Inggris Kembali Menunjukkan Komitmen di Indo-Pasifik
Pertahanan hanyalah aspek kecil dalam relasi Inggris dengan Indo-Pasifik. London perlu meningkatkan ke sektor lain.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
Dalam dua tahun, Inggris membuat dua Tinjauan Terpadu atas strategi globalnya. Pada kedua strategi itu, Indo-Pasifik dan khususnya Asia Tenggara menjadi perhatian London.
Sejak mengembalikan Hong Kong ke China pada 1997, ada kesan Inggris meninggalkan Indo-Pasifik. Semua seperti terbalik pada 2021.
Inggris menggebrak dengan tiga hal sekaligus. London mengeluarkan Tinjauan Terpadu (IR) yang dianggap sebagai panduan kebijakan luar negerinya. Inggris juga mengumumkan pembentukan AUKUS dengan Amerika Serikat dan Australia. Selain itu, ada Global Combat Air Programme (GCAP).
AUKUS dan GCAP disebut London sebagai pernikahannya dengan kawasan. Sebab, keduanya membuat Inggris akan terus hadir di kawasan selama beberapa puluh tahun ke depan.
Alasan hubungan
Juru bicara Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Faye Belnis, mengatakan, volume perdagangan Inggris-Indo Pasifik menembus 301 miliar pound sterling. Nilai itu dicatatkan pada empat triwulan hingga triwulan I-2023.
Dari perdagangan itu, 138,7 miliar pound sterling merupakan ekspor Inggris ke kawasan. Indo-Pasifik juga dihuni 1,7 juta warga Inggris," ujarnya, Selasa (5/12/2023), di Jakarta.
Hal lain, Indo-Pasifik diproyeksi menjadi penggerak utama perekonomian global. Kawasan ini dilewati 60 persen kapal niaga global. Semua itu adalah alasan Inggris perlu memperdalam hubungan dengan Indo-Pasifik.
Kementerian Pertahanan Inggris dalam pernyataan terpisah menyinggung soal geopolitik kawasan. Ketegangan Indo-Pasifik memang berpeluang dalam 10 tahun mendatang. Meski demikian, mayoritas negara di kawasan berusaha menjaga kestabilan Indo-Pasifik.
Inggris berkomitmen ikut menjaga kestabilan tersebut. Kehadiran Inggris dirancang untuk sesuai dengan kondisi geopolitik kawasan.
Wujudnya beragam. Inggris telah mengerahkan Gugus Tempur Laut HMS Queen Elizabeth pada 2021. Gugus itu direncanakan kembali ke Indo-Pasifik pada 2025.
London juga mengerahkan kapal patroli (OPV) pada 2021 dan Satuan Penanggap Pesisir (LRG) pada 2023. Inggris juga mempersiapkan pengerahan fregat dalam beberapa tahun mendatang.
Konsep strategi
Kebijakan Inggris soal Indo-Pasifik, antara lain, dipaparkan lewat IR 2021 dan IR 2023. Lewat IR 2023, Inggris menegaskan Indo-Pasifik sebagai pilar penting dan permanen kebijakan luar negerinya.
Sebenarnya, Inggris bukan kekuatan baru di kawasan. Sejak lama, Inggris punya perjanjian dagang dan keamanan dengan sebagian anggota ASEAN dan negara lain di kawasan. AUKUS, Kesepakatan Lima Negara (FPDA), hingga PancaNetra sebagai pelantar kerja sama intelijen adalah sebagian dari wujud kehadiran Inggris.
Memang, menurut Komisi Pertahanan pada Parlemen Inggris, strategi Indo-Pasifik Inggris belum terlalu jelas. Karena itu, parlemen merekomendasikan perumusan strategi yang lebih jelas. Kemenhan Inggris, antara lain, direkomendasikan merincikan strategi dan tanggapan pertahanan serta diplomatik pada potensi ancaman di kawasan.
ASEAN
Komisi Pertahanan pada Parlemen Inggris juga menyinggung soal hubungan dengan ASEAN. Hubungan dengan ASEAN adalah kesempatan bagi Inggris untuk memperdalam dan memperluas hubungan dengan kawasan.
Sejak Agustus 2022, Inggris resmi menjadi mitra dialog ASEAN. Bersamaan dengan status itu, Inggris mengumumkan rencana aksi hubungannya dengan ASEAN dalam beberapa tahun ke depan.
Menurut parlemen Inggris, ASEAN adalah organisasi kawasan yang paling matang. Rencana Aksi Agustus 2022 adalah kesempatan Inggris melembagakan hubungan dengan kawasan.
Bersama AUKUS dan QUAD, ASEAN dipandang sebagai mitra dan pelantar penting untuk mewujudkan visi Inggris di kawasan. ”Inggris perlu meningkatkan kerja sama keamanan maritim dengan ASEAN, membangun daya tahan bersama, serta memperdalam hubungan bilateral dengan anggotanya,” demikian pernyataan parlemen Inggris.
Parlemen mengingatkan, pertahanan hanyalah aspek kecil dalam relasi Inggris dengan Indo-Pasifik. London perlu meningkatkan ke sektor lain.