Mengapa AS Tak Segera Ucapkan Selamat atas Kemenangan Prabowo?
Gedung Putih menyatakan belum bisa mengungkap kapan akan memberi ucapan selamat kepada calon presiden Prabowo Subianto.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
WASHINGTON, JUMAT — Amerika Serikat menyatakan menghormati pemilu dan suara rakyat Indonesia. Hingga Jumat (16/2/2024) sore, pemerintahan Presiden Joe Biden belum mengucapkan selamat kepada calon presiden Indonesia, Prabowo Subianto.
”Kami akan memberi selamat tepat pada waktunya. Saya tidak bisa memerinci tanggal atau kapan waktunya karena hasilnya masih dihitung. Kami menghormati pemilu dan suara rakyat Indonesia,” kata John Kirby, juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, menjawab pertanyaan Voice of America saat pengarahan pers harian, Kamis (15/2/2024) waktu setempat atau Jumat waktu Indonesia.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Pernyataan itu disampaikan menjawab pertanyaan tentang kapan Pemerintah AS berencana memberi ucapan selamat kepada Prabowo.
Dari pengalaman dua pemilu sebelumnya, yakni pada 2014 dan 2019, yang dimenangi oleh Joko Widodo dengan mengalahkan Prabowo, ucapan selamat Washington disampaikan setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan secara resmi hasil pemungutan suara. Pada 2014, Presiden AS Barack Obama menelepon langsung Jokowi untuk menyampaikan ucapan selamat.
Adapun pada 2019, Presiden Donald Trump menyampaikan ucapan selamat kepada Jokowi melalui surat. Berdasarkan pemberitaan Kompas, kala itu Trump bahkan sempat memuji pemilu tahun itu, yang mencatat tingkat partisipasi pemilih 80 persen, menjadi contoh bagi bangsa lainnya di dunia (Kompas, 23 Mei 2019).
Pada pemilu tahun ini, sejumlah pemimpin negara telah memberi ucapan selamat kepada Prabowo yang unggul dalam penghitungan suara versi hitung cepat. Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan PM Ceko Petr Fiala mengucapkan lewat media sosial X, Rabu (14/2/2024). Sementara PM Singapura Lee Hsien Loong mengucapkan selamat secara langsung.
Akun X milik Prabowo menyebut, dirinya telah menerima ucapan selamat dari sejumlah pemimpin negara lain, yakni PM Malaysia Anwar Ibrahim dan Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe. Pada Kamis, PM Belanda Mark Rutte juga mengunggah ucapan selamat kepada Prabowo di media sosial X.
”Saya mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto berdasarkan hasil pemilihan umum kemarin. Saya berharap untuk terus membangun persahabatan dan ikatan kuat di antara kedua negara,” tulis Rutte.
Sama seperti AS, hingga Jumat (16/2/2024) sore, Pemerintah China juga belum mengeluarkan pernyataan terkait pemilu Indonesia. Berdasarkan catatan Kompas, pada pemilu 2019 Presiden China Xi Jinping baru menyampaikan ucapan selamat kepada presiden terpilih Indonesia setelah KPU merilis secara resmi hasil penghitungan suara.
Dalam konteks hubungan AS dan China, Indonesia kerap dikategorikan sebagai "swing state" yang bergerak sesuai kepentingan nasionalnya dalam relasi dengan dua negara adidaya tersebut.
Berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga, pasangan Prabowo-Gibran Rakabuming Raka meraih suara di atas 50 persen. Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum merilis penghitungan suara resmi.
Isu HAM dan geopolitik
Dalam pengarahan pers harian, Kirby juga ditanya soal bagaimana Washington akan menjaga keseimbangan antara nilai-nilai hak asasi manusia (HAM) Amerika dan pertimbangan geopolitik dalam relasinya dengan Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo.
AS pernah melarang Prabowo masuk ke negara itu selama bertahun-tahun karena tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu. Pada 2020, pemerintahan Presiden Donald Trump mencabut larangan tersebut.
Ditanya apakah tidak ada masalah bagi pemerintahan Biden untuk bekerja sama dengan Prabowo serta bagaimana AS menyeimbangkan antara pertimbangan hak asasi manusia dan kebijakan geopolitik, Kirby mengatakan, hak asasi manusia selalu menjadi fondasi pemerintahan Biden.
”Hak asasi manusia, hak-hak sipil, selalu berada di garis terdepan, landasan utama kebijakan luar negeri Presiden (Joe) Biden,” kata Kirby.
”Tidak ada percakapan dengan pemimpin dunia mana pun di mana (Presiden Biden) tidak mengangkat isu dan keprihatinan soal hak asasi manusia dan hak-hak sipil. Itu tidak akan berubah,” katanya.
Mengenai pemilu di Indonesia, sebelumnya juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, telah memberikan selamat atas penyelenggaraan pemilu di Indonesia. ”Kami mengucapkan selamat kepada rakyat Indonesia atas partisipasi tinggi dalam pemilu kemarin. Pemungutan suara ini bukti ketangguhan dan kekuatan komitmen rakyat Indonesia terhadap proses demokrasi dan lembaga-lembaga pemilihan umum,” sebut pernyataan tertulis Deplu AS.
Hal serupa diucapkan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey. ”Selamat kepada masyarakat Indonesia yang telah menggunakan hak pilih pada pesta demokrasi terbesar, #Pemilu2024,” tulisnya di media sosial.