Menangkal Meluasnya Omicron Butuh Keterlibatan Semua Pihak
Pemerintah telah memperketat pintu-pintu masuk ke Indonesia. Namun, tak cukup upaya pemerintah, masyarakat harus pula terlibat. Di antaranya tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dan segera ikuti vaksinasi.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·4 menit baca
NUSA DUA, KOMPAS — Sejumlah langkah pengendalian dan pencegahan mesti ditempuh untuk mengantisipasi penyebaran varian Omicron. Selain upaya pemerintah, peran serta seluruh masyarakat pun dibutuhkan dalam menyikapi varian Omicron yang saat ini sudah masuk ke Indonesia. Hal ini mencakup pengetatan pintu masuk, penerapan protokol kesehatan, vaksinasi, pengujian, penelusuran, dan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi.
”Pertama, tentu memperketat masuknya (varian Omicron) itu dari berbagai pintu masuk, udara, laut, ataupun darat. Jangan sampai ada mereka yang membawa (varian Omicron) itu lolos,” kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat menjawab pertanyaan wartawan seusai membuka Kongres ke-22 Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Provinsi Bali, Jumat (17/12/2021).
Kedua, disebabkan varian Omicron telah mulai masuk ke Indonesia, semua pihak mesti memperketat penerapan protokol kesehatan, terutama masker.
”Kemudian juga (penggunaan aplikasi) Peduli Lindungi. Dan, hal-hal lain menyangkut tracing, testing ini juga terus akan kita pergiat (lakukan secara lebih giat),” ujar Wapres Amin.
Upaya lainnya adalah mempercepat vaksinasi. ”Bahkan, kita Januari ini sudah masuk booster. Vaksinasi ini penting dan juga memperketat pelaksanaan PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) di daerah masing-masing sesuai dengan levelnya,” katanya.
Wapres Amin menuturkan bahwa level PPKM bisa naik atau turun. Ada kemungkinan sampai dengan Tahun Baru atau Januari 2022 tidak ada level PPKM yang diturunkan.
”Dan, berpotensi, kemungkinan, kalau misalnya ada daerah yang kurang, bisa naik tingkat levelnya. Walaupun tidak di level 3-kan (ditingkatkan menjadi PPKM level 3), tapi bisa dilakukan pengetatan tentang PPKM di masing-masing level. Barangkali itu beberapa kebijakan yang mungkin diambil oleh pemerintah,” katanya.
Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah Reisa Broto Asmoro saat menyampaikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat, menuturkan, vaksin menyelamatkan nyawa. Vaksin memberikan perlindungan dari serangan virus SARS-CoV-2 yang terus bermutasi untuk mencari cara masuk ke tubuh manusia.
”Ditemukannya varian Omicron pertama di Indonesia harus membuat kita semakin segera untuk mendapatkan perlindungan penuh, yaitu dengan dua kali vaksinasi bagi (mereka) yang menerima vaksinnya dua dosis. Jangan ditunda, apalagi tidak dilanjutkan sama sekali,” ujar Reisa.
Pada kesempatan tersebut, Reisa menuturkan bahwa pandemi Covid-19 masih ada dan virusnya masih mengintai. Vaksin terbukti melindungi dari sakit berat yang menimbulkan kegawatdaruratan dan dapat mencegah kematian. Para tenaga kesehatan yang mendapatkan suntikan ketiga atau booster pada Juli dan Agustus 2021 pun sudah menyelesaikan dosis kedua mereka saat Indonesia menghadapi serangan virus SARS-CoV-2 varian Delta.
”Jadi, bagi mereka yang berpikir-pikir tentang kebutuhan suntikan vaksin tambahan, pastikan sudah lengkap dosis kita dan anggota keluarga lainnya, baru kita bisa mempersiapkan diri untuk suntikan booster. Pemerintah sedang menyiapkan kebijakan dan pelaksanaannya apabila memang disarankan oleh para ahli dan capaian program vaksinasi dosis lengkap yang saat ini sudah tinggi, yaitu di atas 70 persen,” papar Reisa.
Prokes dan vaksin
Reisa yang juga Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Pemerintah RI kembali menegaskan bahwa protokol kesehatan dan vaksinasi adalah penyelamat nyawa kita. ”Jangan lengah. Jangan kendur. Tetap praktikkan dengan ketat agar varian apa pun yang datang tetap tidak akan bisa masuk ke ranah komunitas, tidak menular cepat, dan tidak merenggut nyawa lagi,” ujarnya.
Jangan lengah. Jangan kendur. Tetap praktikkan dengan ketat agar varian apa pun yang datang tetap tidak akan bisa masuk ke ranah komunitas, tidak menular cepat, dan tidak merenggut nyawa lagi.
Reisa mengajak semua pihak mengingat peristiwa di Juni dan Juli 2021 ketika varian Delta yang pada April 2021 memorak-porandakan dunia kemudian masuk ke Indonesia. Varian Delta ini membuat banyak di antara warga sengsara dan berduka. Kasus aktif Indonesia saat itu lebih dari setengah juta orang.
”Kita juga pernah mencatatkan kasus konfirmasi harian di atas 50.000 orang. Orang-orang tersayang yang tidak dapat kita selamatkan jumlahnya puluhan ribu per harinya. Dengan segala daya upaya, jangan kita ulangi lagi masa PPKM darurat di pertengahan tahun 2021,” tuturnya.
Reisa mengajak semua warga tetap semangat menggunakan masker dan rajin mencuci tangan. ”Tetaplah perhatikan dan jaga jarak aman dengan orang lain. Jangan berkerumun. Dan, pilih-pilihlah dalam melakukan bepergian,” katanya.
Tetap semangat menggunakan masker dan rajin mencuci tangan. Tetaplah perhatikan dan jaga jarak aman dengan orang lain. Jangan berkerumun dan pilih-pilihlah dalam melakukan bepergian.
Reisa juga mengajak semua pihak mengikuti pesan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang meminta menggunakan semua alat pengendalian dan pencegahan yang dimiliki. Selain vaksin; 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas); dan 3T atau testing, tracing, dan treatmen (pengujian, pelacakan, dan perlakuan) atau 3T yang semakin baik; Indonesia juga mempunyai aplikasi Peduli Lindungi.
”Aplikasi ini membantu kita dalam menilai status keamanan lingkungan kita berada dan orang-orang di sekitar kita. Maka, gunakan terus, nikmati manfaatnya, terutama di masa liburan yang mulai datang. Pastikan kita hanya bepergian ke tempat-tempat umum yang aman, pastikan yang ada Peduli Lindungi-nya,” kata Reisa.