Orang Kaya Rusia Makin Sejahtera di Tengah Perang
Di saat hidup sedang susah-susahnya, orang-orang superkaya di Rusia justru makin kaya ”berkat” perang di Ukraina.
Kekayaan konglomerat Rusia bertambah 72 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1,1 kuadriliun dalam setahun terakhir. Jika digabungkan, kekayaan kolektif orang-orang terkaya di Rusia menjadi 577 miliar dollar AS atau sekitar Rp 9,2 kuadriliun. Kekayaan mereka bertambah karena memasok logam, bahan kimia, dan aneka kebutuhan militer untuk perang di Ukraina.
Daftar orang-orang terkaya dan jumlah kekayaannya tercatat dalam majalah Forbes yang mengeluarkan daftar Miliarder Dunia 2024, Selasa (2/4/2024). Dalam daftar ini terdapat 2.781 miliarder dari 78 negara.
Baca juga: Sejak 2020, Orang Kaya Makin Kaya, Orang Miskin Kian Sengsara
Total kekayaan mereka mencapai 14,2 triliun dollar AS. Dibandingkan tahun lalu, kekayaan para konglomerat global naik 2 triliun dollar AS. Sebagai pembanding, total produk domestik bruto Indonesia 1,1 triliun dollar AS.
Di Rusia, status orang terkaya dipegang Vagit Alekperov dengan kekayaan 28,6 miliar dollar AS. Ia merupakan mantan Direktur Utama Lukoil, raksasa minyak Rusia. Ia juga menempati peringkat ke-59 daftar orang terkaya sedunia.
Alekperov dan banyak konglomerat Rusia menikmati hasil kenaikan harga komoditas di tengah serbuan Rusia ke Ukraina. Aneka sanksi Barat pada Rusia ternyata tidak berdampak pada para konglomerat di negara itu.
Setahun sebelum Rusia menyerbu Ukraina, Forbes mencatat akumulasi kekayaan konglomerat Rusia bernilai 606 miliar dollar AS. Para miliarder itu pernah disebut akan kehilangan banyak aset seiring sanksi Barat pada Rusia.
Baca juga: Di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Turki-Dubai Berebut Orang-orang Superkaya Rusia
Memang, ada penurunan drastis aset miliarder Rusia pada 2022. Akumulasi kekayaan mereka menjadi 353 miliar dollar AS saja. Setahun setelah perang, Rusia beradaptasi dan pulih. Alekperov salah satu bukti pemulihan itu. Dari 20,5 miliar dollar AS pada 2022, kekayaannya bertambah 8,1 miliar dollar AS sepanjang 2023.
Memang, tidak semua miliarder Rusia bertambah kekayaannya. Raja pupuk Rusia, Andrei Melnichenko, kehilangan kekayaan 4,1 miliar dollar AS sepanjang tahun lalu. Kini, kekayaannya tinggal 21,1 miliar dollar AS.
Pupuk adalah salah satu komoditas Rusia yang diembargo Barat. Ekspor pupuk Rusia terhambat dan hal itu berdampak pada orang-orang seperti Melnichenko.
Dalam sejumlah kesempatan, Presiden Rusia Vladimir Putin berulang kali meminta Barat dan sejumlah negara mempertimbangkan ulang sanksi. Sebab, bukan hanya Rusia yang dirugikan sanksi Barat.
Baca juga: Pesona Pesawat Jet Pribadi Rusia Memudar
Rusia merupakan pemasok penting pupuk global berkat kekayaan gas alamnya. Sanksi pada Rusia membuat dunia kekurangan pupuk.
Tidak hanya minyak dan gas bumi, Rusia juga punya banyak sumber daya lain. Karena itu, Putin berulang kali sesumbar bahwa sanksi Barat tidak akan mampu menekan perekonomian Rusia. Buktinya, pertumbuhan ekonomi Rusia tetap baik. Hanya, pertumbuhan itu lebih ditopang produksi persenjataan yang didanai APBN Rusia.
Dana Moneter Internasional menaksir PDB Rusia akan tumbuh 2,6 persen pada 2024. Untuk periode selanjutnya, IMF menaksir pertumbuhan PDB Rusia akan lebih kecil lagi. Sebab, Rusia kekurangan tenaga ahli dan teknologi.
Manfaatkan sanksi
Keligatan orang Rusia menyiasati sanksi ditunjukkan oleh daftar konglomerat versi Forbes. Ada nama-nama baru dan sebagian nama lama yang melejit kekayaannya.
Baca juga: Hujan Sanksi Barat dan Dampak Pukulannya bagi Rusia
Resep lonjakan itu adalah pengambilalihan bisnis Barat. Sanksi membuat sejumlah perusahaan asing meninggalkan bisnisnya di Rusia. Banyak bisnis itu dijual murah kepada orang-orang Rusia. Padahal, potensi pendapatannya tetap sama.
Bisnis makanan, farmasi, hingga bahan bangunan ditinggal pebisnis asing. Pebisnis Rusia mengambil alih, lalu mendapat untung dari transaksi itu.
Analis Carnegie Endowment for International Peace, Alexandra Prokopenko, menyebut, Putin mendistribusikan aset-aset itu kepada orang kepercayaannya. Putin berusaha menciptakan orang kaya baru yang setia kepadanya.
Fenomena kali ini mirip kala Uni Soviet runtuh dan privatisasi melanda perusahaan-perusahaan di sana. Sejumlah orang Rusia mendadak kaya raya karena bisa menguasai BUMN minyak, logam, dan mineral.
Baca juga: AS-UE Kembali Beri Pengecualian Sanksi ke Rusia
Mikhail Khodorkovsky dan Boris Berezovsky adalah beberapa taipan Rusia yang kaya raya dari pengambilalihan BUMN. Berezovsky mengambil perusahaan minyak Sibneft, maskapai Aeroflot, dan stasiun televisi ORT. Sementara Khodorkovsky mengambil alih sejumlah perusahaan minyak.
Raja minyak lain, Roman Abramovich, bisa membeli klub sepak bola Chelsea dari lonjakan kekayaan di Rusia. Sementara Vladimir Gusinsky jadi raja media.
Putin menyadari, lonjakan kekayaan konglomerat memicu kecemburuan di masyarakat. Ia berusaha mencari jalan tengah. Ia pernah dilaporkan menemui sejumlah konglomerat teratas.
Dalam pertemuan itu, ia berpesan: jauhi politik kalau mau kekayaan tetap aman. Sayangnya, tidak semua konglomerat betah berdiam diri.
Baca juga: Sanksi Internasional Kian Menyulitkan Warga Rusia
Gusinsky, Khodorkovsky, dan Berezovsky sibuk mengkritik Putin. Bahkan, Khodorkovsky mendanai kelompok pengkritik Putin. Akibatnya, Khodorkovsky dan Gusinsky dipenjara. Sementara Berezovsky melarikan diri ke Inggris. Belakangan, Berezovsky tewas di Inggris.
Meski sudah berulang ada konglomerat dipenjara, tetap saja sebagian orang kaya Rusia tidak jera. Bankir sekaligus raja bir Rusia, Oleg Tinkov, mengecam serangan ke Ukraina. Ia memutuskan keluar dari Rusia dan melepaskan kewarganegaraan Rusia.
Bankir lain, Mikhail Fridman, menyebut perang Ukraina sebagai tragedi. Bankir pemegang paspor Israel itu mendesak perang itu dihentikan. Seperti Tinkov, ia pernah pergi dari Rusia selepas perang Ukraina meletus. Belakangan, ia kembali ke Rusia. (AP/REUTERS)