Pengadilan Batalkan Bonus Rp 873 Triliun untuk Elon Musk
Direksi Tesla memberi Musk bonus berupa hak membeli 304 juta saham secara bertahap seharga 23,33 dollar AS per saham.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
DOVER, RABU — Pengadilan niaga Delaware, Amerika Serikat, memberikan keputusan telak pada pemimpin Tesla, Elon Musk. Pengadilan itu membatalkan paket bonus setara Rp 873,6 triliun untuk Musk. Paket itu dalam bentuk hak pembelian saham Tesla di bawah harga pasar.
Hakim Kathaleen Saint Jude McCormick memutuskan pembatalan itu lewat sidang pada Selasa (30/1/2024) siang waktu Delaware atau Rabu dini hari WIB. Menurut McCormick, paket itu dirumuskan oleh dewan direksi yang tidak independen.
Pada 2018, dewan direksi Tesla memberi Musk hak membeli 304 juta saham. Nilai pembeliannya ditetapkan 23,33 dollar AS per saham. Pembelian dapat dilakukan bertahap hingga 12 kali. Mekanisme itu dikenal sebagai opsi saham.
Mempertimbangkan kumpulan orang-orang yang ditugasi merundingkan masalah ini, tidak mengejutkan jika tidak ada negosiasi berarti soal syarat-syarat.
Jika diwujudkan, Musk hanya perlu membayar 7,09 miliar dollar AS untuk 304 juta saham itu. Padahal, jika menggunakan harga pasar seperti berlaku pada hari McCormick membacakan putusan, nilainya 58,23 miliar dollar AS.
Dengan demikian, Musk untung 48,14 miliar dollar AS. Adapun dalam putusan hakim, nilai opsi itu 55,8 miliar dollar AS. Pada kurs Rp 15.000 dollar AS, opsi saham Musk bernilai Rp 873,6 triliun.
Musk hanya bisa memakai opsi itu hanya apabila nilai pasar Tesla naik. Sebagai CEO Tesla, Musk membuktikan bisa mendongkrak nilai pasar pembuat mobil listrik tersebut. Dari 50 miliar dollar AS pada 2018, Tesla bernilai 609 miliar dollar AS pada Januari 2024. Bahkan, nilai pasar Tesla pernah mendekati 1 triliun dollar AS pada 2021.
Meski demikian, salah seorang pemegang saham Tesla menilai bonus Musk terlalu besar. Pemegang saham bernama Richard Tornetta itu mengajukan gugatan perdata terhadap direksi Tesla. Ia meminta direksi membatalkan paket bonus untuk Musk. Kalau tidak membatalkan, maka dewan direksi dan dewan komisaris perlu mencari pengganti Musk.
Mungkin karena terlena oleh pendekatan Musk, dewan tidak pernah mengajukan pertanyaan 55,8 miliar dollar AS: Apakah rencana itu perlu untuk membayar Musk dan mencapai tujuannya.
Tornetta beralasan, direksi tidak memberi tahu pemegang saham bahwa target menaikkan nilai pasar Tesla mudah dicapai Musk. Ia mendasarkan asumsi itu pada fakta saham Tesla naik hampir 20 kali hanya dalam tempo tiga tahun sejak paket bonus disepakati.
Dalam gugatannya, Tornetta juga mempersoalkan kesibukan Musk di luar Tesla. Musk diketahui mengurus perusahaan media sosial, penerbangan antariksa, hingga menanam semikonduktor ke otak manusia. Tornetta mau Musk mendedikasikan waktu maksimum untuk Tesla.
Putusan hakim
Hakim McCormick memutuskan memenangkan gugatan Tornetta. Salah satu alasannya karena dewan direksi yang memutuskan paket bonus tersebut tidak independen dari Musk.
Hakim merujuk pada fakta Antonio Gracias, salah satu direksi, bermitra dengan Musk selama 20 tahun dan sering liburan bersama keluarga Musk. Salah satu saudara kandung Musk, Kimbal, juga menjadi anggota dewan direksi yang memutuskan paket itu.
Anggota lain, Ira Ehrenpreis, berpacaran dengan Musk selama 15 tahun. Selain itu, di dewan direksi ada James Murdoch yang dikenal dekat secara pribadi dengan Musk. James merupakan anak Rupert Murdoch, raja media dari Australia.
”Mempertimbangkan kumpulan orang-orang yang ditugasi merundingkan masalah ini, tidak mengejutkan jika tidak ada negosiasi berarti soal syarat-syarat rencana (pemberian bonus),” tulis McCormick di amar putusannya.
Di direksi tersisa Robyn Denholm dan dinilai hakim tidak bisa independen soal keputusan paket tersebut. ”Mungkin karena terlena oleh pendekatan Musk, dewan tidak pernah mengajukan pertanyaan 55,8 miliar dollar AS: Apakah rencana itu perlu untuk membayar Musk dan mencapai tujuannya?” demikian tulis McCormick dalam amar putusannya.
Meski memutuskan membatalkan paket, McCormick menyerahkan kepada penggugat dan tergugat soal cara menerapkan putusan itu. Kuasa hukum para pihak diminta segera berunding. Putusan itu juga masih bisa disanggah lewat banding.
Pendiri Nia Impact Capital, Kristin Hull, menyebut bahwa dewan direksi dikendalikan Musk. Masalah itu kerap terjadi di berbagai perusahan teknologi. ”Ini pertunjukan di antara saudara,” ujar pemimpin lembaga yang ikut memiliki saham Tesla tersebut.
Pemegang saham lain, Ross Gerber, menyebut putusan McCormick akan menyebabkan Tesla harus merombak direksi. Paling tidak harus ada tiga direksi independen sebelum ada perundingan lanjutan dengan Musk. ”Struktur korporasi Tesla terdampak, tidak mencerminkan perusahaan terbuka yang layak,” ujar pemimpin Gerber Kawasaki Wealth & Investment Management tersebut.
Ia merujuk pada rencana Tesla merundingkan lagi paket bonus untuk Musk. Perundingan itu belum dimulai kala McCormick bersiap mengeluarkan amar putusan. (AFP/REUTERS)