Menang Lagi di Pemilihan Internal, Posisi Trump Makin Kuat
Pemilihan internal Partai Republik semakin condong mendukung Trump. Isu dalam negeri AS lebih menarik perhatian pemilih.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
COLUMBIA, MINGGU — Negara Bagian South Carolina di Amerika Serikat mengadakan pemilihan umum internal atau primary untuk Partai Republik. Para pendukung partai tersebut memilih bakal calon presiden yang akan mewakili mereka di pemilu presiden AS, November 2024. Menurut hitung cepat, Minggu (25/2/2024), Donald Trump memimpin. Hasil ini sama dengan primary sebelumnya di Iowa dan Nevada.
Primary di South Carolina dilaksanakan serentak pada Sabtu (24/2/2024) waktu setempat atau Minggu waktu Indonesia. Ada dua kandidat yang berlaga, yaitu Presiden AS 2017-2021 Donald Trump dan Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa 2017-2018 Nikki Haley.
South Carolina adalah kampung halaman Haley. Selama periode 2011-2017, Haley menjadi gubernur negara bagian tersebut. Akan tetapi, di primary ini, para ahli justru memperkirakan kemenangan berada di tangan Trump. Setidaknya, ada dua isu yang menjadi pegangan perkiraan tersebut.
Berdasarkan jajak pendapat kantor berita Associated Press dan Universitas Chicago atas 2.300 pendukung Partai Republik di South Carolina, enam dari 10 responden mengatakan menentang AS untuk memberi dukungan bagi Ukraina berperang melawan Rusia. Responden ini juga mengatakan, mereka menyangsikan pentingnya fungsi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bagi AS.
Kemenangan kita akan menjadi balas dendam terbaik.
Dua hal itu sering disebut Trump dalam kampanyenya. Trump bahkan beberapa kali mengancam, jika terpilih, ia akan mengeluarkan AS dari NATO. Trump kemudian mengubah sikap itu dengan mengatakan bahwa setiap negara anggota yang tidak membayar penuh iuran NATO tidak perlu dilindungi jika keamanannya terancam.
Sikap berbeda ditunjukkan Haley. Sejak awal, ia mendukung Ukraina dan menyetujui AS tidak boleh berhenti mengirim dana ataupun persenjataan ke Kyiv. Sebagai seorang diplomat, Haley berargumen bahwa politik luar negeri AS sangat penting dan menjadi acuan global. Sikap itu harus ditunjukkan dengan konsistensi mendukung demokrasi dan kedaulatan di negara lain.
Namun, berdasarkan jajak pendapat itu, delapan dari 10 responden menganggap isu kedaulatan terbesar adalah di dalam negeri. Krisis migran yang menumpuk di perbatasan AS-Meksiko adalah persoalan keamanan serius.
Para responden mengatakan, imigran membawa lebih banyak keburukan bagi AS daripada kebaikan. Mereka ingin agar pemerintah melanjutkan pembangunan tembok di sepanjang perbatasan sehingga mengurangi kemungkinan imigran bisa menyusup.
Jajak pendapat berbeda yang dilakukan oleh ABC News menemukan, 65 persen responden menganggap Trump lebih layak menjadi presiden dibandingkan Haley. Mereka memercayai Trump lebih cakap dalam isu ekonomi dan keamanan. Responden ini bahkan tidak keberatan Trump terlilit berbagai gugatan hukum.
Sementara South Carolina mengadakan primary, Trump berkampanye di Negara Bagian Maryland. "Kemenangan kita akan menjadi balas dendam terbaik," katanya di Oxon Hill.
Keluarga
Faktor lain yang menurut para pengamat membuat Trump populer ialah pendapatnya mengenai bayi tabung. Isu kesehatan reproduksi masih dianggap kontroversial di kalangan Partai Republik. Negara Bagian Alabama, misalnya, mengeluarkan aturan bahwa embrio beku untuk bayi tabung dianggap bernyawa dan tidak boleh dihancurkan, terlepas apabila ada ketidaksempurnaan.
Biasanya, dokter membuat beberapa embrio untuk pasangan program bayi tabung. Embrio yang dinilai tidak ideal akan dihancurkan. Demikian pula jika pasangan itu menganggap sudah memiliki cukup anak. Embrio yang tersisa juga dihancurkan.
Akibatnya, banyak rumah sakit dan klinik menangguhkan layanan bayi tabung mereka karena tidak mau terjerat hukum. Ini memicu keterbelahan pendapat di kalangan Partai Republik karena sebagian juga menggunakan program bayi tabung untuk berkeluarga.
"Saya mendukung program bayi tabung karena kita harus mengupayakan masyarakat AS memiliki keluarga yang sehat dan sejahtera," kata Trump.
Adapun Haley tidak pernah menyinggung masalah tersebut. Ia juga cenderung menghindari isu-isu "rumahan". Kampanye Haley banyak berfokus pada AS secara makro, misalnya soal hubungan antara AS dan negara lain. "Trump terlalu dekat dengan Putin. Ia tidak langsung mengecam kematian Alexei Navalny," kata Haley kepada pendukungnya.
Haley juga fokus pada aturan mengenai batas usia calon presiden. Menurut dia, jika ada calon berumur di atas 75 tahun, yang bersangkutan wajib mengikuti tes mental untuk membuktikan kelayakan.
Para pengamat melihat, ucapan Haley terlalu bermain soal isu internasional dan reputasi global AS. Padahal, basis pendukung Partai Republik tidak memedulikan itu. Meskipun demikian, Haley mengatakan tidak akan menyerah sampai Partai Republik secara nasional dan resmi menyatakan siapa calon yang mewakili mereka di pilpres November mendatang. (AP/REUTERS)