Presiden Tugaskan Menteri Luhut Atasi Covid-19 di 9 Provinsi
Presiden Joko Widodo menargetkan sembilan provinsi dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di Indonesia agar mencatatkan perbaikan kondisi dalam dua pekan ke depan.
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menargetkan sembilan provinsi dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di Indonesia agar mencatatkan perbaikan kondisi dalam dua pekan ke depan.
Untuk itu, Presiden menugaskan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto serta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo untuk membantu dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah.
Kesembilan provinsi tersebut meliputi DKI Jakarta (55.099 kasus atau 24,9 persen), Jawa Timur (38.431 kasus atau 17,3 persen), Jawa Tengah (17.913 kasus atau 8,1 persen), Jawa Barat (14.591 kasus atau 6,6 persen), Sulawesi Selatan (14.476 kasus atau 6,1 persen), Kalimantan Selatan (9.423 kasus atau 4,3 persen), Sumatera Utara (8.559 kasus atau 3,9 persen), Bali (7.312 kasus atau 3,3 persen), dan Papua (kasus 4.572 kasus atau 2,1 persen).
”Targetnya adalah menurunkan jumlah penambahan kasus harian, meningkatkan angka kesembuhan, dan menurunkan angka kematian. Presiden minta agar target ini bisa tercapai dalam dua minggu ke depan,” kata Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (15/9/2020).
Baca juga : Erick Thohir: Kesehatan Masih Nomor Satu
Untuk itu, Wiku melanjutkan, langkah yang harus ditempuh adalah menyinkronkan data di pemerintah pusat dan di pemerintah daerah guna bahan pengambilan keputusan secara cepat. Selain itu, operasi lapangan juga perlu dilakukan untuk menegakkan disiplin protokol kesehatan. Pelanggar akan dipidana sesuai ketentuan yang berlaku.
Guna menurunkan angka kematian dan meningkatkan angka kesembuhan, langkahnya adalah dengan meningkatkan manajemen perawatan pasien Covid-19. Penanganannya juga akan secara spesifik menyasar kluster Covid-19 di setiap provinsi serta kabupaten dan kota.
”Kita perlu sadari bahwa pandemi ini belum berakhir. Masih ada di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kita tidak boleh lengah. Seluruh masyarakat harus bekerja sama, disiplin menjalankan protokol kesehatan agar tidak terjadi penularan yang tidak terkendali. Semakin banyak yang bisa menjalankan protokol kesehatan secara konsisten, maka itu adalah kunci menekan kasus yang ada,” tutur Wiku.
Sementara itu, bertambahnya jumlah kasus baru dan naiknya angka kematian menjadi catatan perkembangan kasus Covid-19 dalam sepekan terakhir. Merujuk pada data Satgas Covid-19 per 13 September, jumlah kasus positif dalam sepekan terakhir naik 10,4 persen, dari 22.059 kasus menjadi 24.343 kasus.
Pada periode yang sama, kasus meninggal naik 2,2 persen, dari 683 kasus menjadi 698 kasus. Sebanyak lima daerah dengan angka kematian per 100.000 jiwa penduduk tertinggi dalam pekan lalu meliputi Surabaya (35,96 orang), Semarang (31,71 orang), Jakarta Pusat (29,78 orang), Manado (23,03 orang), dan Mataram (22,98 orang).
”Kami berpesan bahwa angka kematian ini mohon betul-betul ditekan. Mohon bantuan seluruh masyarakat. Kita sedang hadapi pandemi. Mari kita jaga seluruh keselamatan rakyat Indonesia dengan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat agar angka ini di kemudian hari selalu menurun dan kondisinya membaik,” kata Wiku.
Baca juga : Menepis Kekhawatiran Covid-19 dari ”Buitenzorg”
Penambahan kasus positif pada Selasa, 15 September, mencapai 3.507 kasus. Dengan demikian, akumulasi kasus sejak awal Maret sampai Selasa mencapai 225.030 kasus. Jumlah kasus aktif sebanyak 55.000 kasus atau 24,4 persen, sedikit lebih tinggi dari rata-rata dunia sebanyak 24,57 persen.
Jumlah kasus sembuh mencapai 161.065 kasus atau 71,6 persen, di bawah rata-rata dunia sebesar 72,2 persen. Sementara kasus meninggal mencapai 8.965 kasus atau 4 persen, lebih tinggi ketimbang rata-rata dunia sebesar 3,16 persen.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas membahas penambahan kapasitas penanganan Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/9/2020), menginstruksikan penambahan kapasitas layanan penanganan Covid-19. Hal ini mencakup infrastruktur dan juga sumber daya manusia.
Bagi yang positif Covid-19, tetapi memiliki gejala nihil atau ringan, Presiden menekankan agar mereka tidak melakukan karantina mandiri di rumah karena berpotensi menularkan Covid-19 di dalam keluarga. Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan pusat-pusat karantina mandiri. Di antaranya adalah hotel berbintang 2 dan 3 serta Wisma Atlet Kebayoran di Jakarta. Pemerintah juga mengoptimalkan balai pelatihan kesehatan di sejumlah daerah.
Adapun bagi warga dengan gejala sedang dan berat, pemerintah menambah kapasitas unit perawatan intensif (ICU) di rumah sakit rujukan. Karena itu, Presiden menginstruksikan Terawan untuk memastikannya.
”Pastikan ketersediaan tempat tidur dan ICU di rumah sakit rujukan untuk kasus-kasus yang berat. Saya minta Menkes segera melakukan audit dan koreksi mengenai protokol keamanan untuk tenaga kesehatan dan pasien di seluruh rumah sakit sehingga rumah sakit betul-betul menjadi tempat yang aman dan tidak menjadi kluster penyebaran Covid-19,” kata Presiden.
Presiden juga mengingatkan agar koordinasi terus dilakukan antara pemerintah pusat dan daerah dalam menangani Covid-19. Agar efektif, ia meminta pemerintah daerah dan para menteri untuk melakukan penanganan dengan pendekatan mikro.
”Saya ingatkan kembali bahwa keputusan-keputusan dalam merespons penambahan kasus di provinsi, kabupaten, dan kota agar selalu melihat data sebaran. Kemudian, yang sudah bekali-kali saya sampaikan, terapkan strategi intervensi berbasis lokal. Strategi pembatasan berskala lokal, baik di tingkat RT, RW, desa, kampung, sehingga penanganan lebih detail dan bisa lebih fokus,” katanya.
Baca juga : Infografik: Seberapa Sering Anda Menerapkan Protokol Kesehatan?
Menkes Terawan, dalam keterangan pers pada Senin, menjelaskan, pemerintah terus bekerja keras meningkatkan angka kesembuhan agar Covid-19 terkendali. Pemerintah juga terus bekerja keras menurunkan angka kematian. Selain itu, pemerintah berkomitmen menambah kapasitas layanan.
Adapun untuk sumber daya manusia, total terdapat 16.286 sukarelawan Tenaga Kesehatan Nusantara Sehat dan tenaga magang yang tersebar di rumah sakit rujukan Covid-19 dan laboratorium sarana kesehatan untuk layanan Covid-19. Di luar itu, masih ada 3.500 dokter magang, 800 sukarelawan Tenaga Kesehatan Nusantara Sehat, dan 685 sukarelawan lainnya.
”Termasuk di dalamya, ada dokter spesialis paru, dokter anestesi, dokter penyakit dalam, dan tenaga kesehatan lain, seperti perawat, dokter umum, dan lain-lain, yang siap ditugaskan bila ada kebutuhan penambahan tenaga,” kata Terawan.