Dunia Gerak Cepat Antisipasi Serangan Balasan Iran atas Israel
Presiden AS Joe Biden mengatakan, Iran akan segera menyerang Israel. Sejumlah negara mengingatkan warganya.
AMSTERDAM, SABTU — Peringatan Presiden Amerika Serikat Joe Biden bahwa Iran akan segera menyerang Israel mendapat respons cepat dari beragam negara dan pihak. Kementerian Luar Negeri Belanda dalam pernyataan resmi pada Sabtu (13/4/2024) mengatakan, Pemerintah Belanda akan menutup kedutaan besar mereka di Teheran pada Minggu.
Kemlu Belanda menyebut langkah itu sebagai tindakan pencegahan, tanpa memerinci lebih lanjut. Selanjutnya, mereka akan kembali memutuskan apakah kedutaan akan kembali beroperasi pada Senin mendatang.
Pemerintah Jerman juga telah mengingatkan warganya untuk segera meninggalkan Iran. Berlin menyebutkan, ada risiko peningkatan ketegangan antara Israel dan Iran yang mungkin dapat berdampak pada penangkapan sewenang-wenang.
Baca juga: Ancaman Serangan Iran Semakin Nyata, Israel Siaga
”Dalam ketegangan saat ini, terutama antara Israel dan Iran, ada risiko peningkatan yang tiba-tiba,” tulis Kementerian Luar Negeri Jerman. ”Warga negara Jerman menghadapi risiko nyata ditangkap dan diinterogasi secara sewenang-wenang serta dijatuhi hukuman penjara yang lama. Warga negara ganda yang berkewarganegaraan Iran dan Jerman sangat berisiko,” kata Kementerian Luar Negeri.
Sejumlah negara lain, seperti India, Perancis, Polandia, dan Rusia, juga telah mengingatkan warganya untuk tidak bepergian ke Iran, Israel, dan wilayah di sekitarnya.
Kementerian Luar Negeri Indonesia melalui Direktorat Perlindungan WNI mengatakan, terus memantau perkembangan situasi di Timur Tengah. ”Kemlu bersama KBRI Teheran dan Perwakilan RI di Timur Tengah terus memonitor situasi di kawasan. Sesuai SOP, setiap Perwakilan RI wajib memiliki rencana kontingensi untuk antisipasi situasi kedaruratan bagi pelindungan WNI,” kata Judha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI. ”Jumlah WNI di Iran sebanyak 376 orang dan mayoritas adalah mahasiswa yang bertempat tinggal di kota Qom,” kata Judha menambahkan.
Baca juga: Israel dan AS Bersiap Hadapi Serangan Balasan Iran
Menyusul langkah sejumlah negara, maskapai penerbangan Australia Qantas Airways mengatakan, untuk sementara waktu mereka mengubah rute penerbangan antara Perth dan London seiring meningkatnya ekspektasi serangan Iran terhadap Israel. ”Kami untuk sementara menyesuaikan jalur penerbangan antara Perth dan London karena situasi di beberapa wilayah Timur Tengah,” kata juru bicara Qantas. ”Kami akan menghubungi pelanggan secara langsung jika ada perubahan pada pemesanan mereka.”
Qantas mengatakan tidak ada penerbangan antara Perth dan London yang dihentikan sementara atau dibatalkan. Penerbangan lain menuju dan dari London juga tidak berubah karena mengambil jalur penerbangan yang berbeda.
Maskapai penerbangan Lufthansa sebelumnya telah mengumumkan tidak lagi menggunakan wilayah udara Iran. ”Karena situasi saat ini, Lufthansa menangguhkan penerbangan ke dan dari Teheran hingga Kamis, 18 April,” kata juru bicara Lufthansa Jumat kemarin. Langkah serupa juga diambil oleh Austrian Airlines, anak perusahaan Lufthansa. Penerbangan ke Teheran telah mereka tangguhkan sejak Sabtu (6/4/2024) lalu.
Baca juga: Serangan Israel ke Suriah Menewaskan Dua Jenderal Iran
Situasi di kawasan Timur Tengah semakin memanas setelah serangan udara Israel atas Kantor Perwakilan Iran di Damaskus, Suriah, menewaskan seorang jenderal senior Pasukan Quds, Iran, dan enam perwira lainnya. Israel mengaku tidak bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, Teheran bersumpah membalasnya. Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan Israel harus dihukum.
Peringatan Biden
Terkait situasi tersebut, Presiden AS Joe Biden mengatakan, pihaknya prakirakan Iran akan segera menyerang Israel. ”Lebih cepat, daripada nanti,” kata Biden pada Jumat waktu Washington atau Sabtu waktu Jakarta. Amerika Serikat, tegas Biden, tetap akan mendukung dan membela Israel.
Wall Street Journal mengatakan, AS telah mengerahkan kapal perangnya untuk melindungi Israel dan pasukan Amerika di wilayah tersebut. Langkah tersebut merupakan upaya mencegah serangan langsung Iran terhadap Israel. Serangan diprakirakan akan terjadi pada Sabtu atau Minggu ini.
Namun, merujuk informasi dari pihak yang dekat dengan pemimpin Iran, Wall Street Journal mengatakan, belum ada keputusan akhir yang dibuat.
Sebelumnya, juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan serangan yang dilaporkan akan segera dilakukan Iran atas Israel adalah ancaman nyata. Namun, ia tidak memberikan rincian mengenai kemungkinan waktunya. Kirby mengatakan AS sedang mempertimbangkan postur pasukannya di kawasan sehubungan dengan ancaman Teheran dan mengamati situasi dengan sangat cermat.
Dampak ekonomi
Di sisi lain, kekhawatiran mengenai potensi meningkatnya ketegangan di Timur Tengah mengguncang pasar keuangan, mendorong investor mencari tempat yang lebih aman untuk menyimpan uang mereka. Reli besar-besaran terjadi di lantai bursa Wall Street. Sejumlah saham rontok.
S&P 500 merosot 1,5 persen untuk menutup minggu terburuknya sejak Oktober. Dow Jones Industrial Average turun 475 poin, atau 1,2 persen, dan komposit Nasdaq turun 1,6 persen dari rekor sehari sebelumnya.
Harga minyak pun berpotensi kembali menanjak. Minyak mentah Brent, naik 0,8 persen menjadi 90,45 dollar AS per barel. (AP/AFP/REUTERS)