WHO: 80.000-180.000 Tenaga Kesehatan Meninggal akibat Covid-19
Data dari 119 negara menunjukkan bahwa rata-rata dua dari lima pekerja kesehatan dan perawatan secara global telah divaksinasi lengkap. Namun, ketimpangan vaksinasi masih terjadi di sejumlah negara.
Oleh
Ahmad Arif
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, 80.000 hingga 180.000 tenaga kesehatan meninggal karena Covid-19 hingga Mei 2021. Tenaga kesehatan diharapkan diprioritaskan untuk mendapat vaksinasi.
Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dirilis pada Kamis (21/10/2021) ini menyebut, ada 135 juta tenaga kesehatan di dunia. ”Sebanyak 80.000 hingga 180.000 petugas kesehatan dan perawatan meninggal karena Covid-19 dalam periode Januari 2020 hingga Mei 2021,” demikian disebutkan dalam laporan itu.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, petugas kesehatan perlu menjadi yang pertama diimunisasi sebagai pencegahan terhadap penyakit itu. Dia juga mengecam ketidakadilan global dalam vaksinasi Covid-19.
Jika negara-negara terkaya di dunia tidak dapat memobilisasi pengiriman dosis segera ke negara-negara miskin yang minim vaksinasi, hal ini mengabaikan prinsip epidemiologi dan melanggar etika.
”Data dari 119 negara menunjukkan bahwa rata-rata dua dari lima pekerja kesehatan dan perawatan secara global telah divaksinasi lengkap. Tapi, tentu saja rata-rata itu menutupi perbedaan besar,” katanya.
Di Afrika, menurut dia, kurang dari satu di antara 10 petugas kesehatan telah divaksinasi lengkap. Sementara itu, di sebagian besar negara berpenghasilan tinggi, lebih dari 80 persen petugas kesehatan telah divaksinasi lengkap.
Tedros menambahkan, ”Kami meminta semua negara untuk memastikan bahwa semua petugas kesehatan dan perawatan diprioritaskan untuk vaksin Covid-19 bersama kelompok berisiko lain.”
Tenaga kesehatan di Indonesia
Data LaporCovid-19, sebanyak 2.032 tenaga kesehatan di Indonesia meninggal karena Covid-19 hingga Jumat (22/10/2021). Jumlah itu terdiri dari 730 dokter, 670 perawat, 388 bidan, dan sejumlah tenaga kesehatan lain. Jawa Timur paling banyak kehilangan tenaga kesehatan, yaitu 643 orang, disusul Jawa Barat 225 orang, Jawa Tengah 193 orang, Jakarta 192 orang, dan sisanya dari sejumlah provinsi lain.
Jumlah kematian tenaga kesehatan terbanyak terjadi pada Juli 2021, yaitu 502 orang. Berikutnya pada Januari 2021 sebanyak 165 orang dan Agustus 2021 sebanyak 150 orang. Kematian tenaga kesehatan di Indonesia cenderung menurun setelah Agustus 2021. Pada Oktober 2021 ini, jumlah tenaga kesehatan yang meninggal sebanyak dua orang.
Ketimpangan vaksin
WHO meminta agar setiap negara telah memvaksinasi 40 persen populasinya pada akhir tahun. Namun, menurut Tedros, 82 negara berisiko kehilangan target itu, terutama karena pasokan yang tidak mencukupi. Di negara-negara berpenghasilan tinggi, seperti yang dikategorikan Bank Dunia, 133 dosis telah diberikan per 100 orang. Di 29 negara berpenghasilan terendah, angkanya turun menjadi lima.
Mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown, yang menjadi duta WHO untuk pembiayaan kesehatan global, sebagaimana ditulis AFP, mengatakan, KTT G-20 pada 30-31 Oktober di Roma, Italia, akan menjadi titik kritis dalam memerangi pandemi. Jika negara-negara terkaya di dunia tidak dapat memobilisasi pengiriman dosis segera ke negara-negara miskin yang minim vaksinasi, hal ini mengabaikan prinsip epidemiologi dan melanggar etika.
Dia mengatakan bahwa pada Februari 2021, negara-negara kaya dapat membangun persediaan 1 miliar dosis vaksin yang tidak terpakai dan menolak mereka untuk yang tidak divaksinasi akan menjadi ”salah satu kegagalan kebijakan publik internasional terbesar yang bisa dibayangkan”.
Menurut Brown, ketimpangan vaksin ini adalah bencana moral. Brown mengatakan, tanpa merealokasi persediaan vaksin yang terus bertambah di negara maju ke negara miskin, WHO memperkirakan ada 200 juta lebih banyak kasus Covid-19, dengan 5 juta nyawa terancam.