Dewan Keamanan Keluarkan Resolusi Desak Houthi Hentikan Serangan
Serangan dilakukan kelompok Houthi atas serbuan Israel di Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 22.000 warga Palestina.
Militan Houthi memasuki anjungan kapal niaga Galaxy Leader, Minggu (19/11/23). Kelompok Houthi di Yaman menahan kapal tersebut berikut anak buah kapal sebagai tindakan atas berlanjutnya serangan Israel di Jalur Gaza. Kelompok Houthi menyerang kapal-kapal dari atau tujuan Israel.
NEW YORK, RABU — Dewan Keamanan PBB meminta Kelompok Houthi di Yaman menghentikan serangan terhadap kapal niaga di Laut Merah. Serangan itu dilakukan Kelompok Houthi sebagai dukungan terhadap Hamas atas serbuan Israel di Jalur Gaza. Kelompok Houthi menguasai titik strategis Selat Bab El Mandeb (Gerbang Air Mata) yang menghubungkan Laut Merah-Terusan Suez dengan bentangan hanya 28 kilometer.
Menurut PBB, serangan terhadap kapal niaga telah mengganggu perdagangan dunia dan melanggar hak navigasi serta pelayaran bebas. Serangan tersebut juga mengganggu kedamaian dan keamanan kawasan.
Anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Rusia dan China, abstain dalam pemungutan suara resolusi tersebut. Mozambik dan Aljazair juga mengambil sikap abstain.
Baca Juga: AS Veto Gencatan Senjata di Gaza dan Jatuhkan Sanksi untuk Negara Lain
Meningkatnya serangan terhadap kapal-kapal niaga dengan tujuan atau terkait perdagangan dengan Israel membuat berbagai maskapai mengalihkan pelayaran menghindari Terusan Suez-Laut Merah. Mereka memilih memutar melewati jalur Afrika Selatan yang menambah waktu perjalanan seminggu hingga 10 hari. Kondisi tersebut menambah biaya pengangkutan, asuransi, dan beban operasional bagi maskapai pemilik kapal.
Sebelumnya, pelayaran niaga Eropa ke Asia biasa melintasi jalur Terusan Suez-Laut Merah. Dalam kondisi normal, 12 persen perdagangan dunia melintasi jalur Terusan Suez-Laut Merah. Nilai barang dagangan yang melintasi Laut Merah mencapai 1 triliun dollar AS tiap tahun.
Resolusi Dewan Keamanan PBB juga mengecam keras belasan serangan Kelompok Houthi terhadap kapal niaga yang terjadi sejak 19 November 2023. Serangan pertama dilakukan terhadap kapal Galaxy Leader yang ditahan Houthi berikut anak buah kapalnya. Serangan Kelompok Houthi dilakukan atas dasar solidaritas dengan perjuangan Palestina karena tidak kunjung dihentikannya kekerasan oleh Israel.
Sekutu utama Israel, Amerika Serikat, membentuk Koalisi Internasional pada Desember 2023 untuk melindungi pelayaran niaga di Laut Merah dari serbuan Kelompok Houthi.
Pihak Rusia, yang mengupayakan tiga amandemen (perubahan isi) Resolusi Dewan Keamanan PBB, mengedepankan keprihatinan terhadap koalisi militer yang dibentuk Amerika Serikat.
”Kami sangat peduli dengan situasi di Laut Merah. Namun, kami juga sangat prihatin terhadap langkah Amerika Serikat dan sekutunya yang seperti di waktu sebelumnya memilih langkah sendiri, yakni pendekatan menggunakan kekerasan,” kata Wakil Rusia di PBB, Vassily Nebenzia.
Baca Juga: Dewan Keamanan Berupaya Keras Hindari Veto AS
Resolusi DK PBB juga mencatat adanya pelanggaran terhadap embargo senjata terhadap kelompok Houthi dan mengingatkan seluruh negara anggota Dewan Keamanan PBB untuk menjalankan kewajiban mereka.
Pasokan senjata
Kelompok Houthi tetap mendapat pasokan senjata hingga kini. Kelompok yang berkuasa di Yaman ini diketahui merupakan sekutu Iran. Menurut laporan pengawas Dewan Keamanan PBB pada November 2023, Kelompok Houthi diketahui memperkuat diri dengan menambah pasokan senjata untuk dapat beroperasi di darat dan lautan.
Prajurit Houthi berjaga di pengangkut rudal dalam parade menandai sembilan tahun kekuasaan kelompok Houthi di Yaman, di ibu kota Sanaa, September 2023.
Berbagai rudal antikapal Kelompok Houthi di antaranya adalah rudal jelajah Rubezh buatan Uni Soviet dengan jangkauan 80 kilometer, Al Mandab 1 buatan China (C-801) jangkauan 40 kilometer (dibeli sebelum Perang Saudara Yaman), Al Mandab 2 buatan Iran jangkauan 300 kilometer, Sayyad buatan Iran jangkauan 800 kilometer, Quds Z-O buatan Iran jangkauan 800 kilometer, dan Sejil buatan Iran dengan jangkauan 180 kilometer.
Rudal balistik antikapal milik kelompok Houthi adalah Mohit alias SA-2 buatan Uni Soviet, Asef buatan Iran dengan jangkauan 450 kilometer, Tankil buatan Iran jangkauan 500 kilometer, Faleq buatan Iran atau produksi lokal dengan jarak 140 kilometer, Al Bahr Al Ahmar buatan Iran atau produksi lokal dengan jangkauan tidak diketahui, dan Mayun buatan Iran atau produksi lokal dengan jangkauan tidak diketahui.
Baca Juga: Houthi Lancarkan Serangan Terbesar di Laut Merah, DK PBB Bersidang
”Iran sudah lama mendukung Houthi menciptakan situasi tidak stabil di kawasan melalui bantuan keuangan dan senjata yang melanggar embargo Perserikatan Bangsa-Bangsa,” kata Duta Besar AS di PBB Linda Thomas Greenfield.
”Kami tahu Iran sangat terlibat dalam perencanaan operasi serangan terhadap pelayaran kapal niaga di Laut Merah,” kata Greenfield melanjutkan.
Resolusi yang diajukan Amerika Serikat dan Jepang mendesak akar masalah juga diselesaikan, yakni konflik yang memicu ketegangan kawasan. Salah satu amandemen rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang ditolak adalah usulan Rusia yang menyebutkan ”Konflik di Jalur Gaza” sebagai faktor pemicu ketegangan di Laut Merah.
Rancangan resolusi semula juga menyebutkan hak dari negara anggota untuk bertindak sesuai hukum internasional dalam melindungi kapal niaga mereka. Draf akhir resolusi menjelaskan perlunya menghentikan kekerasan di Laut Merah dan kawasan serta mencegah eskalasi konflik.
Resolusi tersebut juga mendukung proses perdamaian di Yaman dan melanjutkan dialog di bawah pengawasan PBB. (AFP/AP)