Anak-anak Amerika Mendapat Sepertiga Dosis Vaksin Covid-19 untuk Dewasa
Setelah digunakan untuk orang dewasa dan remaja, vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech di Amerika Serikat boleh diberikan kepada anak usia 5-11 tahun.
Oleh
Ahmad Arif
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Amerika Serikat memberikan persetujuan terakhir suntikan vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech kepada anak-anak usia 5-11 tahun dengan dosis sepertiga dari dosis untuk remaja dan orang dewasa. Dengan demikian, vaksin Covid-19 ini menjadi yang pertama disetujui untuk anak usia 5-11 tahun. Saat ini produsen vaksin tengah mengkaji kemungkinan pemberiannya pada anak balita.
Persetujuan tersebut diumumkan Pusat Pencegahan dan Pengendalian (CDC) Amerika Serikat pada Selasa (2/11/2021) waktu setempat setelah panel ahli mereka dengan suara bulat memutuskan suntikan vaksin Covid-19 Pfizer bisa diberikan untuk 28 juta anak-anak usia 5-11 tahun.
”Sebagai seorang ibu, saya mendorong orangtua yang masih punya pertanyaan untuk berbicara dengan dokter anak, perawat sekolah, atau apoteker lokal guna mempelajari vaksin lebih lanjut dan pentingnya memvaksinasi anak-anak mereka,” kata Direktur CDC Rochelle P Walensky dalam sebuah pernyataan.
Dia mengatakan, data memang menunjukkan bahwa risiko penyakit parah dan kematian yang disebabkan Covid-19 lebih rendah pada anak-anak daripada orang dewasa. Namun, Covid-19 juga memiliki dampak sosial, kesehatan mental, dan pendidikan yang mendalam pada anak-anak.
”Ada anak-anak kelas dua yang tidak pernah menjalani sekolah secara normal,” kata Walensky. ”Vaksinasi anak memiliki kekuatan untuk membantu kita mengubah semua itu.”
Sebagai seorang ibu, saya mendorong orangtua yang masih punya pertanyaan untuk berbicara dengan dokter anak, perawat sekolah, atau apoteker lokal guna mempelajari vaksin lebih lanjut dan pentingnya memvaksinasi anak-anak mereka.
Dalam pernyataan itu, CDC merekomendasikan bahwa anak berusia 5-11 tahun akan menerima dua dosis rendah (10 mikrogram) atau sekitar sepertiga dari dosis dewasa dengan selang waktu pemberian antardosis selama tiga minggu.
Sementara itu, Pfizer mulai mengirimkan jutaan dosis vaksin Covid-19 untuk anak-anak dalam kemasan khusus berwarna oranye guna menghindari tercampurnya dengan botol vaksin dewasa yang bertutup ungu.
Sebelumnya, studi Pfizer terhadap 2.268 anak muda menemukan bahwa vaksin ukuran anak 91 persen efektif dalam mencegah gejala Covid-19. Sementara Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memeriksa total 3.100 anak yang divaksinasi dan menyimpulkan suntikan vaksin Covid-19 aman.
Anak-anak yang lebih muda mengalami reaksi yang sama dengan orang dewasa yang mendapatkan suntikan vaksin dengan dosis lebih besar, seperti lengan yang sakit, demam, atau pegal-pegal. Meski demikian, studi ini tidak cukup besar untuk mendeteksi efek samping yang sangat langka, seperti peradangan jantung yang kadang terjadi setelah dosis kedua untuk pria muda dan remaja laki-laki diberikan. Dengan pertimbangan ini, otoritas AS akhirnya memutuskan, manfaat dari vaksinasi lebih besar daripada potensi risikonya.
Beberapa penasihat CDC mengatakan, bagi beberapa orangtua, keputusan untuk memvaksinasi atau tidak memvaksin anak-anak mereka mungkin bergantung pada risiko kecil tapi menakutkan itu. ”Risiko serangan jantung yang buruk jauh lebih tinggi jika Anda terkena Covid-19 daripada jika Anda mendapatkan vaksin ini,” kata Matthew Oster, ahli jantung anak di Universitas Emory. ”Covid-19 jauh lebih berisiko ke jantung.”
Para ahli di CDC menghitung, untuk setiap 500.000 anak-anak yang divaksinasi, bisa mencegah antara 18.000 dan 58.000 kasus Covid-19 serta antara 80 dan 226 kasus rawat inap. Di sisi lain, Covid-19 telah menyebabkan lebih banyak kematian pada kelompok usia ini dibandingkan dengan beberapa penyakit lain, seperti cacar air, sebelum anak-anak divaksinasi secara rutin.
Beberapa negara telah mulai menggunakan vaksin Covid-19 lainnya pada anak di bawah 12 tahun, termasuk China yang baru memulai vaksinasi untuk anak berusia 3 tahun. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah memberikan izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 Sinovac untuk anak-anak usia 6-11 tahun.
Kepala BPOM Penny K Lukito, di Jakarta, Senin (1/11/2021), mengatakan, izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 bagi anak usia 6-11 tahun diberikan untuk vaksin CoronaVac produksi Sinovac dan vaksin Covid-19 produksi PT Bio Farma. Penerbitan izin ini menyusul penggunaan yang sebelumnya diberikan bagi anak usia 12-17 tahun.
Setelah persetujuan vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak, saat ini Pfizer juga sedang menguji penggunaannya untuk bayi dan anak-anak prasekolah. Diharapkan, data akan tersedia sekitar akhir tahun.
Pada saat yang sama, vaksin Moderna yang juga memiliki platform mRNA sebagaimana vaksin buatan Pfizer sedang diuji untuk anak-anak. Namun, FDA masih belum menyetujui penggunaannya pada remaja dan perusahaan menunda penerapannya untuk anak-anak yang lebih muda sambil menunggu tinjauan tersebut. (AP)