Warga Diminta Tak Saksikan Pemotongan Hewan Kurban
Panitia kurban menyiapkan sejumlah aturan saat pemotongan hewan pekan depan. Kesehatan para petugas pemotong hewan dan kesehatan hewan kurban sama-sama menjadi perhatian.
JAKARTA, KOMPAS — Sepekan menjelang Idul Adha, panitia kurban menyiapkan skema pemotongan hewan dan penyaluran daging kurban. Selain kesehatan panitia kurban, kebersihan daging kurban juga harus dijaga pada masa pandemi Covid-19.
Trimo (74), anggota Panitia Kurban Masjid Al Muhajirin Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, mengatakan, pihaknya telah menyiapkan skema pelaksanaan pemotongan hewan kurban sesuai dengan protokol kesehatan. Salah satunya dengan melarang warga menyaksikan proses pemotongan.
Selain panitia kurban, warga yang diperbolehkan melihat penyembelihan adalah warga yang berkurban. ”Nantinya, mereka tetap akan diperiksa suhunya sebelum masuk ke area masjid. Pakai masker juga wajib,” katanya saat ditemui di Jakarta, Jumat (24/7/2020).
Baca juga : Jangan Tergiur Harga Murah Hewan Kurban
Sementara itu, untuk mencegah masuknya warga yang tidak berkepentingan, panitia kurban akan menutup pintu gerbang masjid. ”Terutama bagi anak-anak yang biasanya bergerombol menonton di sini, akan kami cegah supaya tidak masuk,” lanjutnya.
Penyembelihan hewan kurban nantinya akan dilakukan di bagian belakang area Masjid Al Muhajirin. Area tersebut berukuran sekitar 5 meter × 10 meter atau seukuran lapangan bulu tangkis. Adapun proses pembagian daging kurban akan dilakukan di aula masjid.
Panitia akan menyebarkan kupon pengambilan daging kepada warga di sekitar masjid. Warga yang datang akan diatur berdasarkan jam agar tidak terjadi kerumunan di satu waktu. Mereka juga akan dicek suhu tubuhnya dan wajib mencuci tangan di fasilitas cuci tangan yang telah disediakan.
Ketua Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa Jainal Abidin Sidiq mengatakan, pihaknya akan melakukan tes cepat (rapid test) kepada para petugas pemotongan hewan kurban dari Dompet Dhuafa. Mereka wajib dipastikan kesehatannya sebelum melaksanakan tugas.
”Selama bertugas, mereka juga mengenakan alat pelindung diri (APD) standar dan terus menjaga jarak dengan petugas lain,” katanya saat dihubungi.
Anak-anak yang biasanya bergerombol menonton di sini akan kami cegah supaya tidak masuk.
Ia menambahkan, dalam proses penyaluran daging, petugas kurban akan lebih proaktif. Mereka akan menyalurkan daging secara langsung kepada para mustahik (penerima).
”Daging yang sudah dikemas akan disalurkan ke alamat-alamat mustahik yang sebelumnya sudah didata,” ujarnya.
Sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta telah mengeluarkan panduan pelaksanaan kurban di luar rumah potong hewan. Panduan ini berlaku bagi warga yang melaksanakan penyembelihan di masjid, mushala, perkantoran, yayasan, dan lembaga lain.
Sesuai panduan itu diatur, orang di lokasi pemotongan harus menjaga jarak fisik minimal 1 meter dan membatasi jumlah anggota panitia. Selain panitia diminta untuk tidak menyaksikan proses penyembelihan. Daging kurban sebisa mungkin diantar oleh panitia ke rumah mustahik.
Panitia kurban harus senantiasa menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan dengan sabun dan penyanitasi tangan. APD seperti masker, pelindung wajah, sarung tangan sekali pakai, apron, dan pelindung kaki atau sepatu juga harus digunakan.
Orang-orang yang memiliki gejala seperti Covid-19 dilarang masuk ke tempat pemotongan. Panitia dipastikan berasal dari lingkungan tempat tinggal yang sama.
Baca juga : Penjualan Hewan Kurban
Panitia kurban harus mandi dan berganti baju sebelum melakukan kontak langsung dengan keluarga di rumah. Terapkan etika batuk, bersin, dan meludah. Sebisa mungkin selalu menggunakan perlengkapan milik pribadi.
Hindari kerumunan
Kepala Divisi Penyembelihan Halal pada Halal Science Center IPB University Supratikno mengatakan, ibadah kurban tahun ini membutuhkan keikhlasan warga dan mustahik untuk tidak menyaksikan penyembelihan hewan. Mereka diimbau untuk tetap berada di rumah demi menghindari kerumunan.
”Hikmahnya bagi hewan kurban, mereka tidak menjadi tontonan sehingga hewan bisa lebih tenang dan sejahtera sesuai dengan perintah Rasulullah,” katanya dalam webinar ”Pemilihan dan Penanganan Hewan Kurban Saat Pandemi Covid-19” oleh Dinas KPKP DKI Jakarta, Selasa (30/6/2020).
Langkah lain untuk mengurangi kerumunan, menurut Supratikno, adalah mengurangi jumlah anggota panitia kurban. Selain itu, kurangi mobilitas orang di tempat penyembelihan hewan untuk menghindari kontak fisik.
”Jika tidak memungkinkan, (penggunaan) APD yang harus ditingkatkan. Pakai pelindung wajah, kacamata goggles, dan masker,” ujarnya.
Panitia kurban juga harus dipastikan dalam keadaan sehat. Tidak hanya itu, lingkungan tempat tinggal panitia kurban pun harus terhindar dari Covid-19. Hindari panitia yang berasal dari RT yang menjadi zona merah.
Baca juga : Pesaing Berkurang, Penjual Hewan Kurban Kebanjiran Permintaan
Menurut Supratikno, proses penyembelihan hewan kurban dapat dilakukan pada hari-H, H+1, atau H+2 Idul Adha. Artinya, panitia kurban dapat memaksimalkan waktu tersebut untuk membuat skema penyaluran daging kurban.
”Hari pertama bisa untuk RW tertentu. Kemudian hari berikutnya untuk RW yang lain. Ada banyak skema yang bisa dibuat,” katanya.
Daging yang baik
Menurut Kepala Divisi Kesmavet Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet Fakultas Kedokteran Hewan IPB University Denny Widaya Lukman, daging yang diberikan kepada mustahik harus halal dan tayib (baik). Untuk menghasilkan daging yang baik tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, hewan yang akan disembelih harus nyaman dan sejahtera. Oleh sebab itu, tempat penyembelihan hewan sebisa mungkin harus ditutup tirai. Dengan begitu, hewan lain yang belum disembelih tidak melihat proses penyembelihan agar tidak stres.
”Kalau hewan-hewan itu melihat darah hewan yang disembelih, dia akan stres,” kata Denny dalam webinar ”Higiene, Sanitasi, Penanganan, dan Pendistribusian Daging Kurban di Masa Pandemi Covid-19” oleh Dinas KPKP Jakarta, Jumat (10/7/2020).
Selain itu, kebersihan daging harus dijaga. Untuk menjamin daging kurban tetap higienis, proses pembersihan daging dan jeroan harus dipisahkan sejak awal. Jika keduanya disatukan atau dipotong di tempat yang berdekatan, daging dapat terkena bakteri.
”Seperti diketahui, daging adalah tempat yang sangat baik untuk pertumbuhan bakteri. Jangan sampai kita memberikan daging yang sudah busuk karena banyak mengandung bakteri,” ujarnya.
Untuk itu, tempat pemotongan hewan harus menyediakan air bersih yang memadai. Proses pengolahan karkas juga sebaiknya digantung. Usahakan daging tidak terkena tanah atau benda-benda kotor lainnya.
Denny juga menyarankan agar jarak waktu antara proses pengulitan dan pemotongan hewan tidak terlalu lama. Jangan juga menumpuk hewan yang sudah disembelih, tetapi belum dikuliti dan dipisahkan jeroannya. Sebab, hal itu akan memicu terjadinya pembusukan.
”Pernah terjadi di sebuah masjid, hewan-hewan itu ditumpuk. Dalam waktu empat jam, dagingnya sudah membusuk,” katanya.