itu juga perlu dibarengi dengan penuntasan vaksinasi dosis pertama dan kedua, serta diikuti dengan vaksin dosis ketiga dimulai dari kelompok paling rentan atau lanjut usia. Hal ini mengingat tingkat efektivitas vaksin mulai menurun setelah enam bulan vaksin lengkap,” tuturnya. (WKM/TAN/DIM/HEN/NDU/ESA/RTG/GIO/NIK/HLN)