Wujudkan Kesetaraan Akses terhadap Vaksin Covid-19
Presiden Joko Widodo menyerukan kesetaraan akses terhadap vaksin bagi semua negara. Dunia tak akan bebas dari Covid-19 jika ada negara yang belum selesai menangani pandemi itu.
Oleh
Tim Kompas
·4 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pemerintah Indonesia kembali menyerukan pentingnya kesetaraan akses terhadap vaksin Covid-19. Kerja sama erat antarbangsa mutlak diperlukan guna mengatasi Covid-19 karena dunia tidak akan bebas penyakit yang disebabkan oleh virus korona jenis baru atau SARS-CoV-2 itu jika masih ada satu negara yang belum aman.
Seruan itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam konferensi internasional ”Mengatasi Pandemi Covid-19 dalam Perspektif Kesehatan, Ekonomi, Diplomasi, dan Sosial” secara virtual, Selasa (23/2/2021). Acara ini digelar Ikatan Keluarga Alumni Universitas Padjadjaran di Bandung, Jawa Barat.
”Dunia tak bisa sepenuhnya bebas dari Covid-19 jika ada satu negara yang belum bebas darinya. Karena itu, yang paling penting agar kita dapat menangani pandemi ini adalah kerja sama, kerja sama, dan kerja sama,” kata Presiden.
Presiden juga menekankan pentingnya kesetaraan akses terhadap vaksin bagi tiap negara. Vaksin Covid-19 merupakan harapan baru bagi dunia. Tingginya kebutuhan vaksin untuk mencapai kekebalan komunitas membuat negara-negara berpacu mengamankan vaksin bagi kebutuhan rakyatnya. ”Jangan pernah lupa bahwa kita harus mendorong agar ada kesetaraan akses terhadap vaksin,” ujarnya.
Indonesia sejak awal berupaya mengamankan pasokan vaksin. Hasilnya, Indonesia menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang pertama melakukan vaksinasi. Namun, tak semua negara mendapat akses terhadap vaksin sehingga semua negara harus mendorong kesetaraan akses pada vaksin.
Dunia tak bisa sepenuhnya bebas dari Covid-19 jika ada satu negara yang belum bebas darinya.
Penguatan kerja sama dalam mengendalikan pandemi Covid-19 juga perlu dilakukan bersama dengan negara lain. ”Kita harus merancang secara akurat, lebih detail, apa yang harus kita lakukan bersama-sama dengan bangsa lain,” kata Presiden.
Selain mengamankan vaksin untuk kebutuhan nasional, Pemerintah Indonesia juga berusaha berkontribusi bagi negara lain. Indonesia menjadi salah satu ketua kerja sama multilateral pengadaan vaksin Covid-19, COVAC Advanced Market Commitment Engagement Group (COVAC-AMC-EG).
Menurut Presiden, tahun 2021 menjadi momentum untuk bangkit dari pandemi. ”Tahun untuk bertransformasi menjadi kekuatan baru. Dunia harus memperkuat kerja sama menyelesaikan permasalahan bersama,” katanya.
Terus berlanjut
Vaksinasi Covid-19 di Indonesia terus berlanjut. Indonesia menargetkan vaksinasi Covid-19 terhadap 181,5 juta penduduk untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity). Program vaksinasi yang dilakukan sejak Januari 2021 itu ditargetkan rampung dalam satu tahun.
Meski demikian, menurut Presiden, vaksinasi bukan berarti menyelesaikan masalah pandemi. Karena itu, warga diimbau tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Pemerintah juga akan terus melakukan pemeriksaan, pelacakan, dan penanganan kasus disertai pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat berskala mikro.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menegaskan, vaksinasi massal tetap harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat. ”Ada pedoman untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. Terdapat jadwal yang diatur mengenai kapan sasaran vaksinasi datang dan jumlah sasaran vaksinasi,” ujarnya.
Setelah tenaga kesehatan, vaksinasi nasional tahap dua menyasar 17 juta petugas pelayanan publik dan 21 juta orang lanjut usia. Menurut Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Reisa Brotoasmoro, guru menjadi prioritas program vaksinasi. Ini untuk menciptakan kondisi aman dan nyaman dalam kegiatan belajar-mengajar secara tatap muka jika situasinya memungkinkan.
Semua guru, dosen, dan tenaga kependidikan akan menjalani vaksinasi Covid-19 secara bertahap mulai Rabu (24/2/2021). Selain sebagai upaya mengatasi pandemi Covid-19, pemberian vaksin ini diharapkan sebagai edukasi agar warga tidak ragu dengan vaksin Covid-19.
Total ada sekitar 5 juta guru, dosen, dan tenaga kependidikan di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama yang akan divaksinasi tahap kedua ini. Penyuntikan perdana akan diberikan kepada 500 guru, dosen, dan tenaga kependidikan, Rabu, di SMA Negeri 70 Jakarta.
”Semoga setelah itu, vaksinasi Covid-19 segera dilaksanakan secara masif untuk semua pendidik dan tenaga kependidikan,” ujar Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Muhammad Zain.
Total ada 745.371 guru madrasah, baik berstatus pegawai negeri maupun nonpegawai negeri. Sejumlah madrasah menyelenggarakan pembelajaran tatap muka, terutama madrasah berasrama. Meski pembelajaran tatap muka diadakan dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat, guru berisiko tinggi terinfeksi Covid-19.
Pelaksana Tugas Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Kemendikbud Hendarman mengatakan, berdasarkan data Kemendikbud, total 3.274.752 guru dan tenaga kependidikan di sekolah yang ada di bawah Kemendikbud. Jumlah dosen sekitar 300.000 orang.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia Unifah Rosyidi menyambut gembira vaksinasi untuk guru, dosen, dan tenaga kependidikan yang segera dimulai. Ini momentum baik untuk melindungi pendidik dan tenaga kependidikan serta pendidikan. (NTA/TAM/TAN/IKA)