Doa Paus Fransiskus bagi Korban Perang dan Konflik
Dalam ”urbi et orbi”, Paus berdoa agar perdamaian segera terwujud dan sindikat perdagangan orang terungkap.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
VATIKAN, MINGGU — Paus Fransiskus mendoakan para korban konflik dan perang dalam pesan perayaan Paskah. Pemimpin tertinggi umat Katolik itu juga secara khusus memberi perhatian kepada anak-anak.
Doa dan perhatian Paus menjadi inti dari urbi et orbi Paskah 2024 yang disampaikan dari Basilika Santo Petrus di Vatikan, Minggu (31/3/2024). Pesan itu dibacakan Paus setelah ia memimpin misa Paskah pada Minggu pagi. ”Yesus membukakan pintu kehidupan kepada kita, pintu yang selalu kita tutup lewat perang yang menyebar ke seluruh dunia,” ujarnya sebagaimana dikutip Vatican News.
Kini, hanya Australia dan Antartika menjadi benua bebas perang. Di Asia, ada perang melanda antara lain di Myanmar, Palestina, hingga Yaman. ”Semoga kebangkitan Yesus membuka jalan perdamaian bagi orang-orang yang dikecamuk perang,” katanya.
Semoga kebangkitan Kristus membuka jalan harapan bagi semua yang menderita.
Untuk Gaza, Paus kembali memohon agar akses bantuan kemanusiaan dibuka selebar-lebarnya. Paus juga meminta seluruh sandera dibebaskan. Tidak lupa, gencatan senjata segera diberlakukan.
Permohonan pembebasan semua sandera dan tawanan perang juga disampaikan dalam konteks perang Rusia-Ukraina. Hukum internasional harus dihormati.
Tidak lupa, Paus mengingat korban perang Suriah. Perang saudara sudah berlangsung 13 tahun di Suriah. ”Begitu banyak kematian dan kehilangan. Teramat banyak kemiskinan dan kerusakan,” ujarnya.
Paus pun mendoakan Lebanon yang tidak henti dirundung perang dan kesulitan ekonomi. ”Semoga kebangkitan Tuhan menenangkan orang-orang Lebanon yang terkasih,” ujarnya.
Paus kembali mengingatkan, perang hanya menghasilkan kekalahan bagi umat manusia. Peringatan senada terus diulangnya dalam beragam kesempatan.
Umat manusia diajak tidak selalu berfokus pada senjata dan menguatkan pertahanan. Semua pikiran soal kekerasan harus ditinggalkan. ”Perdamaian tidak pernah dihasilkan dengan senjata, tetapi dengan tangan dan hati yang terbuka lebar,” katanya.
Harapan perdamaian disampaikan pula untuk kawasan Balkan Barat hingga Myanmar. Paus mendorong dialog dilakukan oleh Armenia dan Azerbaijan. ”Semoga kebangkitan Kristus membuka jalan harapan bagi semua yang menderita oleh kekerasan, konflik, kerawanan pangan, dan dampak perubahan iklim,” ujarnya.
Penderitaan anak
Paus memohon kekerasan dihentikan. Dampak kekerasan telah menderita warga sipil dan anak-anak. ”Berapa banyak lagi penderitaan harus kita saksikan di mata mereka. Dengan mata itu, mereka bertanya kepada kita: Mengapa? Mengapa semua kematian ini? Mengapa semua kerusakan ini,” ujarnya.
Ia mengatakan, Paskah untuk merayakan hidup yang diberikan. Momentum ini untuk merayakan kasih tak terhingga dari Tuhan.
”Sayangnya, berapa banyak anugerah berharga kehidupan yang dibenci? Berapa banyak anak tidak bisa lahir? Berapa banyak meninggal kelaparan dan tidak bisa mengakses perawatan dasar atau korban kekerasan dan penyiksaan? Berapa banyak kehidupan dijadikan obyek perdagangan manusia yang terus meningkat?” tuturnya.
Paus berharap umat manusia tidak lelah memerangi perdagangan orang. Umat manusia harus terus berusaha membongkar sindikat perdagangan manusia dan membebaskan korbannya. (AP/AFP)