Di Las Vegas, sekitar 10.000 orang menghadiri hajatan besar membahas perkembangan kecerdasan buatan dan teknologi cloud.
Oleh
ANTONIUS TOMY TRINUGROHO, DARI LAS VEGAS
·3 menit baca
Las Vegas, kota konvensi terbesar sejagat. Mungkin itulah sebutan yang tepat untuk mendeskripsikan Las Vegas yang dihuni sekitar 640.000 penduduk.
Memasuki wilayah udara Las Vegas pada Minggu (26/11/2023) siang waktu setempat atau lebih kurang Minggu malam WIB, dari pesawat di ketinggian, kota itu terlihat tak ubahnya maket dengan mobil mainan kecil bergerak ke sana kemari. Rumah-rumah dan gedung-gedung terlihat kecil. Hanya ada padang gurun di bagian luar ”maket kota Las Vegas”: pasir kecokelatan, nyaris tanpa vegetasi sama sekali.
Meninggalkan bandara Las Vegas, tampak kota dipenuhi gedung-gedung tempat hotel, arena konvensi, dan kasino beroperasi. Di Venetian, salah satu gedung penting di kota itu, arena konvensi yang begitu besar dipenuhi peserta hajatan akbar AWS re:Invent. Ada 10.000 orang dari seluruh penjuru dunia datang ke acara yang berlangsung sejak Senin (27/11/2023) hingga akhir pekan ini.
Di Venetian dan di gedung-gedung lain di Las Vegas, lobi hotel menyatu dengan hall besar yang dipenuhi begitu banyak mesin jackpot, meja rolet, dan meja permainan kartu. Pada Minggu malam waktu setempat, arena kasino Venetian dan Hotel Wynn & Encore (tempat sebagian peserta acara AWS re:Invent menginap) dipenuhi orang dari berbagai usia. Bersama kerabat dan sahabat, mereka bermain rolet, kartu, dan mesin jackpot elektronik dengan gembira.
Sementara itu, arena utama ekspo di Venetian dipenuhi warga dari berbagai negara untuk mengambil tanda pengenal atau badge selaku peserta AWS re:Invent. Mereka mendapatkan pula tumbler serta hoodie (jaket kain dengan penutup kepala).
Tak jauh dari area besar tempat pengambilan badge, turun ke lantai dasar, terdapat area besar lainnya untuk tempat makan. ”Setiap hari kami menyiapkan 17.000 porsi,” ujar seorang petugas, Jennine.
Jumlah 17.000 porsi itu tersebar dalam bentuk paket makanan yang bisa dibawa pergi dan berbagai menu di 65 buffet atau meja tempat mengambil aneka makanan. Semua disediakan gratis.
Ada 10.000 orang yang diperkirakan menghadiri AWS re:Invent di Las Vegas pada tahun ini. Sudah berkali-kali hajatan besar global AWS diadakan di Las Vegas setiap tahunnya.
Pada hajatan itu, ribuan orang yang berkecimpung di bidang teknologi informatika (TI) berkumpul. Ada ahli infrastruktur TI (jaringan, server, dan sebagainya) serta praktisi dan ahli pemrograman yang hadir untuk mendengarkan pemaparan dari pemimpin perusahaan teknologi seperti Amazon Web Service (AWS), atau berdiskusi di antara mereka mengenai perkembangan terbaru,
Generative AI (artificial intelligence) menjadi topik yang paling hangat. Selain itu, tentu saja perkembangan terbaru mengenai machine learning dari para pakar dan pemimpin tinggi perusahaan-perusahaan teknologi. Pembicara penting antara lain CEO AWS Adam Selipsky, Vice President of AWS Data & AI Swami Sivasubramanian, dan Senior Vice President AWS Utility Computing Peter DeSantis.
Perusahaan raksasa AWS berdiri pada 2002 atau 21 tahun lalu dan merupakan pionir penyedia jasa cloud computing. Jasa ini lebih kurangnya memberikan layanan penyimpanan, pengolahan, dan menawarkan jasa pengolahan data berbasis AI kepada pelanggan. Cloud menjadi industri raksasa karena seluruh perusahaan sekarang membutuhkan TI.
Digitalisasi yang dilakukan perusahaan-perusahaan (sekadar pengarsipan hingga pembuatan aplikasi dan pengolahan data pelanggan yang bergabung di aplikasi itu) memerlukan server besar serta sistem pengolahan. Biaya menjadi lebih murah jika semua prosesnya memanfaatkan jasa cloud yang ditawarkan korporasi seperti AWS. Pesaing AWS antara lain Microsoft Azure dan Alibaba Cloud.
Perusahaan-perusahaan penyewa jasa cloud cukup membayar sejumlah uang. Mereka tak perlu membeli server besar atau membuat sendiri program pengolahan data yang menelan biaya sangat besar. Korporasi penyedia cloud melakukan semua itu: menyediakan infrastruktur fisik server, jaringan, dan pengembangan program.
Digitalisasi yang dilakukan perusahaan-perusahaan (sekadar pengarsipan hingga pembuatan aplikasi dan pengolahan data pelanggan yang bergabung di aplikasi itu) memerlukan server besar serta sistem pengolahan.
Dengan menghasilkan ratusan jenis produk, AWS diperkirakan mengeruk penghasilan (revenue) pada tahun 2022 sebesar 80 miliar dollar Amerika Serikat. Angka itu lebih kurang setara Rp 1.200 triliun. Sebagai perbandingan, dalam RAPBN 2023, pendapatan negara Indonesia ditargetkan Rp 2.463 triliun. Dengan kata lain, pendapatan AWS lebih kurang separuh dari target pendapatan negara Indonesia tahun 2023.
Cloud membantu kemunculan begitu banyak start-up atau perusahaan rintisan yang sangat mengandalkan inovasi. Penyebabnya, jasa cloud menekan biaya yang harus dikeluarkan oleh start-up menjadi nyaris nol. Ongkos pembuatan produk baru dapat ditekan begitu kecil berkat kehadiran teknologi cloud (Jinzy Zhu, ”Cloud Technologies and Applications” dalam Handbook of Cloud Computing, 2010).
Teknologi cloud kini sudah jauh berkembang dibandingkan dengan saat mulai meluas pada lebih dari satu dekade silam. Tahun ini ada 10.000 orang yang kembali berkumpul di Las Vegas selama seminggu untuk membahas perkembangan terbaru teknologi cloud dan inovasi terakhir kecerdasan buatan, yakni generative AI. Inovasi ini bisa berkembang luas dan maju pesat dalam waktu singkat antara lain berkat teknologi cloud.