Pejabat Intelijen Gagal Sepakati Penghentian Pertempuran di Gaza
Kesepakatan gagal dicapai dalam pertemuan di Paris. Meski demikian, para pihak setuju kembali bertemu dalam pekan ini.
PARIS, SENIN — Para pejabat intelijen Amerika Serikat, Israel, Mesir, Qatar, dan Perancis bertemu di Paris, Perancis. Mereka membahas cara pembebasan sandera dan penghentian pertempuran di Gaza. Sayangnya, mereka gagal bersepakat.
Dilaporkan AFP pada Senin (29/1/2024), Israel mengutus pimpinan Shin Bet atau Badan Keamanan Dalam Negeri dan Mossad atau Badan Intelijen Nasional. Badan intelijen militer Israel, Aman, mengirimkan perwakilan juga dalam pertemuan itu.
Sementara Badan Pusat Intelijen AS diwakili direkturnya, William Burns. Perancis menjadi tuan rumah sekaligus berkepentingan mencegah perluasan perang ke Lebanon. Meski tidak lagi menjajah Lebanon, Perancis masih kerap terlibat pada berbagai urusan dalam negeri Lebanon.
Baca juga: Negosiator Terus Upayakan Gencatan Senjata Israel-Hamas
Dalam pernyataan resminya, Mesir menyebut pertemuan pada Minggu (28/1/2024) itu berlangsung konstruktif. Kairo memakai istilah diplomatik untuk menggambarkan pertemuan yang dipenuhi kritik di antara para hadirin. Adapun Tel Aviv menyebut para peserta pertemuan belum sepakat.
Pertemuan itu membahas usulan penghentian pertempuran selama dua bulan. Penghentian dihentikan jika Hamas dan berbagai kelompok bersenjata di Gaza melepaskan setidaknya 100 sandera.
Selama penghentian pertempuran, bantuan kemanusiaan diizinkan masuk Gaza. Sejak menyerbu Gaza, Israel praktis mengendalikan pasokan aneka hal ke Gaza. Bahkan, beberapa hari terakhir, warga Israel merintangi jalan-jalan menuju Gaza. Tujuannya, mencegah truk pengangkut bantuan masuk Gaza.
Sayangnya, kesepakatan gagal dicapai dalam pertemuan di Paris. Meski demikian, para pihak setuju kembali bertemu dalam pekan ini.
Baca juga: Militer Israel Khilaf Membunuh Sandera Hamas
Menurut Paris, pertemuan lanjutan akan dihadiri Burns, Direktur Shin Bet Ronen Bar, Direktur Mossad David Barnea. Dari Timur Tengah akan hadir petinggi intelijen Mesir Abbas Kamel dan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani.
Selama ini, Qatar menjadi penengah utama perundingan Israel-Hamas. Sebab, Qatar berhubungan baik dengan Hamas dan Israel. Perundingan pembebasan sandera beberapa bulan terakhir dilakukan lewat mediasi Qatar.
Times of Israel melaporkan, Israel memandang ganjalan ada di Hamas. Israel mau terus menyerbu Hamas sampai kelompok itu musnah dan mengubah pengendali Gaza. Sementara Hamas mau perang segera berhenti, lalu kembali mengendalikan Gaza.
Sejak 2007, Gaza mengendalikan Hamas. Kontrol Hamas tidak berubah karena tidak ada pemilu lebih dari 10 tahun terakhir. Israel mau Hamas tidak lagi mengontrol Gaza saat perang berakhir.
Perundingan di Paris salah satu upaya mencari penyelesaian damai atas perang Gaza. Selain itu, sejumlah pihak juga mencoba agar perang tidak meluas ke negara lain. Sejauh ini, Israel dan Hezbollah di Lebanon sudah berulang kali saling serang dengan roket, rudal, dan mortar.
(AFP/Reuters)