Forum ASEAN Indo-Pasifik mampu mendorong kerja sama dan mengesampingkan rivalitas. Tanpanya, kemakmuran bersama dan stabilitas kawasan sulit dicapai.
Oleh
NINA SUSILO, AGNES THEODORA WOLKH WAGUNU
·3 menit baca
Jakarta, Kompas - Forum ASEAN Indo-Pasifik atau AIPF diharap mampu mendorong kerja sama dan mengesampingkan persaingan. Dengan demikian, tantangan global yang menghadang bisa diatasi secara bersama.
Presiden Joko Widodo membuka Forum Indo Pasifik ASEAN (AIPF) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Pertemuan ini dihadiri para pemimpin negara ASEAN maupun negara mitra yang berada di Jakarta untuk berpartisipasi dalam KTT ke-43 ASEAN dan pertemuan-pertemuan lainnya. Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengingatkan kawasan Indo Pasifik tidak imun dari berbagai tantangan global dan rivalitas geopolitik yang menajam khususnya konflik di Indo Pasifik.
“Karena itu, AIPF hadir untuk mengubah rivalitas di Indo Pasifik menjadi kerja sama yang bermanfaat serta membangun habit of cooperation yang win-win formula, tanpa satupun merasa dikucilkan,” tuturnya.
ASEAN sendiri disebut Presiden Jokowi sebagai kekuatan ekonomi yang terbukti tangguh. Saat ini, ujarnya, perekonomian ASEAN terus tumbuh melebihi ekonomi global dan kawasan lainnya. Selain itu, ASEAN yang memiliki 680 juta jiwa juga merupakan pasar yang potensial dengan peluang investasi yang menjanjikan.
Untuk mendorong kerja sama di kawasan Indo-Pasifik, terdapat tiga agenda utama AIPF. Agenda pertama adalah infrastruktur hijau dan rantai pasok yang resilien. Untuk membangun ekonomi ASEAN yang tumbuh lebih kokoh, menurut Presiden Joko Widodo dalam sambutannya di Pembukaan AIPF, Jakarta, Selasa (5/9/2023) siang, bisa dilakukan melalui hilirisasi industri dan pembangunan ekosistem kendaraan listrik. Hal ini secara konkret bisa dilakukan untuk membangun rantai pasok kawasan.
Agenda kedua adalah pembiayaan yang berkelanjutan dan inovatif. Hal ini menjadi penting karena ASEAN membutuhkan 29,4 triliun dollar AS untuk transisi energi. Untuk itu, dibutuhkan skema pembiayaan yang inovatif melalui kemitraan yang saling menguntungkan dan berkelanjutan.
Adapun agenda ketiga terkait dengan tranformasi digital dan ekonomi kreatif. Agenda ini dinilai penting karena ekonomi digital di ASEAN pada 2030 diperkirakan tumbuh hingga satu triliun dollar AS. Adopsi teknologi digital pun diperlukan untuk mendukung ekonomi kreatif dan UMKM.
Menteri BUMN Erick Thohir dalam laporannya menyampaikan AIPF sekaligus menjadi saat untuk memanfaatkan peluang dan membangun masa depan yang lebih terhubung, lebih sejahtera, dan lebih berkelanjutan bagi ASEAN dan kawasan Indo Pasifik. “ ASEAN Outlook on the Indo Pacific menjadi bagian upaya kita untuk memperkuat kerja sama kawasan dan meningkatkan pembangunan yang lebih berkelanjutan,” tuturnya.
Dengan semangat bersama untuk mendorong pertumbuhan serta menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas dan kemakmuran di Indo Pasifik, dialog yang konstruktif dibangun. Kerja sama pembangunan yang konkret baik melalui badan usaha milik negara maupun sektor swasta juga terus diperkuat.
Presiden Joko Widodo pun mengapresiasi dukungan dan kontribusi negara-negara ASEAN dan negara mitra ASEAN. Saat ini, kata Presiden dalam sambutannya di Pembukaan Forum ASEAN Indo Pasifik (AIPF), Selasa (5/9/2023) di Jakarta, telah terkumpul 93 proyek kerja sama senilai 38,2 miliar dollar AS. Selain itu, masih ada 73 proyek potensial senilai 17,8 miliar dollar AS. “Ini mencerminkan komitmen kita membangun Indo Pasifik yang damai stabil dan makmur. Semoga ikhtiar kita dapat memberikan manfaat yang besar untuk kawasan dan dunia,” katanya.