”Selasa Super”, Peta Pilpres AS yang Sudah Terbaca Jelas Tahun Ini
Sebanyak 16 negara bagian dan satu teritori mengadakan pemilu internal. Media AS pesimistis karena hasilnya sudah jelas.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
Pada Selasa (5/3/2024), Amerika Serikat akan menggelar Super Tuesday atau Selasa Super. Ini peristiwa ketika banyak negara bagian menyelenggarakan pemilihan pendahuluan (primary) sekaligus. Pada tahun-tahun sebelumnya, Selasa Super merupakan ajang penting yang bisa memetakan pemilu presiden pada November. Namun, tahun ini, masyarakat sudah membayangkan Joe Biden dan Donald Trump akan bertanding ulang.
Pemilu presiden AS akan dilaksanakan pada 5 November 2024. Terdapat dua partai besar yang mendominasi, yakni Partai Republik dan Partai Demokrat. Setiap partai masih menentukan nama calon yang akan mewakili mereka di pilpres.
Di setiap partai, ada dua metode penentuan. Pertama ialah primary, yang berarti para kader dan pendukung Partai Republik atau Partai Demokrat memilih nama calon yang mereka kehendaki.
Kedua adalah kaukus. Di ajang ini, bukan kader ataupun pendukung yang memilih, melainkan delegasi pemilik suara. Mereka adalah anggota dewan di tingkat negara bagian dan kota, mirip anggota DPR dan DPRD di Indonesia. Kaukus Partai Republik yang terkenal, yaitu Kaukus Iowa sudah terlaksana pada Januari lalu dengan Trump sebagai pemenang.
Pada 5 Maret nanti, ada 16 negara bagian dan satu teritori, yaitu Samoa Amerika, yang menggelar primary serentak. Pada hari itu, para pendukung partai akan mendatangi tempat pemungutan suara untuk memilih. Mereka diberi waktu hingga pukul 20.00. Hasil dari Selasa Super biasanya tidak langsung diumumkan, tetapi menunggu beberapa hari kemudian.
Keunikan Selasa Super ialah di sebagian negara bagian yang melaksanakannya, primary bersifat terbuka. Artinya, kader dari Partai Republik bebas memberi suara bagi bakal calon presiden dari Partai Demokrat jika dianggap lebih mewakili aspirasi masyarakat AS. Demikian pula sebaliknya. Pada Selasa Super nanti, menurut laman Election Central, negara-negara bagian Texas, Alabama, Arkansas, Tennessee, Utah, dan Minnessota menjalankan pemilihan terbuka.
Umumnya, para bakal calon presiden gencar berkampanye di titik-titik ini. Presiden AS 2017-2021, Donald Trump, misalnya, sudah bolak-balik ke Alabama sejak Agustus 2023. Saingannya sesama Partai Republik, Gubernur Florida Ron DeSantis, berusaha memikat penduduk Tennessee sejak Juli tahun lalu. DeSantis kalah di Kaukus Iowa dan menyatakan dukungan terhadap Trump.
Peta pilpres
Selasa Super sering dianggap sebagai peta pilpres AS. Meskipun begitu, tidak semuanya terbukti karena dua kali terjadi pemenang di Selasa Super gagal memenangi pemilu presiden. Pertama pada 1996 ketika Bob Dole dari Partai Republik memperoleh mayoritas suara di Selasa Super. Namun, di pilpres ia kalah dari petahana Presiden Bill Clinton.
Pada 2004, politikus Partai Demokrat John Kerry memenangi Selasa Super. Kenyataannya, di pilpres ia dikalahkan oleh petahana Presiden George W Bush. Kerry kemudian menjabat sebagai menteri luar negeri di masa kepresidenan Barack Obama. Sekarang, ia menjadi Utusan Khusus Presiden AS untuk Urusan Iklim.
Bagaimana dengan Selasa Super 2024? Tajuk rencana sejumlah surat kabar AS, antara lain The New York Times, Los Angeles Times, dan USA Today, cenderung pesimistis. Menurut mereka, sejak awal tahun 2023 sudah muncul pertanda kuat bahwa pilpres ini akan kembali mempertemukan petahana Presiden Biden melawan Trump, mengulang pilpres 2020.
”Seandainya Nikki Haley memenangi primary Partai Republik di South Carolina dan Massachussetts, Selasa Super akan sangat menarik karena di Partai Republik ada perlawanan terhadap hegemoni Trump. Namun, Haley sudah kalah meskipun ia belum menyerah,” tulis TheNew York Times.
Haley, mantan Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, oleh kader Partai Republik dianggap terlalu internasional. Ia mengampanyekan dukungan terhadap Ukraina melawan invasi Rusia. Padahal, kader partai itu menginginkan AS berhenti menyokong Ukraina dan fokus pada masalah di dalam negeri.
Terkait Partai Demokrat, media-media arus utama AS menjabarkan benar-benar tidak ada regenerasi, apalagi penantang terhadap Biden. Berbagai jajak pendapat terhadap para pendukung Partai Demokrat mengatakan kisaran dukungan terhadap Biden adalah 80-95 persen. Sudah bisa dipastikan ia akan menjadi calon presiden dari partai tersebut.
Seandainya Nikki Haley memenangi primary Partai Republik di South Carolina dan Massachussetts, Selasa Super akan sangat menarik karena di Partai Republik ada perlawanan terhadap hegemoni Trump.
Perbedaannya dari pilpres 2020, Biden belum tentu bisa menang dari Trump kali ini. Sebab, meskipun dukungan dari Partai Demokrat tinggi, secara umum rakyat AS marah kepada Biden.
Ia dinyatakan gagal menegakkan hak asasi manusia terkait perang antara Israel dan Hamas. AS berkali-kali memveto resolusi Dewan Keamanan PBB tentang gencatan senjata di Jalur Gaza. Generasi muda dan kelompok etnis minoritas yang selama ini mendukung Biden mengutarakan kekecewaan terhadapnya.
Sejarah
Sejarah Selasa Super ditulis oleh Laurence Moreland, Robert Steed, dan Tod Baker dalam buku berjudul The 1988 Presidential Election in the South: Continuity Amidst Change in Southern Party Politics yang terbit pada 1991. Istilah Selasa Super mulai dipakai pada akhir 1970-an.
Namun, istilah itu baru benar-benar disebarluaskan oleh media arus utama pada 1984. Pada tahun itu, ada tiga Selasa Super. Satu Selasa Super baru menyelenggarakan primary maksimal di lima negara bagian sekaligus.
Baru pada 1988, negara-negara bagian di selatan mengajukan proposal mengadakan primary serentak. Tujuannya agar wilayah selatan yang didominasi Partai Republik ini bisa memegang pengaruh penting dalam pemilu presiden.
Jika ada primary serentak di selatan, kandidat liberal atau dari Partai Demokrat kemungkinan besar akan kalah. Langkah ini kemudian ditiru oleh Partai Demokrat hingga akhirnya pada 1992 Selasa Super diadakan di utara dan selatan.