Hanya 60 persen warga Pakistan bisa membaca. Makanya, partai dan politisi memakai simbol untuk mengenalkan diri
Oleh
KRIS MADA
·2 menit baca
ISLAMABAD, JUMAT — Penggunaan tumbuhan sebagai simbol di surat suara tidak hanya terjadi di pemilihan kepada desa di Indonesia. Dalam pemilu Pakistan 2024, sejumlah politisi juga menggunakan ranjang sebagai simbolnya.
Dilaporkan AFP pada Jumat (2/2/2024), sejumlah politisi mengaku terpaksa memakai simbol itu. ”Kami merasa diejek,” kata politisi partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), Aamir Mughal.
Penentuan simbol sepenuhnya kewenangan KPU. Penggunaan simbol di surat suara tidak lepas dari tingkat buta huruf di Pakistan. Hanya 60 persen warga Pakistan bisa membaca.
Karena itu, dalam pemilu, partai dan politisi memakai simbol untuk mengenalkan diri kepada pemilih. Para pemilih cukup mengingat simbol itu saja.
Liga Muslim, partai yang kini berkuasa, memilih simbol singa. Ada pun PTI awalnya mendaftarkan pemukul bola kriket sebagai simbol di surat suara. Sebab, Imran Khan yang menjadi tokoh partai itu dikenal sebagai bintang kriket. Kini, mantan Perdana Menteri Pakistan itu tengah ditahan dengan beragam tudingan.
Permohonan PTI ditolak dan para calegnya harus memakai simbol lain. Aamir, yang ikut pemilu dari Islamabad, memakai simbol terung. Sementara Ejaz Gaddan, yang maju dari Punjab, memakai simbol ranjang kayu.
Politisi PTI di Khyber Pakhtunkhwa, Shehryar Afridi, malah hanya diizinkan memakai botol sebagai simbolnya. Awalnya ia diejek sebab botol sering dianggap mewakili orang berotak kosong.
Shehryar membalikkan keadaan. Karena tidak ada ketentuan lebih lanjut soal botol seperti apa, ia memilih botol obat sebagai simbolnya.
Seperti Shehryar, Aamir dan Ejaz awalnya memang keberatan dengan simbol mereka. Belakangan, mereka mengolah simbol itu sebagai materi kampanye yang sukses.
Terung merupakan sayuran terkenal dan dipakai dalam banyak masakan Pakistan. Sementara ranjang kayu disebut mewakili kesederhaan. Lebih kurang simbol ”wong cilik” versi Pakistan.