Pertemuan Menteri Pertahanan di ASEAN Soroti Kondisi Gaza dan Ukraina
Pelajaran yang bisa dipetik dari perang di Ukraina dan eskalasi konflik di Gaza adalah kedamaian, kesejahteraan, dan keamanan yang bisa dicuri dengan sangat cepat.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN, JOSIE SUSILO HARDIANTO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Eskalasi konflik di Gaza dan perang Rusia-Ukraina turut menjadi pembahasan dalam pertemuan Menteri Pertahanan se-ASEAN. Mereka menyerukan agar konflik segera berakhir dan akses bantuan kemanusiaan dibuka selebar-lebarnya. Selain itu, konflik yang terjadi di dunia juga menjadi pembelajaran keamanan di Asia Tenggara.
Hal itu mengemuka saat pembukaan The 17th ASEAN Defence Ministers’ Meeting (ADMM) 2023 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (15/11/2023). Pertemuan itu dihadiri Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, Menhan II Brunei Darussalam Awang Halbi, Menhan Kamboja Jenderal Tea Seiha, Menhan Laos Jenderal Chansamone Chanyalath, Menhan Malaysia Mohamad bin Haji Hasan, dan Menhan Filipina Gilberto Teodoro.
Selain itu, hadir pula Menhan Singapura Ng Eng Hen, Menhan Thailand Sutin Klangsang, Menhan Vietnam Jenderal Phan Van Giang, Menhan Timor Leste Donaciano Do Rosario Da Costa Gomes, dan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn. Seluruh perwakilan dari negara di Asia Tenggara hadir kecuali delegasi Myanmar.
Prabowo mengatakan, eskalasi konflik yang terjadi di dunia, misalnya di Ukraina dan Timur Tengah, memperparah krisis kemanusiaan yang berdampak global. Kondisi tersebut membutuhkan upaya dan peran lokal hingga regional.
”Kami sedih dengan situasi yang kian memburuk di Gaza, khususnya pada kondisi kemanusiaannya. Kami terus memantau perkembangan di sana. Sikap Indonesia jelas dan tegas, hentikan pertempuran dan buka koridor kemanusiaan,” ujarnya.
Ia juga menyinggung 21 ton dari 51 ton bantuan dari Indonesia untuk Palestina yang telah tiba di sana. RI juga tengah mengajukan diri untuk meningkatkan bantuan kapal rumah sakit dan bantuan kesehatan bagi warga Palestina di Tanah Air. Untuk itu, Prabowo mengajak negara-negara di ASEAN untuk melakukan hal yang sama.
Pelajaran yang bisa dipetik dari perang di Ukraina dan eskalasi konflik di Gaza adalah kedamaian, kesejahteraan, dan keamanan bisa dicuri sangat cepat.
Selain ASEAN, organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) diminta untuk beraksi lebih keras dalam mencegah timbulnya konflik-konflik serupa. Dalam ADMM 2023, Prabowo berharap negara-negara ASEAN bisa berdiskusi secara konstruktif, mencari solusi, hingga upaya pertahanan di kawasan.
”Sebab, dalam konteks ini, kedamaian dan keamanan suatu negara merupakan faktor terikat dengan pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.
Hal senada diutarakan Menhan II Brunei Darussalam Awang Halbi, Menhan Kamboja Jenderal Tea Seiha, dan Menhan Filipina Gilberto Teodoro. Mereka berkomitmen untuk berdiskusi lebih lanjut perihal eskalasi konflik yang terjadi di dunia dan bagaimana ASEAN bisa mengambil peran.
Menhan Singapura Ng Eng Hen menuturkan, tema ADMM, yakni ”Peace, Prosperity, and Security”, sudah sesuai dengan kebutuhan saat ini. Tantangan global dan kawasan menunjukkan kedamaian bisa direbut dalam waktu yang cepat.
”Pelajaran yang bisa dipetik dari perang di Ukraina dan eskalasi konflik di Gaza adalah kedamaian, kesejahteraan, dan keamanan bisa dicuri sangat cepat,” tuturnya.
Semua pihak, lanjut dia, menduga tidak mungkin ada invasi yang terjadi terhadap Ukraina, begitu pula eskalasi konflik di Timur Tengah. Kedamaian relatif hilang apabila pemimpin negara tidak fokus. Dalam konteks ASEAN, kondisi aman bisa dipicu melalui konflik di Asia.
Menurut Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn, kontribusi negara di Asia Tenggara sangat krusial untuk isu global. Momen ini perlu dimanfaatkan untuk meningkatkan resiliensi dan membangun rencana strategis peran ASEAN, khususnya di kawasan Indo-Pasifik.