Jokowi Tegaskan Komitmen Indonesia Jadikan Pasifik Damai, Stabil, dan Sejahtera
Di sela-sela KTT APEC, Presiden Jokowi menggelar pertemuan trilateral dengan PM Papua Niugini dan PM Fiji serta dengan Presiden Peru. Indonesia berkomitmen menjadikan Pasifik sebagai kawasan damai, stabil, dan sejahtera.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menegaskan komitmen Indonesia menjadikan kawasan Pasifik damai, stabil, dan sejahtera. Hal ini disampaikan Kepala Negara saat menggelar pertemuan trilateral bersama dengan Perdana Menteri Papua Niugini James Marape dan Perdana Menteri Fiji Sitiveni Rabuka.
Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan dua perdana menteri negara kawasan Pasifik tersebut digelar di Moscone North, San Francisco, Amerika Serikat, Kamis (16/11/2023) waktu setempat. ”Saya tegaskan kembali, Indonesia berkomitmen kuat menjadikan kawasan Pasifik sebagai kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera,” kata Presiden Jokowi.
Saya tegaskan kembali, Indonesia berkomitmen kuat menjadikan kawasan Pasifik sebagai kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera.
Kepala Negara pun menyebut pertemuan ketiga negara tersebut mencerminkan hubungan persaudaraan yang semakin erat antarsesama negara Pasifik. Presiden Jokowi juga mengapresiasi Melanesian Spearhead Group (MSG) dan Pacific Islands Forum (PIF) yang telah menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia dalam sejumlah pertemuan.
”Saya juga ikuti dari dekat pelaksanaan KTT MSG dan KTT PIF. Saya mengapresiasi posisi MSG dan PIF yang menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia,” kata Presiden Jokowi.
Pada kesempatan tersebut Kepala Negara menyampaikan, Indonesia akan terus berkomitmen memperkuat hubungan Indonesia dengan MSG dan PIF melalui sejumlah kerja sama yang nyata. ”Komitmen ini telah ditunjukkan oleh Indonesia dalam berbagai kesempatan, antara lain mengundang PIF di KTT G20 dan KTT ASEAN. Indonesia telah berhasil mendorong terjadinya kerja sama antara Sekretariat ASEAN dan PIF,” katanya.
Komitmen ini telah ditunjukkan oleh Indonesia dalam berbagai kesempatan, antara lain mengundang PIF di KTT G20 dan KTT ASEAN. Indonesia telah berhasil mendorong terjadinya kerja sama antara Sekretariat ASEAN dan PIF.
Presiden Jokowi mengungkapkan harapan Indonesia untuk menjadi mitra dalam pembangunan MSG dan PIF. Presiden pun turut senang melihat sejumlah progres pembangunan fasilitas publik yang telah dilaksanakan di Fiji dan juga Papua Niugini.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Dalam kesempatan lain, Presiden Jokowi menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Peru Dina Boluarte di Moscone Center, San Francisco. Pada kesempatan itu Presiden Jokowi menyampaikan komitmen Indonesia untuk mendukung keketuaan Peru dalam APEC 2024. Seusai menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Boluarte, Kepala Negara mengikuti sesi fofo bersama para pemimpin ekonomi APEC.
Saling menguntungkan
Sementara itu, saat berpidato pada Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) di San Francisco, Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia selalu terbuka melakukan kerja sama dengan siapa pun berdasarkan prinsip saling menguntungkan. Prinsip inilah yang mendasari Indonesia berpartisipasi dalam perundingan IPEF.
”Saling memahami kebutuhan nasional, terutama kepentingan negara berkembang, adalah kunci untuk menjalin kerja sama yang baik,” kata Presiden Jokowi di hadapan para pemimpin negara yang hadir.
Saling memahami kebutuhan nasional, terutama kepentingan negara berkembang, adalah kunci untuk menjalin kerja sama yang baik.
Menurut Presiden Jokowi, kesuksesan IPEF akan sangat bergantung pada bagaimana para pihak merasa saling diuntungkan. Kerja sama pembangunan ekonomi hijau, perluasan perdagangan dan investasi, transisi energi, serta penguatan rantai pasok mineral kritis akan menjadi pilar penting kerja sama IPEF.
Kita harus menghadirkan kerja sama yang konkret di prioritas-prioritas tersebut. Saya mengapresiasi penandatanganan perjanjian pilar dua mengenai rantai pasok, bentuk pencapaian konkret negara-negara IPEF merespons disrupsi rantai pasok global.
”Kita harus menghadirkan kerja sama yang konkret di prioritas-prioritas tersebut. Saya mengapresiasi penandatanganan perjanjian pilar dua mengenai rantai pasok, bentuk pencapaian konkret negara-negara IPEF merespons disrupsi rantai pasok global,” kata Presiden Jokowi.
Kepala Negara juga menyambut baik penyelesaian substantif perundingan pilar ketiga, yaitu ekonomi bersih, dan pilar keempat, yakni ekonomi yang adil. Indonesia berkomitmen untuk menyelesaikan perundingan pilar kesatu pada tahun 2024 dan mengimplementasikan kesepakatan bersama.
Saat bertemu delegasi dari US Special Presidential Envoy for Climate (US SPEC) John Kerry di Moscone Center, Presiden Jokowi juga menegaskan kehadiran Indonesia dalam KTT APEC adalah untuk menyuarakan isu perubahan iklim.
Seperti ditayangkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Presiden Jokowi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2023 bersama para pemimpin ekonomi lainnya. Saat memberi sambutan di sesi pertama pertemuan para pemimpin APEC tersebut, Presiden AS Joe Biden mengapresiasi kehadiran mereka.
Kehadiran Indonesia dalam KTT APEC adalah untuk menyuarakan isu perubahan iklim.
Presiden Biden pun mengulang pernyataan yang disampaikannya pada acara CEO Summit pagi harinya. Dunia sekarang berada di persimpangan, di mana keputusan yang dibuat saat ini akan memengaruhi arah ke depan.
Menurut Presiden Biden, hal ini menjadi sangat nyata dalam kaitannya dengan persoalan iklim. Semua negara menghadapi tantangan sama yang merupakan ancaman nyata terhadap kemanusiaan.
Semua sudah melihat tanda-tanda mengenai hal yang akan datang apabila kita tidak beraksi. Hal dimaksud seperti kekeringan, banjir, kenaikan muka air laut, peningkatan suhu, pola cuaca yang semakin tidak dapat diperkirakan, dan pasar yang juga semakin tidak dapat diprediksi.
Presiden Biden pun menyebutkan tanggung jawab semua pihak terhadap emisi global dan untuk menemukan solusi selagi masih ada waktu untuk mengubah arah.