logo Kompas.id
InternasionalMedia Asing Soroti Rekam Jejak...
Iklan

Media Asing Soroti Rekam Jejak Prabowo dan Jokowi

Berbagai media massa asing melaporkan keunggulan Prabowo. Mereka juga menyoroti isu pelanggaran HAM dan dinasti politik.

Oleh
LUKI AULIA, HELENA FRANSISCA NABABAN
· 4 menit baca
Hasil hitung cepat pilpres Litbang Harian <i>Kompas </i>hingga Rabu (14/2/2024) malam menunjukkan keunggulan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
KOMPAS/TANGKAPAN LAYAR/KRIS MADA

Hasil hitung cepat pilpres Litbang Harian Kompas hingga Rabu (14/2/2024) malam menunjukkan keunggulan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

JAKARTA, KOMPAS - Berbagai media massa luar negeri memberitakan potensi kemenangan calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka. Media-media itu, antara lain, memakai hasil hitung cepat Litbang Harian Kompas sebagai acuan menyatakan keunggulan Prabowo-Gibran.

Hingga Rabu (14/2/2024) malam, dengan 84,45 persen data, hitung cepat Litbang Harian Kompas menunjukkan keunggulan Prabowo-Gibran. Sejumlah media asing membuat laporan langsung soal keunggulan pasangan nomor urut 2 tersebut.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Baca juga: Banjir hingga Politik Dinasti Jadi Sorotan Media Asing soal Pemilu

BBC, Al Jazeera, Channel News Asia, dan The Straits Times menyajikan laporan langsung di televisi dan laman internet. Sementara media dari sejumlah negara menurunkan beberapa laporan secara terpisah sampai Rabu malam.

Masa lalu

Dari Amerika Serikat, majalah Time mengungkit soal masa lalu Prabowo. Majalah itu menulis, Prabowo pernah dilarang masuk AS sebab ia pernah dituding terlibat pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Laporan <i>Time </i>tentang pemilu Indonesia, Rabu (14/2/2024). Banjir hingga nilai penting pemilu menjadi laporan berbagai media asing.
KOMPAS/TANGKAPAN LAYAR/KRIS MADA

Laporan Time tentang pemilu Indonesia, Rabu (14/2/2024). Banjir hingga nilai penting pemilu menjadi laporan berbagai media asing.

Sementara Associated Press (AP) mengaitkan Prabowo dengan pemerintahan Soeharto. Prabowo, menurut AP, lebih memosisikan diri sebagai penerus Joko Widodo dibandingkan menantu Soeharto.

Voice of America (VOA) menyoroti pilihan Prabowo menggandeng putra Jokowi, Gibran. Pilihan itu disebut menjadi faktor penting kemenangannya.

VOA dan berbagai media massa asing menyoroti pengaruh Jokowi yang tetap populer di ujung masa jabatan. Para pendukung Jokowi menganggap Indonesia tumbuh baik selama pemerintahan Jokowi.

Baca juga: Hasil "Quick Count" Litbang Kompas Prabowo-Gibran Unggul Satu Putaran

Faktor lain adalah Prabowo mengubah citra dari sosok meledak-ledak menjadi kakek menggemaskan. Ia juga memanfaatkan media sosial secara aktif. Pilihan kampanye itu membuatnya diterima mayoritas pemilih muda.

Dominasi dan popularitas

Prabowo berjanji akan melanjutkan kebijakan Jokowi. Koran The New York Times menulis soal popularitas Jokowi. Para pendukungnya berharap program Jokowi diteruskan. Program itu termasuk aneka proyek infrastruktur dan pemindahan ibu kota Indonesia.

Laporan Voice of America tentang pemilu Indonesia, Rabu (14/2/2024). Banjir hingga nilai penting pemilu jadi laporan berbagai media asing.
KOMPAS/TANGKAPAN LAYAR/KRIS MADA

Laporan Voice of America tentang pemilu Indonesia, Rabu (14/2/2024). Banjir hingga nilai penting pemilu jadi laporan berbagai media asing.

Ada pula kritikan soal campur tangan Jokowi dalam proses pencalonan Gibran. Jokowi dituding membangun dinasti politik.

Iklan

Meski populer, konstitusi Indonesia tidak memungkinkan Jokowi menjabat lebih dari dua periode. ”Rencananya jelas untuk mendirikan dinasti Jokowi dan Gibran. Jokowi jelas menjadi modal bagi Prabowo untuk meraih suara generasi milenial,” kata Guru Besar Studi Asia Tenggara di Universitas Sydney, Adrian Vickers.

