logo Kompas.id
KesehatanMahadata, Maha-sia-sia
Iklan

Mahadata, Maha-sia-sia

Penggunaan mahadata menjadi tumpuan di banyak negara untuk menghadapi virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19. Mahadata ini dipakai untuk pelacakan, proyeksi penularan guna menentukan intervensi.

Oleh
Ahmad Arif
· 7 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/j4FY2pZjhUoW3ChKLtfEAu2GCTI=/1024x664/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2Ff604e0cb-60d8-4a34-add3-2c0692a6fd91_jpg.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Petugas mendata pasien tanpa gejala yang baru tiba di Hotel Ibis Senen, Kwitang, Jakarta Pusat, guna isolasi mandiri, Selasa (13/10/2020). Penambahan kasus positif Covid-19 dan kasus aktif (pasien dirawat di rumah sakit dan isolasi mandiri) harian terpantau mendatar atau stabil sejak PSBB ketat kembali dilakukan, 13 September 2020.

Penggunaan mahadata menjadi tumpuan di banyak negara untuk menghadapi virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19. Mahadata ini dipakai untuk pelacakan, proyeksi penularan guna menentukan intervensi. Namun, di Indonesia, mahadata menjadi sia-sia.

China menjadi contoh bagaimana menggunakan mahadata (big data) untuk mengatasi pandemi. Belajar dari ledakan wabah di Wuhan, yang menjadi episenter awal Covid-19 di dunia, China memperbaiki sistem surveilans mereka sehingga terhindar dari gelombang kedua penularan.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000