Masjid-masjid Antisipasi Membeludaknya Jemaah Shalat Idul Adha
Shalat Idul Adha yang akan diadakan pada Jumat (31/7/2020) di masjid-masjid, diperkirakan ramai diikuti jemaah. Panitia dan pengurus masjid pun menyiapkan lokasi shalat.
JAKARTA, KOMPAS — Para pengurus masjid menyiapkan langkah antisipasi membeludaknya jemaah dalam pelaksanaan shalat Idul Adha 1441 Hijriah. Area tambahan dan pengaturan jalur masuk jemaah disiapkan untuk mengurangi kontak fisik.
Kamis (30/7/2020), para pengurus Masjid Al-Muhajirin, Kemanggisan, Jakarta Barat, bergotong royong mengecat tanda saf di aspal Jalan Anggrek Rosliana. Jalan selebar 6 meter tersebut berada tepat di depan halaman Masjid Al-Muhajirin. Jalan yang dicat lebih kurang sepanjang 300 meter.
Pengecatan tersebut adalah upaya dari pengurus masjid untuk menghindari kerumunan jemaah pada pelaksanaan shalat Idul Adha, Jumat (31/7/2020). Harapannya, jemaah yang tidak tertampung di masjid dan halaman masjid tetap bisa mengikuti shalat berjemaah di jalan raya.
”Kami akan gunakan jalan raya karena jemaah diperkirakan akan membeludak,” kata pengurus Masjid Al-Muhajirin, Trimo (74).
Baca juga: Pandemi Belum Terkendali, Presiden Shalat Idul Adha di Istana Bogor
Dalam pelaksanaan shalat Jumat, kapasitas masjid masih mampu menampung sekitar 1.000 orang yang datang. Akan tetapi, untuk shalat Idul Adha nanti, jumlah jemaah diperkirakan 2.500 orang.
”Dengan adanya penjarakan saf sekitar 1 meter, tidak mungkin semuanya bisa ditampung di dalam,” tambah Trimo.
Baca juga: Polisi Waspadai Kepadatan Wisatawan Puncak Saat Libur Panjang
Tahun ini menjadi yang pertama bagi warga Kemanggisan melakukan shalat Idul Adha di sekitar jalan raya. Sebelumnya, para warga biasa menggelar shalat Idul Fitri ataupun Idul Adha di Lapangan Wijaya Kusuma, yang berjarak sekitar 200 meter dari Masjid Al-Muhajirin.
Warga kini tidak bisa melaksanakan shalat Idul Adha di lapangan tersebut karena terkendala izin. ”Ada masalah dengan izin karena sempat ada pembaruan lapangan kemarin. Saat ini masih dikelola oleh kontraktor,” ungkap Trimo.
Masjid Jami Al-Falah, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, menurut rencana, akan melaksanakan shalat Idul Adha pukul 06.30. Masjid dua lantai itu dibatasi untuk 300 orang. Jemaah perempuan di lantai dua, sedangkan jemaah laki-laki di lantai satu.
Sekretaris Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Jami Al-Falah Abdul Basir menjelaskan, kapasitas sebesar 300 orang itu sudah diikuti dengan penerapan jarak fisik dalam saf. Shalat hanya menggunakan ruangan dan lantai masjid.
”Kalau waktu shalat Jumat, kan, jemaah melebar bisa shalat di trotoar masjid. Khusus di shalat Idul Adha ini, hanya ruangan dan lantai masjid saja yang digunakan,” ucapnya.
Dia melanjutkan, akses menuju masjid dibuat satu jalur. DKM akan memeriksa suhu tubuh jemaah dan memastikan mereka mengenakan masker.
Berdasarkan pantauan pada shalat Zuhur siang ini, jarak fisik antarjemaah sekitar 70 sentimeter (cm). Dari sekitar 40 jemaah, hanya separuh yang mengenakan masker. Padahal, pengumuman yang dipasang di tiang masjid menerangkan bahwa masker wajib dipakai oleh jemaah.
Sementara itu, tidak terlihat ada persiapan khusus di Mushala Assaiyah, Kota Bambu Selatan, Jakarta Barat, sehari menjelang shalat Idul Adha. Hanya ada spanduk pemberitahuan jadwal shalat Idul Adha di depan pintu mushala.
Ketua Mushala Assaiyah Suyana Efendi mengatakan, pihaknya sudah menerapkan protokol kesehatan sejak pelaksanaan shalat Idul Fitri, Mei lalu. Selain meminta jemaah selalu memakai masker, mereka juga sudah menerapkan pembatasan fisik dan pengecekan suhu tubuh.
”Kami juga menjalankan shalat Idul Fitri berjamaah di sini. Kebetulan daerah sini juga zona hijau,” katanya.
Menurut dia, jumlah jemaah pada shalat Idul Fitri yang lalu sekitar 100 orang. Semuanya bisa ditampung di dalam masjid. Efendi memperkirakan, jemaah pada shalat Idul Adha esok hari akan membeludak.
”Kalau saat Idul Fitri, kami tidak pasang spanduk pengumuman bahwa ada shalat di sini. Kalau sekarang kan kami pasang, jadi pasti akan banyak yang datang,” katanya.
