Pemerintah Filipina Jamin Keselamatan dan Keamanan Warga Pascapengeboman
Pascaledakan bom, warga dan komunitas Kota Marawi di Filipina Selatan saling memperkuat dan membantu menghadapi teror. Pemerintah Filipina melalui militer dan polisi memastikan perlindungan dan keselamatan warga.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
MANILA, SENIN - Pemerintah Filipina menegaskan keselamatan dan keamanan warga pascapengeboman di Marawi sangat penting. Pemerintah menginstruksikan kepolisian dan militer bersiaga penuh di Manila dan di wilayah Filipina selatan. Warga pun dilibatkan untuk menjaga keamanan.
Seperti diberitakan, bom meledak saat berlangsung misa di gelanggang olahraga di Universitas Negeri Mindanao (MSU), di Marawi, Filipina Selatan, Minggu (3/12/2023). Sedikitnya empat orang tewas dan puluhan orang terluka.
Paus Fransiskus berdoa untuk para korban baik yang tewas maupun terluka dalam pengeboman itu. Melalui pesan telegram, Paus Fransiskus menyampaikan duka mendalam atas kejadian itu.
Pascainsiden, melansir dari Kantor Berita Filipina PNA, Senin (4/12/2023), komunitas kampus dan warga Kota Marawi saling memperkuat dan saling membantu. Mereka menyiapkan bantuan bagi mahasiswa MSU yang takut untuk keluar dari asrama ataupun dari kampus. Pengusaha menyediakan makanan gratis bagi mahasiswa yang takut keluar, sementara sejumlah warga kota menawarkan rumah mereka sebagai titik pengungsian sementara.
Maruhom-Jalaluddin Ronsing, Spesialis Program Pendidikan pada Pusat Shariah MSU menjelaskan, staf fakultas dan mahasiswa secara sukarela menyediakan makanan bagi mereka yang tetap tinggal di kampus dan di asrama.
Walikota Marawi Majul Gandamra menegaskan, insiden yang terjadi tidak boleh merusak hubungan baik masyarakat, Muslim dan Kristen. Gadamra juga meminta warga kota untuk terus waspada dan mengabaikan berita bohong tentang insiden tersebut.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr melalui media sosial X pada hari Minggu meminta masyarakat tetap tenang. Ia menginstruksikan polisi dan angkatan bersenjata menjamin perlindungan dan keselamatan warga.
Seorang perwira tinggi Kepolisian Filipina Letnan Jenderal Emmanuel Peralta mengatakan, pascakejadian, kepolisian langsung menyiagakan kantor polisi di Mindanao. Di seluruh kota Marawi, polisi memperketat pengecekan di pos-pos pemeriksaan.
“Pengecekan itu untuk mencegah kemungkinan kejadian berulang,” jelas Peralta.
Penjaga Pantai Filipina juga menginstruksikan personel di setiap wilayah untuk meningkatkan pengumpulan data intelijen, melakukan inspeksi lebih ketat kepada penumpang kapal feri, hingga mengerahkankan anjing pelacak bom.
“Di tengah perilaku biadab ini, pelayanan publik terbaik harus diutamakan,” jelas Kepala Penjaga Pantai Laksamana Ronnie Gavan.
Di ibukota Filipina, Manila, kepolisian dan angkatan bersenjata juga bersiaga penuh. Manila turut menjadi perhatian karena menjelang libur Natal, aktivitas warga meningkat. Mulai dari perjalanan atau liburan yang meningkat hingga belanja, sehingga memunculkan kemacetan lalu lintas di mana-mana.
Menangkap Pelaku
Presiden Marcos menegaskan, pemerintah Filipina akan menangkap pelaku serangan untuk diadili. Menteri Pertahanan Filipina, Gilberto Teodore dalam konferensi pers menegaskan, operasi penegakan hukum untuk mengadili para pelaku terus dilanjutkan. Ia juga menyinggung ada “indikasi kuat keterlibatan pihak asing” dalam pengeboman di Marawi. Tetapi Teodore tidak merinci pihak asing itu.
Peralta mengatakan, dalam penyelidikan di lokasi turut ditemukan pecahan mortir 60 mm.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Romeo Brawner Jr mengatakan, untuk memastikan indentitas pelaku pengeboman, militer melihat dari berbagai sudut pandang. “Ada kemungkinan pengeboman itu adalah serangan balasan,” jelas Brawner.
Pada Minggu (3/12/2023) malam, seperti dilaporkan Reuters, kelompok bersenjata pro NIIS mengklaim mereka bertanggung jawab atas pengeboman yang mematikan di Kota Marawi itu.
Kantor Berita Xinhua pada 2 Desember 2023 melaporkan, militer Filipina melakukan operasi militer terhadap kelompok bersenjata di Filipina Selatan. Sebanyak 11 anggota kelompok bersenjata terkait NIIS tewas dalam kontak senjata selama 20 menit dengan tentara Filipina.
Letnan Kolonel Dennis Amorato, Juru Bicara Divisi VI Angkatan Darat Filipina mengatakan, kontak senjata itu terjadi di Datu Hoffer Ampatuan, sebuah kota di Provinsi Maguindanao del Sur.
Dalam operasi militer itu tentara Filipina mengerahkan jet tempur FA-50 dan artileri. “Kami melancarkan serangan udara untuk menghadapi sekitar 15 orang anggota kelompok bersenjata,” jelasnya.