Wapres Amin: Masalah Limbah Covid-19 Belum Mendapat Perhatian Khusus
Asosiasi Produsen Insinerator Indonesia dalam pertemuan dengan Wapres Ma’ruf Amin menyatakan keinginan membantu pemerintah dalam upaya menangani limbah medis infeksius Covid-19.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan bahwa masalah limbah medis Covid-19 belum mendapatkan perhatian khusus di banyak daerah karena kesibukan pengujian, pelacakan, dan tindakan dalam mengendalikan pandemi Covid-19. Padahal, penanganan limbah medis infeksius Covid-19 juga merupakan bagian penting upaya mengatasi pandemi Covid-19.
”Hasil pertemuan saya dengan beberapa provinsi, memang banyak provinsi yang belum menyentuh masalah limbah ini. Padahal, semakin hari limbah ini semakin besar,” kata Wakil Presiden saat menerima audiensi jajaran pengurus Asosiasi Produsen Insinerator Indonesia (APII) melalui konferensi video di kediaman resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Senin (30/8/2021).
Banyak provinsi yang belum menyentuh masalah limbah ini. Padahal, semakin hari limbah ini semakin besar.
Limbah medis infeksius Covid-19 mesti ditangani. Hal ini karena selain tergolong limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3), limbah medis infeksius Covid-19 juga berpotensi menjadi sumber penularan Covid-19.
Terkait hal tersebut, Wapres Amin menyambut baik inisiatif APII untuk membantu mempercepat proses penanganan limbah B3 yang memang sekarang sedang diperlukan. Apresiasi diberikan kepada APII yang ingin membantu mengolah limbah Covid-19 di Tanah Air dengan terus mengembangkan teknologi pengelolaan limbah.
”Saya memberikan penghargaan dan apresiasi. Saya mengharapkan upaya APII untuk mengembangkan teknologi pengembangan limbah berskala kecil dan mobile itu juga terus dikembangkan,” ujar Wapres Amin.
Sehubungan dengan hal ini, Wapres Amin meminta APII segera menghubungi berbagai pihak terkait untuk merealisasikan inisiatif tersebut. Terkait kualitas produk insinerator, misalnya, APII diminta berkonsultasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) supaya memperoleh standar mutu insinerator.
”Kemudian, untuk membantu pemerintah (terkait penanganan limbah Covid-19), kita rekomendasikan supaya berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 di tingkat pusat, BNPB, dan juga satgas di daerah,” kata Wapres Amin.
Ketua APII Rudy Indra Wardhana melaporkan bahwa APII merupakan wadah para produsen insinerator di Indonesia. Mereka ingin membantu pemerintah dalam upaya menangani limbah medis infeksius Covid-19.
Para produsen insinerator di Indonesia ingin membantu pemerintah dalam upaya menangani limbah medis infeksius Covid-19.
”Berkenaan dengan program pemerintah untuk mengatasi limbah Covid-19 yang cukup banyak dan tidak bisa dibuang sembarangan, alat insinerator ini sangat efektif karena bisa membakar (limbah) tanpa menimbulkan asap yang mencemari lingkungan,” kata Rudy.
Anggota APII, Aditya Vilyanto, menuturkan, produk insinerator APII dapat dipertanggungjawabkan secara kualitas dan kuantitas. Meskipun buatan dalam negeri, produk tersebut mengadopsi teknologi dari beberapa negara lain.
”Kami mohon pemerintah dapat mendukung produk dalam negeri. Kita sebagai industri nasional sangat mampu untuk memproduksi mesin insinerator ini,” kata Aditya.
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Wapres menginformasikan, dalam audiensi kali ini, dari APII hadir pula wakil ketua I Dwina Anggapramudya, wakil ketua II Ery Rustandi, sekretaris Joni Hendri, bendahara Dominicus Randee Simon, dan anggota Cahil Bryan. Sementara itu, Wapres Amin didampingi Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Bambang Widianto, dan Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi.