Kepedihan atas Tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, menyisakan pesan, siapa pun yang datang ke stadion harus terjamin keamanan dan keselamatannya.
Oleh
Tim Kompas
·5 menit baca
TIM KOMPAS
Kacamata hitam milik penonton di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, tergeletak di sekitar tribun berdiri, Senin (31/10/2022). Tribun berdiri ini berada di area pertandingan stadion yang seharusnya tidak boleh ada. Namun area ini dipakai bertahun-tahun untuk menambah kapasitas penonton di stadion.
JAKARTA, KOMPAS -Tim investigasi harian Kompas mendapati sedikitnya ada 14.928 penonton di area terlarang Stadion Kanjuruhan Malang pada saat laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang berakhir dengan tragedi kematian ratusan suporter, Sabtu (1/10/2022). Area terlarang ini disebut tribune berdiri dan berada di sisi utara, timur, dan selatan Stadion Kanjuruhan. Letaknya persis di depan tribune duduk dan berbatasan langsung dengan lintasan lari atau shuttle ban yang mengelilingi lapangan.
Tribune berdiri dan shuttle ban dibatasi pagar besi setinggi 3,6 meter. Posisi tribune berdiri lebih menjorok ke lapangan pertandingan karena berada di depan tribune duduk. Area ini berupa emplasemen berbahan beton. Dalam laga-laga besar, area ini selalu penuh sesak penonton, termasuk saat Arema FC menghadapi Persebaya.
Hasil pengamatan dari rekaman kamera pemantau (CCTV) Stadion Kanjuruhan, terlihat gelombang awal penonton yang turun ke lapangan berasal dari tribune berdiri. Ini terlihat dari kamera yang menghadap lapangan di tribune duduk sisi timur pukul 22.03.31. Empat penonton dari arah tenggara berlari menuju ke tengah lapangan diikuti dua steward berompi hijau.
”Dari tribune saya, ada yang mau turun ke lapangan, saya minta supaya balik dan jangan turun. Balik!” kata JL, suporter Arema FC yang berada di tribune duduk sisi timur.
Angka 14.928 penonton merupakan hasil penghitungan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Malang atas kapasitas area yang disebut sebagai tribune berdiri. Jika tanpa tribune berdiri, daya tampung riil Stadion Kanjuruhan adalah 23.126 penonton sesuai kapasitas tribune duduk. Lantaran tribune berdiri dipakai penonton, kapasitas stadion meningkat menjadi 38.054 orang.
Sekretaris Dispora Kabupaten Malang Henry Tanjung membenarkan jumlah kapasitas stadion tersebut. ”Jumlah (kapasitas stadion) 38.000 itu termasuk tribune berdiri,” ujar Tanjung yang ditemui di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, akhir Oktober 2022.
Dia tak tahu kapan persisnya tribune berdiri itu ada. Setahu dia, area tersebut sudah lama ada sebagai tempat penonton. ”Saya tidak tahu persis kapan. Yang tahu persis Ketua Panpel Abdul Haris (salah seorang tersangka Tragedi Kanjuruhan) waktu dia menjabat di Dispora,” kata Tanjung.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Garis polisi masih terpasang di pintu 13 saat anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengunjungi Stadion Kanjuruhan di Kepanjen, Malang, Jawa Timur, Selasa (4/10/2022).
Selama 2018-2022, Arema FC menggelar 53 pertandingan dari berbagai laga, termasuk BRI Liga 1. Dari 53 pertandingan itu, hanya satu pertandingan yang jumlah tiketnya dicetak tak melebihi 23.126, yaitu uji coba Arema FC melawan Semeru FC, 5 Februari 2020.
Saat laga Arema FC melawan Persebaya, panitia pelaksana (panpel) mencetak 43.000 tiket. Berdasarkan berita acara pertandingan Arema FC vs Persebaya tanggal 1 Oktober 2022 dari Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Malang, terdapat 42.906 tiket yang terjual.
Area pertandingan
Tribune berdiri masih merupakan area pertandingan atau field of play (FOP) karena lokasinya berada di antara lapangan dan batas tribune duduk. FOP adalah ruang kosong antara tribune duduk dan lapangan pertandingan yang harus steril dari penonton.
Keberadaan tribune berdiri sempat dipersoalkan mantan Kepala Kepolisian Resor Malang Ajun Komisaris Besar Ferli Hidayat ke Ketua Panitia Pelaksana Arema FC Abdul Haris. Ferli meminta panitia tidak memasukkan penonton di tribune itu karena rawan.
Situasi malam itu kacau. Banyak penonton yang masuk, aparat menghalau mereka. Saya diminta teman-teman untuk menyelamatkan diri. Saya masuk ke bawah tribune VIP
Haris menyatakan, tribune berdiri digunakan untuk mengakomodasi penonton yang tak bisa masuk akibat keterbatasan kapasitas stadion. Obrolan mereka terlampir dalam laporan Komnas HAM tentang Tragedi Kanjuruhan.
