Siasat Pemimpin Hamas Menghindari Pelacakan Israel
Selain bergerak tak terlacak bersama para pengungsi, Sinwar, Deif, dan Issa diduga juga dapat bergerak bebas di jaringan terowongan di bawah Gaza.
Yahya Sinwar (61), Mohammed Deif (58), dan Marwan Issa (58) ditetapkan Israel dalam daftar buruan teratas. Kabinet dan badan-badan intelijen Israel telah mengumumkan akan mengejar para pemimpin Hamas itu ke mana pun.Serangan Israel yang berlanjut ke Gaza pada Senin (11/12/2023), antara lain, dengan alasan memburu para pemimpin Hamas itu, usaha yang sampai sekarang belum berhasil.
Sinwar dikabarkan menemui sebagian sandera yang ditawan Hamas selepas menyerbu Israel pada 7 Oktober 2023. Ia juga dikabarkan bergerak dari sisi utara ke selatan Gaza di tengah perang.
Israel, yang disebut sebagai negara pemilik salah satu jaringan intelijen terbaik, tidak pernah bisa melacak Sinwar dengan baik. Israel lebih tidak mampu lagi memburu Deif dan Issa yang tidak pernah terlihat atau terdengar keberadaannya.
Baca juga : Mohammed Deif, Sosok Paling Diburu Israel dalam Badai Al-Aqsa
Dalam laporan The Times of Israel diungkap, Sinwar bergerak bersama para pengungsi dari utara ke selatan. Israel terlambat mengetahui pergerakan pria yang fasih berbahasa Ibrani itu.
Halo, saya Yahya Sinwar. Anda berada di tempat yang paling terlindungi di sini. Tidak akan terjadi apa-apa pada Anda.
Israel menduga Sinwar kini berada di Khan Younis. Sinwar lahir di kota di sisi selatan Gaza itu 61 tahun lalu. Kini, Sinwar diduga berada di salah satu terowongan di Khan Younis.
Hindari pelacakan
Guna menghindari pelacakan Israel, ketiga pemimpin Hamas itu dikabarkan tak mempunyai telepon pintar ataupun peranti elektronik. Selain itu, Deif dan Issa juga nyaris tak pernah muncul di publik. Wajah mereka sengaja dirahasiakan dari publik.
Sosok mereka begitu misterius hingga disebut manusia bayangan. Kemisteriusan Deif dan Issa ini membuat keberadaannya tak pernah terlacak Israel. Meski tak dikenali wajahnya, nama mereka begitu kuat di masyarakat. Dengan demikian, warga akan selalu mengikuti pesan mereka yang beberapa kali direkam lewat video tanpa raut muka.
Di antara trio itu, hanya Sinwar yang sering terlihat wajahnya di media massa. Bahkan, beberapa kali ia terlibat di hadapan publik. Ia juga pernah beberapa kali naik panggung.
Sementara itu, Deif yang merupakan komandan Brigade Izzauluddin Al-Qassam atau sayap militer Hamas hanya pernah dipotret sekali kali. Potret itu direkam kala ia berusia 20 tahun alias sudah hampir 40 tahun lalu.
Ada rumor Deif kehilangan salah satu kaki, tangan, dan matanya akibat serangan Israel. Tidak ada khalayak yang bisa memverifikasi rumor itu karena dia nyaris tidak pernah terlihat.
Berulang kali ia disasar Israel dan selalu selamat. Karena itu, ia dijuluki ”Kucing dengan Sembilan Nyawa”.
Baca juga: Invasi ke Gaza dan Perburuan Israel pada Tiga Pucuk Pemimpin Hamas
Adapun Issa merupakan wakil Deif dan sama misteriusnya. Ia pertama dan terakhir kali terekam kamera pada 2011. Sebelum dan setelah itu, tidak ada rekaman foto atau video Issa.
Bertemu sandera
Yocheved Lifshitz (85), mantan sandera Hamas, mengisahkan pertemuannya dengan Sinwar. Ia dan para sandera ditemui Sinwar di dalam terowongan. Pertemuan terjadi sekitar empat hari setelah Lifshitz diculik pasukan Hamas.
Lifshitz mengingat perbincangan dengan Sinwar dilakukan dalam bahasa Ibrani. Sinwar disebutnya berbicara seperti penutur asli. ”Halo, saya Yahya Sinwar. Anda berada di tempat yang paling terlindungi di sini. Tidak akan terjadi apa-apa pada Anda,” kata Sinwar kepada kelompok sandera dari Kibbutz Nir Oz itu.
Israel memandang Sinwar, Deif, dan Issa sebagai dalang dalam serangan 7 Oktober 2023. Menurut Israel, hampir 5.000 roket dan setidaknya 3.000 orang dikerahkan Hamas dan aneka kelompok bersenjata Gaza dalam serangan itu.
Akibat serangan itu, 1.200 tentara dan warga Israel tewas. Hamas dan aneka kelompok bersenjata juga menculik lalu menyandera 240 orang di berbagai lokasi di Gaza. Sebagian sandera sudah dibebaskan.
Serangan balasan
Israel membalas serangan itu lewat serbuan ke Gaza sejak 8 Oktober 2023 sampai sekarang. Tujuannya memburu Sinwar, Deif, Issa, dan orang-orang yang terlibat dalam penyerbuan.
Baca juga: Hamas Lepas 13 Sandera Israel, 10 Thailand dan 1 Filipina, Ditukar 39 Tahanan Palestina
Serangan yang di sela oleh jeda kemanusiaan itu praktis menghancurkan hampir seluruh Gaza. Setidaknya 8.697 anak-anak dan 4.410 perempuan tewas. Dikhawatirkan, masih banyak orang terjebak di berbagai puing bangunan di Gaza.
