Pengembangan vaksin ”pan-coronavirus” menjadi langkah selanjutnya setelah penemuan vaksin untuk Covid-19.
TNI memobilisasi 10.000 vaksinator dan 28.000 Bintara Pembina Masyarakat (Babinsa) untuk melakukan vaksinasi dan sebagai ”tracer” atau pelacak kasus Covid-19 di seluruh Indonesia.
Melihat materi vaksin, cara kerja vaksin, serta kesiapan petugas kesehatan, kiranya masyarakat tidak perlu ragu untuk menerima vaksin Sinovac.
Pengalaman Bio Farma membuatnya menjadi lembaga yang diberi tanggung jawab melakukan produksi dan distribusi vaksin Covid-19.
Sentimen kebangsaan muncul saat masyarakat dihadapkan pada keragaman vaksin. Derajat penerimaan masyarakat terhadap vaksin produksi dalam negeri lebih besar dibandingkan vaksin dari luar negeri.
Pertimbangan politik memilliki andil dalam penerimaan vaksin Covid-19 di Indonesia.
Di tengah polemik vaksin, kasus di Indonesia per Sabtu (15/1/2021) mencapai 882.418 kasus, naik 12.818 kasus dari hari sebelumnya.
Sejarah vaksinasi dan imunisasi di Indonesia tidak terlepas dari penolakan dan berita bohong yang menjadi kendala pelaksanaan vaksinasi massal.
Dengan ikut vaksinasi Covid-19, masyarakat tak hanya melindungi diri sendiri, tapi juga keluarga dan negara. Kesuksesan vaksinasi bisa menekan timbulnya korban jiwa serta memberi peluang pemulihan ekonomi dan pendidikan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention) AS, Rabu (6/1/2021), merilis laporan masyarakat hampir 4.400 kejadian merugikan (”adverse event”) setelah menerima suntikan.