Para insinyur Iran dikenal sangat ahli mengembangkan persenjataan. Hasil modifikasi Iran kerap kali lebih maju dibandingkan persenjataan yang ditirunya. Sebagian hasil modifikasi itu dipakai sendiri oleh Iran.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
TEHERAN, MINGGU — Iran mengungkap tujuh peralatan perang baru untuk angkatan laut mereka. Salah satunya berupa kapal nirawak yang dapat dilepaskan dari kapal perusak. Persenjataan baru itu diungkap kala Timur Tengah sedang memanas akibat perang Israel-Gaza.
Media Iran, IRNA dan Tasnim, menyebutkan, total ada 3 rudal, 2 helikopter, dan 2 kendaraan nirawak. Teheran mengumumkan persenjataan baru itu pada Minggu (24/12/2025). Angkatan Laut Iran mengumumkan persenjataan itu di Pangkalan Laut Konarak. Pangkalan itu terletak di Sistan-Baluchistan.
Teheran mengatakan, helikopter dilengkapi perangkat perang elektronik. Iran juga mengungkap helikopter intai. Tidak dijelaskan apakah helikopter itu untuk pengintaian maritim atau darat.
Kepala Staf AL Iran Laksamana Muda Shahram Irani mengatakan, salah satu rudal bisa mengubah sasaran ketika sudah ditembakkan. ”Jangkauan rudal jelajah Talayieh lebih dari 1.000 kilometer dan merupakan rudal cerdas,” ujarnya.
Rudal Talaiyeh bisa menjangkau sasaran di darat ataupun laut. Adapun Nasir bisa menjangkau sasaran hingga 100 km. Talaiyeh bisa diluncurkan dari darat. Sementara Nasir diluncurkan dari kapal perang.
Belum diketahui kapan dan di mana Iran mungkin memakai persenjataan baru itu. Hal yang jelas, persenjataan baru itu diungkap kala Timur Tengah kembali memanas akibat perang Gaza.
Amerika Serikat dan sekutunya menuding Iran memasok persenjataan ke Gaza dan Yaman. Dengan persenjataan dari Iran, kelompok Houthi di Yaman bisa mengancam kapal-kapal Israel dan pendukungya. Akibat ancaman itu, sejumlah perusahaan pelayaran menghindari Laut Merah.
Hasil modifikasi
Sejumlah pihak menduga, Talaiyeh dikembangkan dari rudal KH-55 buatan Iran. Versi modifikasi KH-55 banyak dipakai Rusia, antara lain dalam perang Ukraina selama hampir dua tahun terakhir.
Selama bertahun-tahun, AS dan sekutunya menuding Iran diberi Uni Soviet, lalu Rusia mengembangkan persenjataan ciptaan Moskwa. Selain itu, Iran juga diduga memodifikasi persenjataan rampasan dari Barat. Teheran merampas sendiri atau diberi oleh Moskwa.
Iran, antara lain, diduga telah mengembangkan aneka rudal dan pesawat nirawak berdasarkan senjata rampasan dari Barat. Iran disebut pernah merampas pesawat nirawak MQ-9. Selama beberapa tahun ini, Iran dan sekutunya berulang kali menjatuhkan pesawat nirawak AS itu.
Para insinyur Iran dikenal sangat ahli mengembangkan persenjataan. Hasil modifikasi Iran kerap kali lebih maju dibandingkan persenjataan yang ditirunya. Sebagian hasil modifikasi itu dipakai sendiri oleh Iran. Sebagian lagi dikirimkan ke kelompok bersenjata sokongan Iran di sejumlah negara Timur Tengah.
Perangkat pengintaian
Dalam pengumuman kemarin, Iran mengungkap helikopter intai. Teheran juga mengungkap sistem pelacak penyelam. Sistem itu bagian dari upaya Iran mencegah mata-mata dan penyabotase memasuki perairannya.
Perangkat itu menambah peralatan kontraintelijen Iran. Sebelum ini, Iran mengklaim telah memiliki peralatan pelacak pesawat siluman. Pesawat itu memadukan data komunikasi radio dan pantuan satelit ke bandara dan daerah sasaran. Berdasarkan data itu, dapat diperkirakan pergerakan pesawat.
Perangkat itu diduga diberikan Iran kepada pemberontak Houthi di Yaman. Dengan perangkat itu, Houthi bisa menjatuhkan beberapa pesawat nirawak AS di Timur Tengah.
Kemampuan perang elektronik Iran juga ditunjukkan lewat helikopter dan pesawat nirawak. Perangkat itu tidak hanya mengangkut alat pengacak sinyal. Persenjataan itu juga dilengkapi perangkat antiserangan elektronik.
Perang elektronikk lazimnya berupa pengacakan sinyal. Pengacakan itu membuat ruang kendali operasi kesulitan berhubungan dengan pasukan atau peralatan di medan perang.