Pandangan internasional

Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) Masduki mengatakan, setidaknya ada tiga penyebab pemilu diperhatikan media asing. Pertama, Indonesia negara demokrasi terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India.

Baca juga: ”Exit Poll”, ”Quick Count”, dan Hitung Resmi Apa Bedanya?

Kedua, keunikan populasi dan demografi karena Indonesia negara berpenduduk terbanyak keempat. Penduduk Indonesia juga amat beragam. Ketiga, status Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar Indonesia bisa menunjukkan komunitas Muslim dapat menjalankan demokrasi.

Mantan Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo juga menyoroti soal status negara Muslim itu. Status Indonesia sebagai pemimpin tradisional ASEAN dan anggota G20 juga membuat pemilu diperhatikan. Hasil pemilu Indonesia akan berdampak pada tatanan global dan kawasan.

Laporan <i>The Straits Times </i>tentang pemilu Indonesia, Rabu (14/2/2024).
KOMPAS/TANGKAPAN LAYAR/KRIS MADA

Laporan The Straits Times tentang pemilu Indonesia, Rabu (14/2/2024).

Soal sudut pandang pemberitaan, Yosep melihat media-media asing tetap profesional. Salah satu perhatian media asing soal kesamaan Indonesia dan Filipina. Hal itu mengacu pada politik dinasti.

Arti penting Indonesia, antara lain, disoroti The New York Times. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia memiliki kepentingan strategis yang meningkat, baik bagi AS maupun China.

Baca juga: Usai Gunakan Hak Pilihnya, Warga Berharap Pemimpin Bisa Atasi Masalah Lapangan Kerja

Sebagai salah satu produsen batubara, minyak sawit, dan nikel terbesar di dunia, Indonesia berada di puncak rantai pasokan banyak perusahaan internasional. Dinamika Indonesia bisa berpengaruh pada masa depan.

Meski demokrasi secara luas dianggap tidak sempurna, banyak warga Indonesia yang menganut demokrasi sebagai cara hidup. Pemilu dalam tiga dekade terakhir dianggap bebas dan adil dan tidak ada seorang pun yang menginginkan kembalinya masa pemerintahan Soeharto.

Laporan ABC Australia tentang pemilu Indonesia, Rabu (14/2/2024).
KOMPAS/TANGKAPAN LAYAR/KRIS MADA

Laporan ABC Australia tentang pemilu Indonesia, Rabu (14/2/2024).

Harian The Guardian juga menyoroti masa depan Indonesia dan Australia jika Prabowo-Gibran terpilih menjadi presiden-wapres RI. Australia disebutkan bergantung pada Indonesia untuk menjaga perdamaian di Asia Tenggara.

Selama ini, Indonesia telah mempertahankan posisi nonblok dalam kebijakan luar negerinya dan berupaya menjalin hubungan dengan AS, Australia, dan China. Posisi ini diyakini tidak akan berubah di bawah kepemimpinan Prabowo.

”Seluruh kampanye Prabowo didasarkan pada gagasan yang sama dan berkesinambungan dengan kebijakan Jokowi. Hal yang mungkin berbeda adalah kepribadian Prabowo yang sangat berbeda dengan Jokowi. Ini bisa berarti mitra asing akan lebih sulit menanganinya. Dia belum tentu bisa menerima umpan balik dengan baik, dia mudah berubah. Australia perlu memahami cara menghadapinya,” tutur Guru Besar Departemen Pemerintahan dan Hubungan Internasional Universitas Sydney Justin Hastings.

Baca juga: Tim Prabowo-Gibran: Hitung Cepat Indikator Awal Kemenangan

Harian itu juga menyinggung tentang kekhawatiran akan masa lalu Prabowo terkait dugaan pelanggaran HAM. Prabowo yang dipecat dari militer dituduh terlibat dalam penculikan dan penyiksaan terhadap aktivis pro-demokrasi pada akhir tahun 1990-an serta pelanggaran HAM di Papua dan Timor Leste.

Masalah bagaimana cara menghadapinya ini menjadi hal yang rumit bagi mitra-mitra asing Indonesia. Prabowo dilarang bepergian ke AS meski larangan ini dibatalkan setelah menjadi menteri pertahanan pada 2019. (REUTERS/AFP/AP)

Editor:
KRIS MADA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000