AS dan Jepang Diajak untuk Jaga Stabilitas Kawasan Asia Tenggara
Peran Amerika Serikat dan Jepang diyakini sentral dalam upaya menciptakan kedamaian, kesejahteraan, dan keamanan di kawasan Asia Tenggara.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin dan Menhan Jepang Minoru Kihara hadir berdiskusi bersama negara-negara di ASEAN mengenai kedamaian serta kesejahteraan di kawasan. Pada kesempatan itu, Menhan RI Prabowo Subianto mengajak dua negara tersebut untuk turut menjaga stabilitas di Asia Tenggara.
Pertemuan berlangsung secara informal seusai The 17th ASEAN Defence Ministers’ Meeting (ADMM) 2023 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (15/11/2023). AS mendapat giliran lebih dulu untuk bertemu Menhan di ASEAN ketimbang Jepang.
Dalam sambutannya, Menhan Prabowo menyinggung hubungan ASEAN dengan AS dan Jepang yang telah berlangsung dalam berbagai level. Relasi yang telah terjalin dengan dua negara tersebut berkontribusi besar dalam kedamaian dan kesejahteraan kawasan.
”Saya secara personal meminta dukungan Anda (Menhan AS Lloyd Austin) untuk kontrak implementasi proyek dan program yang akan menguntungkan dua belah pihak dan kawasan Indo-Pasifik,” ujar Prabowo.
Hal ini mengingat posisi AS yang sentral dalam permasalahan di Asia, di antaranya polemik Laut China Selatan, semenanjung Korea, selat Taiwan, dan krisis politik di Myanmar. Masalah-masalah tersebut, kata Prabowo, berpotensi mengganggu stabilitas di Asia Tenggara.
Hubungan AS dan ASEAN yang semakin dekat mampu membangun resiliensi untuk mewujudkan kedamaian, kesejahteraan, dan keamanan di kawasan. Bidang yang penting adalah peningkatan kapasitas pertahanan negara anggota ASEAN, kerja sama teknologi, hingga latihan bersama.
Meskipun baru, Jepang diuntungkan karena sudah memiliki hubungan kuat dengan ASEAN disektor ekonomi dan budaya. Di sektor keamanan, mereka akan masuk melalui latihan bersama, kunjungan resmi, penjualan dan hibah alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Hal senada juga disampaikan Prabowo saat bertemu Menhan Jepang secara informal. Masalah dan ancaman global terus berkembang, ASEAN membutuhkan teknologi pertahanan dan kebencanaan. ”Saya sangat sadar kemampuan Anda (Jepang) di bidang-bidang itu. Saya percaya kerja sama kita bisa menguntungkan kedua belah pihak,” katanya.
Ia turut menyinggung potensi masalah yang ada di kawasan dan meminta Jepang untuk ikut menjaga stabilitas. ”Segala masalah harus diselesaikan secara damai dan kooperatif ketimbang tidak patuh kompetisi,” tuturnya.
Secara terpisah, analis pertahanan dari Semar Sentinel, Fauzan Malufti, mengutarakan, AS dan Jepang tengah berupaya meningkatkan kerja sama pertahanannya dengan ASEAN. Hal itu mereka tempuh melalui jalur bilateral dan multilateral.
Sejak Perang Dunia II, AS telah menjadi pemain besar di kawasan Indo-Pasifik dan mayoritas persenjataan negara ASEAN berasal dari AS. Prajurit juga kerap dikirim ke AS untuk memperoleh pendidikan dan pelatihan. Di sisi lain, Jepang merupakan pemain baru sektor keamanan dan tengah berambisi meningkatkan kerja sama pertahanan dengan ASEAN.
”Meskipun baru, Jepang diuntungkan karena sudah memiliki hubungan kuat dengan ASEAN di sektor ekonomi dan budaya. Di sektor keamanan, mereka akan masuk melalui latihan bersama, kunjungan resmi, penjualan dan hibah alat utama sistem persenjataan (alutsista),” katanya.
Keinginan AS dan Jepang tersebut, kata Fauzan, menegaskan posisi ASEAN yang sangat strategis di Indo-Pasifik dan Global. Selain itu, mereka juga berkepentingan untuk membendung pengaruh China di ASEAN.