Layanan Telemedik Meningkat Selama Pandemi Covid-19
Layanan kesehatan di Halodoc meningkat selama pandemi Covid-19. Penyedia layanan kesehatan jarak jauh (telemedik) itu mencatat, publik kerap mengakses layanan konsultasi dokter, psikolog, dan psikiater.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 berpengaruh pada meningkatnya minat publik terhadap layanan kesehatan jarak jauh atau telemedik. Layanan yang paling diminati masyarakat, antara lain, konsultasi daring dengan dokter, konsultasi psikologi, dan tes Covid-19.
Penyedia jasa telemedik Halodoc mencatat jumlah unduhan aplikasi mereka meningkat dua kali lipat pada 2020 dibanding 2019. Kini ada 18 juta pengguna aktif yang terdaftar. Selain itu, jumlah pembaca artikel di aplikasi tersebut pun naik dua kali lipat.
Chief Marketing Officer Halodoc Dionisius Nathanael mengatakan, kebanyakan pengguna membaca informasi seputar Covid-19 di awal pandemi. Mereka juga aktif bertanya untuk memeriksa risiko terpapar Covid-19. Ini tampak dari tingginya minat pengguna terhadap fitur chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI).
”Saat pandemi, kami meluncurkan fitur AI chatbot. Ada 14 pertanyaan berbasis algoritma yang memberi petunjuk apakah pengguna butuh isolasi mandiri atau tidak. Hingga sekarang ada lebih dari 12 juta pengguna memakai fitur ini,” kata Dionisius pada pemaparan daring, Senin (1/3/2021).
Halodoc kini bermitra dengan lebih dari 20.000 dokter umum dan spesialis. Kerja sama juga dijalin dengan lebih dari 4.000 rumah sakit dan apotek serta 22 penyedia asuransi.
Hingga kini ada lima layanan yang paling banyak diakses pengguna Halodoc. Salah satu layanan itu adalah Chat Dokter. Layanan berbayar ini memungkinkan pengguna menghubungi langsung dokter yang dipilih, kemudian berkonsultasi melalui pesan singkat. Transaksi layanan ini tercatat meningkat 10 kali tahun lalu.
”Kami menambah jumlah dokter untuk siaga 24 jam jika ada yang ingin berkonsultasi soal Covid-19. Selain itu, kami juga menambah 200 psikolog karena banyak pengguna memakai jasa psikolog dan psikiater di aplikasi,” ucap Dionisius.
Adapun Kesehatan Jiwa jadi salah satu layanan yang paling sering diakses di Halodoc. Konsultasi dengan psikolog atau psikiater mencapai puncak pada periode April-Juni 2020 saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Konsultasi psikologis meningkat 116 persen selama PSBB dibandingkan masa sebelum PSBB. Secara keseluruhan, konsultasi kesehatan jiwa di Indonesia naik 300 persen. Tiga daerah yang paling banyak melakukan konsultasi itu ialah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Sementara itu, layanan kesehatan lain yang paling sering diakses pengguna adalah Toko Kesehatan, Buat Janji RS, dan Tes Covid-19. Hingga kini Halodoc sudah memfasilitasi lebih dari 600.000 tes Covid-19, baik tes usap atau PCR, antigen, maupun tes cepat antibodi.
CEO Halodoc Jonathan Sudharta mengatakan, Halodoc juga menyediakan vaksinasi khusus untuk warga lansia per 3 Maret 2021 di Kemayoran, Jakarta. Vaksinasi ini gratis, tetapi penerima vaksin harus mendaftarkan diri dahulu via aplikasi Halodoc.
”Vaksinasi ini pakai sistem drive-thru. Hanya pengguna yang sudah mendaftar yang dilayani agar tidak ada kerumunan. Program ini bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Pemerintah DKI Jakarta, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, RS Hermina, Gojek, dan Pusat Pengelolaan Kompleks Kemayoran,” kata Jonathan.
Prospek telemedik
Layanan telemedik diperkirakan punya prospek positif di masa depan. Berdasarkan Covid-19 Indonesia Consumer Pulse Survey oleh McKinsey, masyarakat Indonesia ingin terus menggunakan layanan telemedik, baik untuk kesehatan fisik (65 persen) maupun jiwa (73 persen).
Pemerintah pun mendukung penguatan ekosistem digital telemedik, salah satunya dengan akses internet. Pada kesempatan terpisah, Sekretaris Jenderal Komunikasi dan Informatika Mira Tayyiba mengatakan, ada 3.126 tambahan fasilitas pelayanan kesehatan yang terkoneksi internet per akhir 2020. Total ada 13.011 fasilitas di seluruh Indonesia yang kini punya akses internet.
Layanan telemedik terkait Covid-19 pun diperluas. Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan 12 perusahaan digital yang terhimpun dalam Aliansi Telemedik Indonesia (Atensi). Kemenkes juga bermitra dengan perusahaan teknologi, seperti Gojek, Halodoc, Grab, dan Good Doctor Indonesia (Kompas, 28/6/2020).
Menurut Mira, pemerintah akan memperkuat literasi publik tentang layanan telemedik. Adapun pengembangan layanan itu harus memperhatikan beberapa hal. Pertama, pemanfaatan teknologi, seperti kecerdasan buatan, harus mempertimbangkan etika.
Kedua, menjamin perlindungan data pribadi pengguna. Ketiga, meneruskan pengembangan layanan kesehatan berbasis big data dengan mempertimbangkan keamanan data pribadi. Keempat, transformasi digital harus berdasar pada prinsip kedaulatan dan kemandirian digital serta memberi keuntungan (win-win solution) untuk semua pihak.