Menurut dia, jemaah yang tidak kebagian tempat di dalam masjid secara otomatis akan menggelar sajadah di jalan raya. Namun, tidak ada tanda batas saf di jalan raya tersebut sehingga warga harus berinisiatif untuk menjaga jarak masing-masing.
Kalau saat Idul Fitri, kami tidak pasang spanduk pengumuman bahwa ada shalat di sini. Kalau sekarang, kan, kami pasang, jadi pasti akan banyak yang datang.
Sementara itu, Zena Mahatma (28), warga Karet Tengsin, Jakarta Pusat, berencana melaksanakan shalat Idul Adha di masjid. Ia mengaku tidak khawatir sebab selama ini sudah melaksanakan shalat Jumat rutin di masjid dekat tempat tinggalnya. ”Selama ini jumatan juga selalu di sana (di masjid). Yang pasti tetap jaga jarak dan pakai masker,” katanya.
Penyembelihan hewan kurban
Di Masjid Al-Muhajirin, penyembelihan hewan kurban akan dilaksanakan pada Sabtu (1/8) mengingat Idul Adha jatuh pada hari Jumat. Agar proses penyembelihan lebih optimal, panitia kurban memutuskan untuk menyembelih pada H+1.
”Penyembelihan, kan, bisa dilakukan tiga hari setelah Shalat Idul Adha, tapi kemungkinan akan kami tuntaskan pada Sabtu,” katanya.
Baca juga: Warga Diminta Tak Saksikan Pemotongan Hewan Kurban
Penyembelihan hewan kurban nantinya akan dilakukan di bagian belakang area Masjid Al Muhajirin. Area tersebut berukuran sekitar 5 meter × 10 meter atau seukuran lapangan bulu tangkis. Adapun proses pembagian daging kurban akan dilakukan di aula masjid.
Pengunjung juga dibatasi saat pemotongan hewan kurban. Untuk mencegah masuknya warga yang tidak berkepentingan, panitia kurban akan menutup pintu gerbang masjid. ”Terutama bagi anak-anak yang biasanya bergerombol menonton di sini akan kami cegah supaya tidak masuk,” ujarnya.
Patuhi protokol kesehatan
Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Niam Sholeh mengatakan, masyarakat disunahkan untuk melaksanakan takbir, tahmid, dan tahlil pada malam Idul Adha. Namun, di tengah pandemi Covid-19, pelaksanaan takbir, tahmid, dan tahlil harus mengutamakan protokol kesehatan.
”Hindari kerumunan yang berpotensi menularkan Covid-19. Tetap gunakan masker dan menjaga kebersihan tangan,” katanya dalam Konferensi Pers di Media Center BNPB Jakarta, Selasa (28/7/2020).
Baca juga: Perlakukan Hewan Kurban dengan Ihsan
Ia juga mengingatkan bahwa pelaksanaan shalat Idul Adha hukumnya sunnah muakaddah. Untuk itu, dalam situasi pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya terkendali, pelaksanaan shalat Idul Adha harus memperhatikan perkembangan kasus di setiap wilayah.
Di wilayah yang tingkat penularannya rendah, shalat bisa dilaksanakan di masjid, mushala, tanah lapang, gedung, atau tempat lainnya yang dianggap layak. Pastinya, jemaah tetap harus melaksanakan protokol kesehatan yang ketat.
”Memakai masker, wudu dilakukan di rumah, membawa sajadah sendiri, menjaga jarak, dan memastikan kondisi kesehatan fit,” ujarnya.
Hal tersebut tidak berlaku bagi wilayah dengan angka penularan Covid-19 yang tinggi atau zona hitam. Niam mengimbau agar warga yang berada di wilayah tersebut melaksanakan shalat Idul Adha di rumah bersama keluarga.
Menteri Agama Fachrul Razi juga mengingatkan agar pengurus masjid membatasi pintu masuk untuk memudahkan pengecekan suhu tubuh jemaah. Pelaksanaan shalat dan khutbah sebisa mungkin juga diperpendek tanpa menghilangkan syarat dan rukunnya.
”Bagi jemaah, bawa perlengkapan shalat pribadi, memakai masker, menjaga jarak, tidak bersalaman, dan tidak menyentuh kotak amal,” katanya dalam konferensi pers di Media Center BNPB, Kamis.
Bagi jemaah, bawa perlengkapan shalat pribadi, memakai masker, menjaga jarak, tidak bersalaman, dan tidak menyentuh kotak amal.
Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla mengingatkan agar Idul Adha mestu dirayakan dengan penuh disiplin. Protokol kesehatan harus terus menjadi pedoman dalam pelaksanaan shalat Idul Adha.
”Sebelum dan sesudah shalat Idul Adha, masjid-masjid harus disterilkan dengan disinfektan karena siangnya akan dilakukan shalat Jumat juga,” katanya.
Jusuf Kalla juga mengimbau agar pengurus masjid memanfaatkan pengeras suara masjid untuk menyerukan tiga hal penting kepada warga. Tiga hal tersebut berkenaan dengan disiplin memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
”Sampaikan seruan itu lima kali sehari kepada warga sehingga harus menjadi kebiasaan,” ujarnya.