Sultan Ibrahim, Raja baru Malaysia, adalah salah satu orang terkaya di negerinya. Ia bertekad fokus memerangi korupsi.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
KUALA LUMPUR, RABU — Raja Johor Sultan Ibrahim Sultan Iskandar dilantik sebagai Raja ke-17 Malaysia, Rabu (31/1/2024). Sultan Ibrahim menyatakan akan fokus menangani korupsi dan meneruskan proyek kereta cepat yang terhenti.
Media Malaysia, Star, melaporkan, Sultan Ibrahim dilantik sebagai raja atau Yang Dipertuan Agong Malaysia di Istana Negara, Kuala Lumpur, disaksikan oleh raja-raja di Malaysia dan keluarga masing-masing, Perdana Menteri Anwar Ibrahim, dan para anggota kabinet. Di istana, ia menandatangani dokumen pelantikan, yang lalu dibacakan Anwar.
Sultan Ibrahim menggantikan raja sebelumnya, Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah dari Negara Bagian Pahang yang menjabat Raja ke-16 sejak 31 Januari 2019 dan selesai pada Selasa (30/1/2024). Sultan Abdullah memimpin Malaysia saat negara itu menghadapi ketidakstabilan politik dan pandemi Covid-19.
Sama seperti pendahulunya, Sultan Ibrahim akan menjabat sebagai Raja Malaysia selama lima tahun. Bersama dengan pelantikan Sultan Ibrahim sebagai Raja Malaysia, Sultan Nazrin Muizzuddin Shah dari Perak juga dilantik sebagai Deputi Raja untuk masa jabatan lima tahun.
Seperti dilaporkan media Singapura, Straits Times, Sultan Ibrahim (65) terpilih sebagai Raja Malaysia dalam pemilihan yang berlangsung, Oktober 2023. Pemilihan itu diikuti raja-raja dari sembilan negara bagian di Malaysia.
Sistem pemilihan dan pengangkatan raja itu cukup unik dan satu-satunya sistem dengan model itu yang ada di dunia. Sistem ini berlaku setelah Malaysia memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada 1957.
Malaysia terdiri atas 13 negara bagian, sembilan negara bagian di antaranya adalah kerajaan yang memiliki keterkaitan dengan kerajaan Melayu lama. Masing-masing kerajaan itu merupakan negara sendiri pada awalnya. Inggris menyatukan kesembilan kerajaan tersebut.
Melalui sistem itu, raja dari sembilan kerajaan ini saling bergiliran menjadi Raja Malaysia setiap lima tahun sekali. Mereka mendapat gelar yang dikenal sebagai “Yang Dipertuan Agong”.
Monarki di Malaysia hanya memainkan peran di aspek seremonial. Tugas menjalankan pemerintahan ada di tangan perdana menteri dan parlemen.
Raja Malaysia dihormati sebagai pelindung agama Islam dan tradisi Melayu. Semua hukum, pengangkatan kabinet, dan pembubaran parlemen untuk menggelar pemilihan umum membutuhkan persetujuan Raja. Raja juga berwenang untuk mengumumkan kondisi darurat dan mengampuni penjahat.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pengaruh monarki berkembang luas. Seorang Raja Malaysia bisa terdorong menggunakan hak diskresi yang dimiliki, tetapi jarang dipergunakan untuk meredakan ketidakstabilan politik.
Hal itu pernah dilakukan Sultan Abdullah saat ia mengintervensi untuk memutuskan sosok yang menjadi perdana menteri. Campur tangan itu terjadi pada 2022 saat Malaysia menghadapi krisis politik seusai pemilu 2022 di tengah pandemi Covid-19. Sultan Abdullah menunjuk Anwar sebagai perdana menteri.
Dalam sebuah wawancara dengan Straits Times bulan lalu, Sultan Ibrahim mengindikasikan dia akan mempertahankan pendekatan langsung saat menjabat sebagai Raja Malaysia. Dia tidak akan menyia-nyiakan waktu lima tahun masa jabatannya sebagai “Raja Boneka”.
Ia mengatakan akan fokus pada pemberantasan korupsi dan memperkuat persatuan dalam negeri. Sultan Ibrahim dan para penguasa negara bagian lainnya telah diperingatkan adanya upaya pihak oposisi untuk menggulingkan pemerintahan Anwar. Sultan Ibrahim menyerukan supaya stabilitas politik dijaga.
Ia juga akan menghidupkan kembali proyek jaringan kereta api cepat dengan Singapura dan mendukung proyek Forest City yang bermasalah.
Sultan Ibrahim juga dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Negeri Jiran. Ia dikenal sebagai sosok yang lantang menyuarakan masalah kesejahteraan. Ia juga biasa mengadakan perjalanan darat dengan sepeda motor untuk menemui masyarakat warga Johor.
Ia dikenal sebagai sosok yang suka berterus terang. Sultan Ibrahim memiliki istri dari keluarga bangsawan bernama Raja Zarith Sofiah. Permaisuri Raja Zarith merupakan penulis buku anak-anak yang produktif. Mereka memiliki lima anak laki-laki dan satu anak perempuan.
Sebagai salah satu orang terkaya di Malaysia, Sultan Ibrahim memiliki banyak koleksi mobil dan sepeda motor mewah. Bisnisnya cukup luas, mulai dări properti hingga pertambangan, termasuk kepemilikan saham di Forest City, proyek reklamasi dan pengembangan lahan senilai 100 miliar dollar AS yang didukung China di lepas pantai Johor. (AP/REUTERS)