TIM KOMPAS
Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan yang juga pemegang lisensi FIFA Security Officer, Nugroho Setiawan
Pasal 29 Regulasi Keselamatan dan Keamanan PSSI 2021 mewajibkan FOP harus bebas dari penonton. ”Panitia pelaksana wajib memastikan area pertandingan (FOP) hanya dapat dipakai pemain, ofisial, dan perangkat pertandingan yang bertugas.”
Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan yang juga pemegang lisensi FIFA Security Officer, Nugroho Setiawan, menjelaskan, FOP harus steril dari penonton karena menjadi ruang gerak steward dan tim medis apabila terjadi keadaan tak diinginkan. ”FOP juga menjadi alternatif kedua untuk titik kumpul dalam keadaan darurat. Ketika penonton tak mungkin dievakuasi keluar stadion, harus dievakuasi ke sana (FOP). Kalau jadi area penonton, bagaimana nanti evakuasinya,” ujarnya.
Kenyataannya, manajemen Arema FC bersama pengelola stadion ”menjual” ruang kosong itu dengan label tribune berdiri. HM (20), penonton di tribune selatan, menyaksikan tribune berdiri di hadapannya penuh sesak. ”Sebenarnya tidak nyaman menonton di sana karena penglihatan terhalang penonton lain,” kata HM.
TIM KOMPAS
Rompi steward yang ditumpuk di sisi lapangan Stadion Kanjuruhan, Senin (31/10/2022). Rompi-rompi ini digunakan untuk menutup wajah jasad korban tragedi Kanjuruhan, Sabtu (01/10/2022) .
Kacau
Penonton yang menghambur ke lapangan dari tribune berdiri merepotkan 250 steward, petugas keamanan malam itu. Steward kebanyakan orang sipil yang bertugas di pintu masuk dan di depan tribune penonton. Tugas mereka mengawasi perilaku penonton, mencegah dan menghalau suporter yang masuk ke lapangan, memastikan penonton tak membawa barang terlarang, serta memastikan penonton bertiket.
”Situasi malam itu kacau. Banyak penonton yang masuk, aparat menghalau mereka. Saya diminta teman-teman untuk menyelamatkan diri. Saya masuk ke bawah tribune VIP,” kata C, steward yang bertugas di sisi dekat lapangan pertandingan.
Match commissioner laga Arema FC melawan Persebaya berinisial L menolak berkomentar mengenai tribune berdiri. ”Saya no comment, mohon maaf,” tulis L kepada tim lewat pesan singkat di ponsel.
L mengaku tak memiliki sertifikat match commissioner berlisensi AFC (Asian Football Confederation). Namun, dia memiliki Brevet Anti-Doping FIFA, yang menjadi kompetensi pelengkap. ”Saya sebagai match commissioner hanya mencatat jalannya pertandingan,” kata L saat dikonfirmasi, Senin (21/11/2022).
TIM KOMPAS
Tangkapan layar video CCTV Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, ini merekam permainan tiket di pintu masuk. Ada sejumlah penonton masuk tanpa menunjukkan tiket gelang ke petugas.
Kenyataan ini berbeda dengan penjelasan Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi ke Komnas HAM, 13 Oktober 2022. Yunus mengklaim hampir semua pengawas pertandingan bersertifikat AFC, termasuk match commissioner Arema FC melawan Persebaya, 1 Oktober 2022. Saat tim investigasi mengonfirmasi, Yunus tidak bisa berkomentar karena sedang berada di Doha (Qatar), Senin.
Peran match commissioner sangat krusial dalam laga. Regulasi Kompetisi BRI Liga 1-2022/2023 menyebut, match commissioner dapat memutuskan penundaan pertandingan dengan alasan force majeure atau alasan lain. ”Perannya vital dalam menentukan pertandingan layak digelar atau tidak,” kata Nugroho.
Namun, peran ini menjadi tidak dimainkan karena komunikasi antara PSSI, operator liga, dan panitia pelaksana tidak tuntas. ”Ini yang terjadi di Kanjuruhan,” tutur Nugroho.
Sementara itu, anggota Komite Eksekutif PSSI, Ahmad Riyadh, menegaskan, tidak boleh ada tribune berdiri di stadion. ”Harusnya tidak boleh itu. Kalau ada, itu melanggar aturan,” katanya.
FAKHRI FADLURROHMAN
Massa aksi membawa bendera Arema FC di Kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (30/10/2022).
Tidak ada perwakilan manajemen Arema FC yang bersedia memberikan penjelasan mengenai tribune berdiri. Namun, Komisaris Arema FC Tatang Dwi Arifianto menyampaikan, manajemen klub sedang melibatkan banyak pihak untuk memperbaiki tata kelola pertandingan.
”Tujuannya menambah wawasan, berdiskusi, dan meningkatkan standar terkait pengelolaan pertandingan. Jadi, ketika nanti kompetisi berjalan normal, kami benar-benar siap,” kata Tatang.