Serangan Bom Saat Misa, Filipina Siaga
Belum jelas siapa pelaku serangan. Insiden terjadi setelah operasi militer menewaskan 11 anggota kelompok bersenjata.
MARAWI, MINGGU — Sedikitnya empat orang tewas dan puluhan orang lainnya terluka akibat bom yang meledak saat misa di gelanggang olahraga di Marawi, Filipina selatan, Minggu (3/12/2023). Militer Filipina dalam siaga tinggi menyusul insiden tersebut.
Ledakan bom terjadi di kompleks kampus Universitas Negeri Mindanao (MSU). Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengecam serangan tersebut. ”Saya mengecam keras serangan keji oleh teroris asing. Ekstremis yang melakukan kekerasan terhadap orang tak berdosa akan selalu dianggap musuh di masyarakat kami,” katanya.
Baca juga: Marawi Masih Jadi Magnet
Ledakan bom terjadi setelah operasi militer menewaskan 11 anggota kelompok bersenjata pada Jumat (1/12/2023) di Maguindanao del Sur, yang berjarak sekitar 200 kilometer dari lokasi kejadian. Marcos meminta masyarakat tetap tenang. Ia menginstruksikan polisi dan angkatan bersenjata untuk menjamin perlindungan dan keselamatan warga sipil serta komunitas yang rentan. ”Yakinlah, kami akan membawa pelaku tindakan kejam ini untuk diadili,” kata Marcos di media sosial X.
Belum jelas siapa terduga pelaku serangan teror tersebut. Komandan Divisi I Angkatan Darat Filipina Mayor Jenderal Gabriel Viray III mengatakan, saat ini militer dalam siaga tinggi. ”Pasukan kami tetap waspada dan menyelidiki motif serta mengidentifikasi penyerang untuk mencari benar-benar siapa yang berada di balik serangan ini,” ujarnya.
Yakinlah, kami akan membawa pelaku tindakan kejam ini untuk diadili.
Personel militer memeriksa sasana tempat berlangsungnya misa. Berdasarkan foto yang diedarkan kepolisian Lanao del Sur di akun Facebook, tak terlihat kerusakan parah, kecuali bekas-bekas terbakar di bagian tengah ruangan tempat ledakan terjadi. Kursi-kursi plastik putih berserakan. Video yang diunggah radio DZBB di medsos X memperlihatkan para petugas penyelamat membawa korban luka keluar dengan kursi plastik.
”Saya mengecam keras serangan bom di Gimnasium Dimaporo di Kampus Universitas Negeri Mindanao saat misa pagi berlangsung. Di Provinsi Lanao del Sur, hak asasi manusia dijunjung tinggi termasuk kebebasan menjalankan ibadah. Serangan teroris di lembaga pendidikan harus dikecam karena mengganggu upaya membangun perdamaian dan pembangunan wilayah kita,” kata Gubernur Lanao del Sur Mamintal Adiong Jr dalam pernyataan.
Kepala Polisi Wilayah Otonomi Bangsa Moro Brigadir Jenderal Allan Nobleza mengatakan, mereka sedang menyelidiki serangan bom. ”Ini salah satu hal yang kami seliidiki tentang serangan pagi ini. Baru saja aparat Filipina menindak teroris di wilayah Maguindanao del Sur,” kata Nobleza dalam wawancara dengan stasiun radio DZBB.
Nobleza mengatakan, polisi sedang mengadakan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan rekaman kamera pemantau (CCTV) di sekitar lokasi untuk mencari pelaku serangan teror tersebut. ”Kami mengumumkan status darurat di wilayah Otonomi Bangsa Moro menyusul serangan teroris di kampus Marawi,” ujarnya.
Baca juga: Marawi, Kota Indah di Mindanao yang Terkoyak
Kepolisian Filipina kini memperketat keamanan terutama di area publik. Pos-pos polisi juga disiapkan di tempat tersebut.
Kampus MSU mengecam serangan tersebut dan menyampaikan dukacita kepada para korban dan keluarga. Kampus MSU menyiapkan dukungan bagi korban dan keluarga. Rektorat MSU menegaskan prioritas untuk menjaga keamanan lingkungan kampus. Kampus menghentikan perkuliahan hingga pemberitahuan lebih lanjut dan juga menambah personel keamanan di lingkungan kampus yang berada di dekat Danau Marawi yang indah.
Kota Marawi merupakan kota Muslim terbesar di Filipina dengan akar sejarah Minang dan Palembang. Kota tersebut merupakan wilayah terbesar di wilayah Lanao del Sur, sempat dikuasai kelompok Maute selama beberapa bulan yang mengakibatkan 1.100 orang tewas.
Kala itu, Presiden Rodrigo Duterte kemudian mencanangkan pembangunan ulang Marawi dengan program Bangon Marawi. (AP/AFP/REUTERS)