Kerahkan 10.000 Vaksinator, Salah Satu Operasi Kemanusiaan Terbesar TNI
TNI memobilisasi 10.000 vaksinator dan 28.000 Bintara Pembina Masyarakat (Babinsa) untuk melakukan vaksinasi dan sebagai ”tracer” atau pelacak kasus Covid-19 di seluruh Indonesia.
Oleh
Iwan Santosa
·4 menit baca
Sepanjang sejarah Republik Indonesia, untuk pertama kali TNI mengerahkan sumber daya guna melawan pandemi penyakit yang mencengkeram Tanah Air sejak awal 2020. TNI memobilisasi 10.000 vaksinator dan 28.000 Bintara Pembina Desa (Babinsa) untuk melakukan vaksinasi dan melakukan pelacakan kasus Covid-19 di seluruh Indonesia.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dalam apel kesiagaan Vaksinator dan Tracer Covid-19 di Plaza Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (9/2/2021), mengatakan, ada 23.000 desa yang menjadi sasaran kegiatan pelacakan kasus Covid-19 dan juga vaksinasi.
”Kita fokus pada lima provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Bali yang menjadi pusat pelaksanaan PPKM. Kita mendukung program pemerintah melakukan pelacakan dan vaksinasi nasional. Untuk itu, para Babinsa yang langsung berada di masyarakat dan mengenal masyarakat terlibat untuk pelacakan kasus dan juga pengerahan tenaga vaksinator Covid-19,” kata Panglima TNI yang didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin, menjelaskan rencana sinergi yang akan dilakukan.
Pagi itu, ribuan Babinsa dengan perlengkapan motor trail, puluhan ambulans TNI, dan puluhan tenaga vaksinator TNI bersiaga di Plaza Mabes TNI. Tak ketinggalan ditampilkan pula kotak pendingin penyimpan vaksin dengan sistem teknologi informasi yang dapat memberikan informasi posisi kotak dan suhu udara pendingin.
Saat ini, sudah siap 1.008 vaksinator TNI yang akan melatih vaksinator lain. Pelatihan itu untuk mendapatkan 10.000 vaksinator yang bakal mampu melakukan vaksininasi kepada puluhan ribu orang per hari untuk mendukung target vaksinasi hingga 1 juta orang tiap hari.
Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin seusai sambutan Panglima TNI mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan moril dan materiil dari TNI untuk memastikan upaya menanggulangi pandemi dengan memperkuat pelacakan, tes, pengobatan, dan vaksinasi di masyarakat.
Menkes mengingatkan betapa penting peran Babinsa yang bisa menjangkau masyarakat di pelosok desa dalam melacak, melakukan tes, dan memantau isolasi mandiri terhadap penderita Covid-19.
”Virus ini bertahan hingga 15 hari dalam tubuh seseorang. Jika tidak berinteraksi erat dengan orang lain, virus tersebut tidak akan menular. Ini pentingnya pelacakan dilakukan oleh para tracer,” kata Menkes yang menyatakan terima kasih atas dukungan TNI untuk memulihkan kembali Indonesia.
Apel Vaksinator dan Tracer Covid-19 TNI itu merupakan tindak lanjut dari pertemuan Menteri Kesehatan dengan DPR RI serta seminar keamanan vaksinasi Covid-19 yang menghadirkan Panglima TNI dan Menteri Kesehatan secara daring pada 2 Februari 2021.
Peran strategis
Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) TNI Mayor Jenderal (TNI) Tugas Ratmono yang ditemui seusai apel mengatakan, para Babinsa pelacak dan vaksinator disiapkan menjadi pelatih rekan mereka.
”Kita targetkan pertengahan Februari 2021 sudah siap ada 10.000 vaksinator dan 28.000 tracer di Babinsa, Babin Potmar, dan Babin Potdirga. Pelatihan dilakukan secara daring di seluruh Indonesia. Para Babinsa tracer Covid-19 dan vaksinator juga segera divaksinasi Covid-19 agar aman ketika bertugas langsung di tengah masyarakat dan mencegah terkena sakit parah jika sampai terinfeksi,” kata Kapuskes TNI.
Tugas Ratmono membenarkan bahwa TNI memiliki ratusan rumah sakit dan klinik militer di berbagai satuan yang ada di kota besar, kota kecil, hingga markas batalyon. Ada rumah sakit milik matra TNI di kota-kota besar, ada klinik semisal di korem, kodim, hingga unit layakan medis kecil di satuan-satuan. Keberadaan klinik tersebut merupakan bagian dari potensi yang bisa digunakan dalam mendukung program vaksinasi nasional.
Selain itu, dia menyebutkan adanya siswa-siswi sekolah kejuruan tenaga kesehatan di berbagai lembaga di bawah naungan TNI, seperti akademi perawat dan lain-lain, yang memiliki ribuan peserta didik, yang juga dapat dimobilisasi untuk membantu menyukseskan program vaksinasi Covid-19. ”Para vaksinator pun kita siapkan saksama. Rata-rata vaksinator dapat melakukan 40-50 vaksinasi tiap hari,” kata Kapuskes TNI.
Keberadaan Babinsa, jika ditambah potensi Babinkamtibmas, posyandu, Karang Taruna, dan para perangkat pemerintahan di lapangan, akan sangat membantu upaya memulihkan Indonesia dari pandemi Covid-19.
Secara terpisah, mantan Kapuskes TNI dan pegiat kesehatan masyarakat, Mayor Jenderal (Purn) Ben Yura Rimba mengatakan, peran pelacakan kasus Covid-19 sangat penting. Jika terpetakan dengan baik, kasus-kasus dan kontak erat dengan pengidap Covid-19, positivity rate di Indonesia akan tergambar lebih jelas dan penanganan pandemi akan lebih maksimal karena tepat sasaran.
Peran organisasi militer memang sangat penting dalam sebuah operasi kemanusiaan. Di Amerika Serikat, Garda Nasional dikerahkan untuk distribusi dan pengawalan vaksin Covid-19. Demikian pula di China, militer terlibat aktif dalam riset vaksin Covid-19 sejak semula seperti dalam produksi vaksin Cansino yang melibatkan Mayor Jenderal Zhen Wei. Demikian pula di Australia dan Selandia Baru, militer dilibatkan dalam pengawasan masyarakat dan operasi kemanusiaan terkait penanganan pandemi Covid-19.
Upaya sinergi Kemenkes dengan TNI ini merupakan satu dari sekian banyak langkah untuk memulihkan Indonesia dan bangkit bersama melawan pandemi Covid-19. Keberadaan puluhan ribu vaksinator yang disiapkan Kemenkes mendapat darah segar dengan tambahan 10.000 vaksinator TNI yang menjadi salah satu operasi kemanusiaan terbesar untuk bersama melawan Covid-19.