Saat ini, tank dan pasukan Israel sudah menembus jantung Khan Younis, kampung halaman Sinwar dan Deif. Keduanya tumbuh di kamp pengungsian di kota itu. Pertempuran antara pasukan Israel dan Hamas di sana sudah berlangsung lima hari sebelum akhirnya pasukan Israel mampu menembus pusat kota.
Suara gemuruh dan kepulan asap putih mengiringi masuknya barisan tank dan pasukan Israel ke kota utama di Jalur Gaza bagian Selatan itu. Rumah Sinwar sudah dikepung. Akan tetapi, tetap saja tidak ada hasil.
Padahal, mereka sudah mengepung Gaza yang hanya sedikit lebih luas dari Kota Surabaya selama 65 hari. Gedung dan bangunan di Gaza telah mereka hancurkan dan wilayah-wilayah pemukiman sudah mereka kosongkan dengan paksa.
Jaringan terowongan
Para pemimpin Hamas dituding menyusup di antara pengungsi. Mereka juga memanfaatkan jaringan terowongan di bawah Gaza. Israel menyebut jaringan terowongan itu sebagai ”Gaza Metro”.
Dari sejumlah maknanya, metro kerap menjadi nama untuk jaringan transportasi bawah tanah di berbagai kota. Metro juga singkatan dari metropolitan. Jaringan terowongan Gaza tidak hanya di bawah tanah. Jaringan itu juga amat rumit, luas, dan panjang sehingga seperti menjelma menjadi kota di bawah Gaza.
Baca juga: Terowongan, Penentu Perang Hamas-Israel
Jaringan terowongan itu mulai dibangun sejak 1980. Awalnya, terowongan digunakan untuk penyelundupan barang Gaza-Mesir. Diperkirakan panjang totalnya 500 kilometer dan sebagian setara banguan 10 lantai.
Beberapa terowongan yang sudah terungkap memperlihatkan terowongan dengan diameter sekitar 3 meter berdinding beton tebal. Dinding terowongan itu juga dilengkapi dengan kabel internet dan listrik. Di beberapa lokasi, pengamanannya sangat ketat, yaitu dengan jebakan-jebakan maut dan ranjau-ranjau peledak.
Terowongan ini tak tertembus sinyal telepon, internet, maupun sinyal elektromagnetik atau sinyal radio lainnya. Bagi orang yang tak tahu operasinya, kondisinya akan gelap gulita.
Dengan jaringan seluas itu, diduga ada ribuan bahkan puluhan ribu pintu masuk yang tersembunyi. Bisa saja pintunya di kamar, garasi, hingga gedung publik. Tidak ada yang tahu secara pasti selain Hamas dan pemilik terowongan.
Sejauh ini, pihak Israel mengklaim sudah menemukan 800 pintu masuk dan sudah menghancurkan 500 di antaranya. Namun, dibandingkan dengan ribuan pintu lainnya, temuan Israel ini belum berarti apa-apa dalam perburuan tiga pimpinan Hamas tersebut.
Begitu mengerikan jaringan terowongan itu bagi Israel, mereka mempunyai pasukan khusus yang dipersiapkan masuk ke sana. Pasukan itu bernama Samur yang artinya Musang. Meski berbekal persenjataan canggih dan kecerdasan buatan untuk memetakan pintu masuk terowongan dan pelacak orang, perburuan mematikan pasukan Israel belum menuai hasil.
Saling ancam
Seiring memanasnya pertempuran di Khan Younis, Hamas memperingatkan bahwa tidak ada sandera yang mereka tangkap pada tanggal 7 Oktober yang akan meninggalkan Gaza hidup-hidup kecuali tuntutan mereka dipenuhi.
Baca juga: Kisah Perang Terowongan, dari Sommes, Cu Chi, hingga Gaza
”Baik musuh fasis dan kepemimpinannya yang arogan, maupun para pendukungnya, tidak dapat menahan tawanan mereka hidup-hidup tanpa pertukaran dan negosiasi serta memenuhi tuntutan perlawanan,” kata juru bicara Hamas, Abu Obeida, dalam siaran televisi.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang belum juga bisa memenuhi janjinya menangkap para pemimpin Hamas di Gaza tak kalah panas melontarkan ancaman untuk memaksa Hamas menyerah dan meninggalkan dukungan pada Sinwar.
”Ini adalah awal dari berakhirnya Hamas. Saya katakan kepada Hamas: Ini sudah berakhir. Jangan mati demi Sinwar. Menyerahlah sekarang,” katanya, mengacu pada pemimpin Hamas di Gaza.
Kantor Netanyahu mengatakan, Hamas masih menyandera 117 orang dan sisa 20 orang lainnya tewas dalam penawanan atau selama serangan 7 Oktober. Hamas berharap dapat menukarnya dengan warga Palestina yang dipenjarakan oleh Israel.
Sebelumnya, Hamas mengatakan, Israel melancarkan serangkaian serangan yang sangat kejam yang menargetkan kota selatan Khan Younis serta jalan yang menghubungkannya ke Rafah dekat perbatasan dengan Mesir.
Dalam perburuan membabibuta itu, pasukan Israel juga menargetkan lokasi-lokasi pengungsian tanpa lagi perduli jatuhnya korban sipil. Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan, pasukan Israel menggerebek sebuah area dekat klinik organisasi PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA di jantung kamp Jabalia, tempat tim darurat dan petugas medis mengoperasikan pos medis. (AP/AFP/REUTERS)