Misi terbaru Pentagon bisa menjadi tulang punggung penjelajahan ke Bulan atau Mars. Pesawatnya bisa bersembunyi di balik Matahari.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
CALIFORNIA, JUMAT — Persaingan Amerika Serikat-China pada teknologi penjelajahan antariksa dan pendukung kehidupan di luar angkasa semakin sengit. Upaya terbaru Washington berupa peluncuran pesawat X-37B dari California. Pesawat tanpa awak itu diharapkan mengorbit selama beberapa tahun ke depan.
Peluncuran pesawat milik Departemen Pertahanan AS. X-37B itu hanya berselang dua pekan setelah Shenlong, pesawat luar angkasa milik Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China, diluncurkan. Sejak 2020, sudah tiga kali Shenlong mengorbit. Sementara X-37B telah tujuh kali meluncur ke ruang angkasa.
Dalam peluncuran kemarin, Pentagon memilih roket Falcon Heavy sebagai pendorong. Roket itu dikembangkan SpaceX, perusahaan pimpinan Elon Musk. Sebelumnya, peluncuran menggunakan Falcon 9 Atlas V. Falcon dimiliki SpaceX, Atlas dikembangkan United Launch Alliance yang didirikan Lockheed Martin dan Boeing.
Misi sebelumnya disebut uji coba pengorbitan. Di misi terakhir, X-37B mengorbit selama 2,5 tahun. Untuk misi kali ini, Pentagon tidak menyebut berapa lama pesawat itu akan mengorbit. Pentagon hanya menyebut, misi kali ini menggunakan sistem pengorbitan baru. Misi kali ini juga untuk uji coba kesiagaan di antariksa.
Orbit jauh
Hal yang jelas, Falcon Heavy diharapkan membawa X-37B mengorbit 35.000 kilometer dari permukaan Bumi. Sebelumnya, pesawat itu hanya mengorbit paling jauh 15.000 kilometer dari permukaan Bumi.
Orbit lebih jauh menunjukkan X-37B berpeluang jadi tulang punggung misi AS ke Bulan atau Mars. Paul Graziani dari COMSPOC, perusahaan pelacak obyek antariksa, menyebut orbit dalam misi ini membuat pesawat bisa menjelajah lebih jauh.
Kepada CNN, Graziani menyebut X-37B bisa menjadi bagian persiapan penjelajahan lanjutan ke luar angkasa. Status sebagai proyek rahasia militer membuat pesawat itu bisa saja bersembunyi dengan beragam cara. Opsinya termasuk terus mengubah posisi agar tidak terlacak.
Di dalam pesawat tidak ada astronot. Hanya ada sejumlah perangkat uji coba yang dikendalikan dari jauh. Percobaannya, antara lain, berupa penyemaian benih di lingkungan radiasi tinggi dan berkepanjangan. Tujuan uji coba itu adalah mencari tahu cara bertani di luar angkasa.
China sangat tertarik dengan pesawat luar angkasa kami. Kami juga sangat tertarik dengan pesawat luar angkasa mereka.
Uji coba itu penting untuk misi lebih jauh di masa depan. Jika bisa memproduksi pangan di antariksa, tidak perlu lagi membawanya dari Bumi. Kargo antariksa butuh biaya ratusan juta dollar AS.
Komandan Misi Antariksa pada Departemen Pertahanan AS Jenderal B Chance Saltzman mengatakan, misi kali ini dinamai Seed-2. Misi ini akan menjadi tulang punggung penyediaan pangan antariksa masa depan.
Pentagon dan Badan Aeronautika dan Antariksa Nasional (NASA) AS tidak mengungkap pasti apa saja kargo Seed-2. Tidak ada pula perincian rencana misi dan lokasi pelaksanaan uji coba. Sebab, Seed-2 berstatus rahasia dan merupakan program militer.
Dalam laporan Space.com, misi sebelumnya antara lain untuk uji coba teknologi komunikasi yang dikembangkan Angkatan Laut AS. Perangkat itu disebut antena frekuensi radio fotovoltaik.
Perangkat itu dirancang mengubah energi matahari menjadi gelombang mikro. Tujuan penggunaannya untuk meningkatkan penggunaan energi surya di luar angkasa.
Misi keenam X-37B juga mengangkut Falcon Sat-8. Satelit itu merupakan hasil uji coba Akademi Angkatan Udara AS. Sampai sekarang, satelit itu masih mengorbit.
Misi pesaing
Bukan hanya AS yang punya misi militer rahasia di luar angkasa. Lewat Shenlong, PLA China juga punya program serupa dengan AS.
Saltzman mengatakan, selisih waktu peluncuran Shenlong dan X-37B menunjukkan kompetisi program antariksa AS-China. ”China sangat tertarik dengan pesawat luar angkasa kami. Kami juga sangat tertarik dengan pesawat luar angkasa mereka,” kata Saltzman.
Saat mengorbit, menurut dia, Shenlong dan X-37B paling banyak diamati. ”Mungkin bukan suatu kebetulan bahwa mereka (China) mencoba mencocokkan dengan kami dalam hal waktu dan urutannya,” ujarnya.
Meluncur pertama kali pada 2007, Shenlong atau ”Naga Ilahi” telah mengorbit. Pesawat itu mengangkut enam obyek yang juga sudah mengorbit di luar angkasa. (AP/REUTERS)