Houthi Lancarkan Serangan Terbesar di Laut Merah, DK PBB Bersidang
Dalam salah satu serangan terbesar di Laut Merah, Houthi meluncurkan setidaknya 21 pesawat nirawak dan rudal sekaligus.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·3 menit baca
NEW YORK, RABU — Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menjadwalkan pemungutan suara untuk resolusi terkait gejolak keamanan di Laut Merah. Resolusi itu mengecam dan menuntut penghentian serangan Houthi terhadap kapal-kapal dagang dan komersial di Laut Merah pada Rabu (10/1/2024).
Tepat sebelum pemungutan suara, Houthi kembali melancarkan salah satu serangan terbesar di Laut Merah dengan meluncurkan setidaknya 21 pesawat nirawak dan rudal sekaligus.
Resolusi yang akan dibahas dalam sidang Dewan Keamanan PBB itu adalah hasil rancangan Amerika Serikat (AS). Resolusi tersebut mengatakan, sejak 19 November 2023 setidaknya sudah ada 24 serangan Houthi yang menghambat perdagangan global. Rangkaian serangan itu juga telah merusak hak serta kebebasan navigasi serta perdamaian dan keamanan regional.
Resolusi tersebut juga akan menuntut pembebasan kapal Galaxy Leader, kapal pertama yang diserang Houthi di Laut Merah. Kapal kargo yang dioperasikan Jepang dan memiliki hubungan dengan perusahaan Israel itu disita beserta seluruh awaknya.
Insiden terbaru pada Selasa malam waktu setempat, pasukan AS dan Inggris menembak jatuh 21 pesawat nirawak (drone) dan rudal yang ditembakkan oleh Houthi ke jalur perdagangan Laut Merah.
Komando Tengah AS mengatakan, tepatnya terdapat 18 pesawat nirawak, dua rudal jelajah antikapal, dan satu rudal balistik antikapal yang ditembak jatuh oleh pasukan AS dan Inggris. Tak ada korban cedera atau kerusakan. Serangan ini adalah serangan ke-26 Houthi di jalur pelayaran komersial di Laut Merah.
Kelompok Houthi, yang didukung Iran, mengatakan serangan ke kapal-kapal dagang itu bertujuan mengakhiri serangan udara dan darat Israel di Jalur Gaza.
Serangan meningkat
Houthi terus meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah. Akibatnya, berbagai perusahaan pelayaran menghentikan operasinya di jalur Laut Merah dan mengubah rute dengan mengelilingi Afrika yang lebih jauh dan lebih mahal.
Akibat krisis keamanan Laut Merah, harga pengiriman barang melonjak. Hal ini dapat memicu kenaikan harga komoditas dan harga barang di seluruh dunia.
Laut Merah menghubungkan Timur Tengah dan Asia ke Eropa melalui Terusan Suez dan Selat Bab el-Mandeb yang sempit. Hampir 10 persen dari seluruh perdagangan minyak dan sekitar 1 triliun dollar AS barang melewati selat ini setiap tahun.
Sebagai upaya pengamanan jalur dagang, pasukan AS telah membentuk koalisi maritim dengan sejumlah negara untuk berpatroli di Laut Merah guna mencoba mencegah serangan.
Pasukan AS telah membentuk koalisi maritim dengan sejumlah negara untuk berpatroli di Laut Merah guna mencoba mencegah serangan.
Pekan lalu, AS dan 12 negara lainnya menyerukan agar Houthi mengakhiri serangan. Pernyataan ini disertai peringatan bahwa serangan lebih lanjut akan dibalas dengan tindakan kolektif. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan timbul konflik lebih luas di laut.
”Houthi akan memikul tanggung jawab atas konsekuensinya jika mereka terus mengancam kehidupan, perekonomian global, dan arus bebas perdagangan di perairan penting di kawasan ini,” demikian petikan pernyataan tersebut.
Pada pertemuan terbuka Dewan Keamanan PBB pekan lalu, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia meminta para pemimpin Houthi menjalankan pernyataan 13 negara tersebut dan menghentikan serangan. Meski demikian, dia juga menekankan bahwa tindakan Houthi harus dilihat sebagai respons terhadap operasi brutal Israel di Gaza.
Menurut Nebenzia, skenario terbaik adalah DK PBB juga meningkatkan upaya mengakhiri konflik Hamas-Israel dan perang saudara Yaman. Adapun meningkatnya konflik bersenjata di Laut Merah adalah bencana baru.
Rancangan resolusi soal Laut Merah itu berisi perjanjian yang menegaskan bahwa hak navigasi dan kebebasan kapal niaga dan komersial harus dihormati serta memperhatikan hak negara-negara anggota. Perjanjian itu, sesuai dengan hukum internasional, juga untuk melindungi kapal mereka dari serangan, termasuk serangan yang melanggar hak navigasi dan kebebasan.
Tanpa menyebut nama Iran, pemasok senjata utama Houthi, rancangan resolusi yang akan disahkan itu akan mengecam semua transaksi senjata dengan Houthi yang melanggar sanksi Dewan Keamanan PBB. Rancangan resolusi juga menyerukan kerja sama tambahan untuk mencegah Houthi memperoleh perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan serangan lebih lanjut. (AP/REUTERS/AFP)