Dimulainya pembelajaran tatap muka menempatkan anak-anak pada posisi rentan tertular Covid-19. Vaksinasi bisa memberikan perlindungan bagi mereka.
Oleh
Deonisia Arlinta/Ahmad Arif
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Anak-anak rentan tertular dan menularkan Covid-19. Mereka membutuhkan perlindungan vaksin meski saat ini vaksin yang tersedia di Indonesia baru untuk anak usia 11 tahun ke atas.
Guru Besar Tetap Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran yang juga Ketua Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cissy Kartasasmita menyatakan, perlindungan lewat vaksinasi Covid-19 pada usia anak saat ini penting karena tingginya kasus penularan pada mereka. Risiko anak tertular dan menularkan Covid-19 sama besarnya dengan usia dewasa.
”Pada awal pandemi Covid-19, kita menilai risiko penularan Covid-19 pada anak tidak terlalu besar. Namun, kini, jumlah kasus penularan pada anak terus meningkat. Itu bisa juga disebabkan oleh varian baru dari virus korona (SARS-CoV-2),” katanya, Selasa (21/9/2021).
Jika belum mendapat vaksin, orang berisiko mengalami perburukan jika tertular.
Kasus penularan pada anak di Amerika Serikat, kata Cissy, bahkan meningkat dari 13 persen pada 2020 menjadi 22,4 persen pada Agustus 2021. Hal ini yang kemudian mendorong pentingnya pemberian vaksinasi pada usia di bawah 12 tahun.
Vaksinasi pada anak kian penting di Indonesia karena tingkat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) semakin longgar, sekolah tatap muka dimulai, dan anak diperbolehkan masuk mal. Risiko penularan Covid-19 pada anak kian tinggi.
”Sekalipun guru dan orangtua sudah divaksinasi, mereka bisa menularkan ke anak yang belum divaksinasi. Padahal, jika belum mendapat vaksin, orang berisiko mengalami perburukan jika tertular,” ujarnya.
Vaksin Pfizer-BioNTech
Produsen vaksin Pfizer-BioNTech segera mengajukan otorisasi penggunaan vaksin Covid-19 bagi anak-anak usia 5-11 tahun setelah hasil uji klinis menunjukkan tingkat antibodi yang menggembirakan. Efek sampingnya dinilai relatif minim, serupa pada remaja dan dewasa muda.
Data yang dirangkum dari studi fase 2 atau fase 3 ini dirilis produsen vaksin Pfizer-BioNTech di laman mereka pada Senin. Studi pediatrik tentang vaksin dilakukan terhadap anak usia 5-11 tahun, menggunakan dosis vaksin lebih rendah daripada yang sekarang diberikan. Orang dewasa menerima dua dosis vaksin 30 mikrogram dengan selang tiga minggu, sedangkan pada anak usia sekolah takaran dosisnya diturunkan menjadi 10 mikrogram.
Uji coba melibatkan 4.500 anak usia 6 bulan hingga 11 tahun di AS, Finlandia, Polandia, dan Spanyol pada lebih dari 90 lokasi uji klinis. Hal ini dirancang untuk mengevaluasi keamanan, tolerabilitas, dan imunogenisitas vaksin Pfizer-BioNTech pada jadwal dua dosis (berjarak sekitar 21 hari) dalam tiga kelompok usia, yaitu 5-11 tahun, 2-5 tahun, dan 6 bulan-2 tahun.
Berdasarkan bagian percobaan dosis-eskalasi fase 1, anak-anak usia 5-11 tahun menerima jadwal dua dosis masing-masing 10 mikrogram, sedangkan anak-anak di bawah usia 5 tahun menerima dosis 3 mikrogram yang lebih rendah untuk setiap injeksi dalam studi fase 2 atau fase 3. Uji coba tersebut mendaftarkan anak-anak dengan atau tanpa bukti infeksi SARS-CoV-2 sebelumnya.
Respons antibodi dan efek samping umum dibandingkan antara 2.268 anak dan kelompok terpisah dari sukarelawan berusia 16-25 tahun yang menerima dosis dewasa. Pada anak-anak juga dibandingkan dengan kelompok plasebo dengan usia yang sama untuk menentukan keamanannya. Satu sukarelawan menerima plasebo untuk setiap dua orang yang menerima vaksin.
Respons antibodi pada anak-anak ini sebanding dengan respons pada peserta berusia 16-25 tahun. Perusahaan tersebut menyatakan bahwa efek samping ”umumnya sebanding” di antara kedua kelompok.
”Hasil uji coba memberikan dasar yang kuat untuk mencari otorisasi vaksin kami bagi anak-anak berusia 5-11 tahun. Kami berencana untuk menyerahkannya ke FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan AS) serta regulator lainnya dengan segera,” kata Albert Bourla, Chief Executive Officer Pfizer.
Menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, per 21 September 2021, 4.462.344 vaksin Pfizer-BioNTech didatangkan ke Indonesia. Hingga kini, total ada 267.550.400 dosis vaksin Covid-19 dari berbagai merek yang dikirim ke Indonesia.